Beban juara di Swiss Open
A
A
A
Sindonews.com - Pebulu tangkis Indonesia kembali mendapat tantangan.Mereka harus bisa lebih baik lagi mencetak prestasi saat mengikuti Turnamen Swiss Open Grand Prix Gold di St Jacob Park, Basel, Swiss,13-18 Maret mendatang.
Mereka memang wajib memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan prestasi terbaik ketika diberikan kepercayaan dari PB PBSI saat mengikuti turnamen tersebut. Kemenangan mutlak didapat karena Indonesia sudah terlalu lama gagal membawa gelar juara ke Tanah Air.
Gelar terakhir yang bisa diselamatkan Indonesia adalah gelar ganda putra melalui pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto pada 2005. Artinya,masyarakat Indonesia telah menunggu waktu selama tujuh tahun hingga momentum emas itu kembali datang tahun ini.
Selain itu,kemenangan bisa kembali membakar animo pencinta bulu tangkis Indonesia.Sebelumnya atmosfer bulu tangkis Tanah Air menggeliat setelah pasangan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir menjuarai nomor campuran All England, Minggu (11/3).
Pencapaian mereka sangat fantastis karena memecahkan penantian panjang selama 33 tahun meraih gelar ganda campuran. Sekretaris Jenderal PB PBSI Yacob Rusdianto memang mengharapkan turnamen di Swiss bisa menjadi kebangkitan kembali.
Apalagi,kemenangan Tontowi/Lilyana bisa meningkatkan motivasi pebulu tangkis lainnya agar mengikuti jejak mereka. ''Kami jelas sangat mengharapkan itu, yakni ada pebulu tangkis Indonesia yang kembali meraih gelar juara. Kendati tidak mudah merealisasikannya, saya optimistis anak-anak tentunya akan melakukan yang terbaik,”sebut Yacob.
Pebulu tangkis Indonesia memang tak akan mudah mendapatkan gelar juara Swiss Open tahun ini. Di nomor tunggal putra, misalnya. Dua pebulu tangkis Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka dan Sony Dwi Kuncoro bakal mendapatkan rintangan terjal pada babak pertama.
Dio—sapaan Dionysius—akan berjibaku dengan pentolan Thailand Boonsak Ponsana, sedangkan Sony akan menghadapi keuletan wakil Korea Selatan (Korsel) Lee Hyun-il. Begitu juga dengan Simon Santoso.
Meski di atas kertas bisa mengatasi wakil Jepang Takuma Ueda di babak pertama, Simon kemungkinan akan mengalami batu sandungan ketika lolos ke babak ketiga jika bertemu unggulan kedua asal China Chen Long.
Sementara Taufik Hidayat memiliki peluang besar ketimbang wakil Indonesia lainnya.Di babak pertama, Taufik akan menghadapi Wong Zi Liang Derek (Singapura). Jika lolos,Taufik tak akan menemui lawan sepadan hingga babak ketiga.
Dia kemungkinan akan menemui hambatan ketika lolos ke babak perempat final. Sebab, ada kemungkinan suami Ami Gumelar ini bakal berjumpa unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei.
''Banyak potensi bisa terjadi di turnamen itu. Bahkan,prediksi itu kemungkinan bisa berubah jika tak mampu menampilkan permainan terbaik. Kami hanya ingin pemain mengerahkan segenap kemampuannya demi Indonesia,”tutur Yacob.
Mereka memang wajib memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan prestasi terbaik ketika diberikan kepercayaan dari PB PBSI saat mengikuti turnamen tersebut. Kemenangan mutlak didapat karena Indonesia sudah terlalu lama gagal membawa gelar juara ke Tanah Air.
Gelar terakhir yang bisa diselamatkan Indonesia adalah gelar ganda putra melalui pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto pada 2005. Artinya,masyarakat Indonesia telah menunggu waktu selama tujuh tahun hingga momentum emas itu kembali datang tahun ini.
Selain itu,kemenangan bisa kembali membakar animo pencinta bulu tangkis Indonesia.Sebelumnya atmosfer bulu tangkis Tanah Air menggeliat setelah pasangan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir menjuarai nomor campuran All England, Minggu (11/3).
Pencapaian mereka sangat fantastis karena memecahkan penantian panjang selama 33 tahun meraih gelar ganda campuran. Sekretaris Jenderal PB PBSI Yacob Rusdianto memang mengharapkan turnamen di Swiss bisa menjadi kebangkitan kembali.
Apalagi,kemenangan Tontowi/Lilyana bisa meningkatkan motivasi pebulu tangkis lainnya agar mengikuti jejak mereka. ''Kami jelas sangat mengharapkan itu, yakni ada pebulu tangkis Indonesia yang kembali meraih gelar juara. Kendati tidak mudah merealisasikannya, saya optimistis anak-anak tentunya akan melakukan yang terbaik,”sebut Yacob.
Pebulu tangkis Indonesia memang tak akan mudah mendapatkan gelar juara Swiss Open tahun ini. Di nomor tunggal putra, misalnya. Dua pebulu tangkis Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka dan Sony Dwi Kuncoro bakal mendapatkan rintangan terjal pada babak pertama.
Dio—sapaan Dionysius—akan berjibaku dengan pentolan Thailand Boonsak Ponsana, sedangkan Sony akan menghadapi keuletan wakil Korea Selatan (Korsel) Lee Hyun-il. Begitu juga dengan Simon Santoso.
Meski di atas kertas bisa mengatasi wakil Jepang Takuma Ueda di babak pertama, Simon kemungkinan akan mengalami batu sandungan ketika lolos ke babak ketiga jika bertemu unggulan kedua asal China Chen Long.
Sementara Taufik Hidayat memiliki peluang besar ketimbang wakil Indonesia lainnya.Di babak pertama, Taufik akan menghadapi Wong Zi Liang Derek (Singapura). Jika lolos,Taufik tak akan menemui lawan sepadan hingga babak ketiga.
Dia kemungkinan akan menemui hambatan ketika lolos ke babak perempat final. Sebab, ada kemungkinan suami Ami Gumelar ini bakal berjumpa unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei.
''Banyak potensi bisa terjadi di turnamen itu. Bahkan,prediksi itu kemungkinan bisa berubah jika tak mampu menampilkan permainan terbaik. Kami hanya ingin pemain mengerahkan segenap kemampuannya demi Indonesia,”tutur Yacob.
()