Mia Audina dkk bersinar setelah pindah warga negara

Selasa, 13 Maret 2012 - 11:02 WIB
Mia Audina dkk bersinar...
Mia Audina dkk bersinar setelah pindah warga negara
A A A
Sindonews.com - Turnamen bulu tangkis Swiss Open punya cerita menarik bagi Indonesia.Turnamen ini mengingatkan banyak orang tentang prestasi bagus sejumlah pebulu tangkis Merah Putih setelah pindah kewarganegaraan.

Fung Permadi dan Mia Audina Tjiptawan, misalnya.Fung pernah menjaga reputasi Indonesia di Swiss Open dengan menjuarai nomor tunggal putra edisi 1993. Prestasi itu membuat Merah Putih menjuarai sektor tunggal putra selama dua musim berturut-turut.

Sebelumnya Joko Suprianto merebut juara pada 1992. Itu bukan satu-satunya sukses yang diraih Fung di turnamen ini. Beberapa tahun berselang, tepatnya pada 1999, sosok yang kini berusia 44 tahun itu kembali merebut gelar juara. Sayang, dia tak mewakili Indonesia,melainkan Taiwan. Fung tidak lagi mewakili Indonesia sejak 1996.

Konon, dia mengambil langkah ini karena jarang mendapat kesempatan tampil di turnamen internasional. Ironisnya, prestasi yang dicapainya bersama negara anyar lebih mentereng ketimbang saat masih jadi anggota pelatnas. Bersama Indonesia, Fung menggondol tiga gelar. Selain Swiss Open 1993, dia juga merajai Kanada Open (1990) dan Jerman Open (1990).

Prestasi lainnya saat menjadi anggota tim Thomas Indonesia. Sementara dengan Taiwan, dia menghasilkan lima trofi yang mayoritas turnamen bergengsi, termasuk China Open 1996.

Prestasi Fung bersama Taiwan mendapat pengakuan dari pemerintah setempat. Sebagai bentuk balas jasa,dia bahkan diangkat sebagai pelatih setelah gantung raket.Menariknya,dia juga sekarang menjabat manajer tim PB Djarum. Hal serupa diperlihatkan Mia.

Sosok yang kini berusia 32 tahun itu mencatat sejumlah prestasi saat masih membela Indonesia.Tapi,torehannya jauh lebih berkilap setelah menjadi warga negara Belanda. Mia sempat masuk tim Piala Uber Indonesia saat berusia 14 tahun.Itu menahbiskannya sebagai anggota tim Piala Uber termuda sepanjang sejarah bulu tangkis.

Lebih lanjut,wanita kelahiran Jakarta itu mendapat julukan Si Anak Ajaibkarena menjadi penentu kemenangan Indonesia saat menjuarai Piala Uber 1994 dan 1996. Namun, setelah menikah dengan Tylio Arlo Lobman yang berkebangsaan Belanda,Mia berpindah haluan.

Masa keemasan pun mendatangi Mia ketika merebut medali perak Olimpiade Athena 2004 bagi kontingen Belanda. ''Prestasi tak ada datang dengan sendirinya, melainkan buah dari kerja keras yang Anda lakukan sebelumnya,ā€¯ungkap Mia, dilansir plmschouten.demon.nl.

Mia mampu mencatat prestasi memukau bersama Negeri Kincir Angin, di antaranya ketika melakoni Swiss Open 2002. Pada debut laganya di turnamen itu,dia langsung bertengger di podium utama kategori tunggal putri.

Masih banyak trofi yang dipersembahkan Mia bagi Belanda,di antaranya Jepang Open (2004), Jerman Open (2005),dan Belanda Open (2005). Dia juga pernah mewakili Belanda di Piala Uber dan Piala Sudirman.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7330 seconds (0.1#10.140)