Aremania tuntut Arema steril dari politik praktis
A
A
A
Sindonews.com - Manajemen PT Arema Indonesia mulai melakukan langkah untuk merangkul lebih erat komunitas Aremania –julukan pendukung fanatik Arema Indonesia FC. Langkah ini, diawali dengan menggelar sarasehan Aremania di kantor PT Arema Indonesia, Jalan Jakarta No. 48, Kota Malang.
Ratusan Aremania, dari berbagai koordinator wilayah (Korwil), turut menghadiri acara ini. Sarasehan sederhana ini, juga dihadiri oleh pelatih Arema Indonesia FC, Antonic Dejan. Selain itu, juga turut hadir dua pemain Arema, Marko Krasic dan Amadeus Suropati.
Aremania, membaur akrab dengan pelatih dan pemain Arema tersebut. Bahkan, mereka membaur dalam satu panggung, saat berjoget dangdut bersama. Iringan musik melayu ini, menghanyutkan para Aremania, pelatih, dan pemain dalam satu rasa, serta satu semangat. Semangat Satu Jiwa Arema.
Ketua panitia pelaksana pertandingan (Panpel) Arema Indonesia, Yunus Lakburlawal, mengaku, acara sarasehan ini sengaja digelar oleh manajemen untuk para Aremania. ’’Sudah lama acara semacam ini ingin segera diwujudkan. Namun, dalam beberapa waktu terakhir masih sulit terealisasi, akibat problem internal yang sangat pelik,” tuturnya.
Dia menyatakan, dalam sarasehan ini diharapkan pintu komunikasi antara manajemen, pemain, pelatih, dan Aremania dapat terbangun dengan baik. Komunikasi tersebut, selama ini sulit terwujud dengan baik, karena masih tersita dengan berbagai macam konflik yang mendera klub berlogo kepala singa ini.
Selama ini, Arema selalu disegani oleh banyak lawannya, karena mereka memiliki kekuatan satu jiwa. Antara Arema dengan Aremania, tidak bisa dipisahkan. Namun, akibat konflik tersebut membuat ikatan ini mulai memudar. Banyak kepentingan politik praktis yang bermain di dalamnya. Kondisi ini membuat Aremania masih enggan untuk memadati setiap sudut Stadion Gajayana Malang, sebagai home base Arema di ajang Liga Primer Indonesia (LPI).
Yunus berharap, berbagai masukan dari para Aremania. Masukan tersebut sangat penting artinya, untuk mengembangkan klub lebih baik lagi, dan lebih profesional. ’’Bukan sekadar klub Arema saja yang akan kita bangun lebih profesional. Namun, kami juga sudah menyediakan bantuan dan pintu kerja sama dengan para Aremania, dalam membangun pemberdayaan ekonomi,” tuturnya.
Pemberdayaan ekonomi ini, bisa dilakukan secara kemitraan. Di mana, Aremania bisa membangun usaha kecil dan menengah (UKM). Sementara, manajemen Arema yang akan memberikan pendampingan, pelatihan, termasuk jaringan permodalan.
Seluruh Aremania yang hadir, mengaku sangat prihatin dengan kondisi Arema saat ini. ’’Arema harus diselamatkan dari berbagai kepentingan politik praktis. Kekacauan selama ini, diakui atau tidak, lebih diakibatkan adanya campur tangan kepentingan politik di dalamnya,” tegas salah seorang Aremania, Tomy.
Salah seorang perwakilan Aremanita, Nanda mengaku, selama ini selain konflik yang terjadi. Sepinya stadion dari dukungan Aremania, juga bisa saja dipicu oleh kurangnya komunikasi antara manajemen dengan Aremania. Selain itu, juga bisa dipicu oleh permainan para punggawa Singo Edan yang kurang garang. ’’Manajemen harus mewujudkan tim yang andal. Ngotot dan berjiwa Arema,” tegasnya.
Media Officer Arema Indonesia, Noor Ramadhan menegaskan, seluruh masukan Aremania akan dijadikan bahan evaluasi dan belajar oleh manajemen, untuk memperbaiki kondisi manajemen dan klub. ’’Kami akan selalu membuka pintu untuk masukan yang konstruktif dari Aremania. Aremania dan Arema tidak bisa dipisahkan,” tegasnya.
Selain akan terus membangun komunikasi dengan Aremania. Pria yang akrab disapa Nunun ini, juga menyebutkan akan terus melakukan perbaikan kualitas pemain. Termasuk, kualitas dan kesehatan pemain. Utamanya, terkait dengan kemungkinan besar masuknya narkoba di lingkungan pemain.
Bahkan, manajemen akan segera melakukan tes urin untuk pemain. Langkah ini, juga terkait dengan penangkapan salah satu mantan pemain Persebaya Surabaya, berinisial CAS, yang diketahui juga mengedarkan narkoba.
Nunun tidak memungkiri adanya kemungkinan peredaran obat terlarang di kalangan para atlet. ’’Hal itu sebenarnya sudah bukan menjadi rahasia lagi. Terutama bagi pemain sepak bola. Makanya, kita terbuka kalau pihak kepolisian akan melakukan tes urine kepada para pemain,” katanya.
Ratusan Aremania, dari berbagai koordinator wilayah (Korwil), turut menghadiri acara ini. Sarasehan sederhana ini, juga dihadiri oleh pelatih Arema Indonesia FC, Antonic Dejan. Selain itu, juga turut hadir dua pemain Arema, Marko Krasic dan Amadeus Suropati.
Aremania, membaur akrab dengan pelatih dan pemain Arema tersebut. Bahkan, mereka membaur dalam satu panggung, saat berjoget dangdut bersama. Iringan musik melayu ini, menghanyutkan para Aremania, pelatih, dan pemain dalam satu rasa, serta satu semangat. Semangat Satu Jiwa Arema.
Ketua panitia pelaksana pertandingan (Panpel) Arema Indonesia, Yunus Lakburlawal, mengaku, acara sarasehan ini sengaja digelar oleh manajemen untuk para Aremania. ’’Sudah lama acara semacam ini ingin segera diwujudkan. Namun, dalam beberapa waktu terakhir masih sulit terealisasi, akibat problem internal yang sangat pelik,” tuturnya.
Dia menyatakan, dalam sarasehan ini diharapkan pintu komunikasi antara manajemen, pemain, pelatih, dan Aremania dapat terbangun dengan baik. Komunikasi tersebut, selama ini sulit terwujud dengan baik, karena masih tersita dengan berbagai macam konflik yang mendera klub berlogo kepala singa ini.
Selama ini, Arema selalu disegani oleh banyak lawannya, karena mereka memiliki kekuatan satu jiwa. Antara Arema dengan Aremania, tidak bisa dipisahkan. Namun, akibat konflik tersebut membuat ikatan ini mulai memudar. Banyak kepentingan politik praktis yang bermain di dalamnya. Kondisi ini membuat Aremania masih enggan untuk memadati setiap sudut Stadion Gajayana Malang, sebagai home base Arema di ajang Liga Primer Indonesia (LPI).
Yunus berharap, berbagai masukan dari para Aremania. Masukan tersebut sangat penting artinya, untuk mengembangkan klub lebih baik lagi, dan lebih profesional. ’’Bukan sekadar klub Arema saja yang akan kita bangun lebih profesional. Namun, kami juga sudah menyediakan bantuan dan pintu kerja sama dengan para Aremania, dalam membangun pemberdayaan ekonomi,” tuturnya.
Pemberdayaan ekonomi ini, bisa dilakukan secara kemitraan. Di mana, Aremania bisa membangun usaha kecil dan menengah (UKM). Sementara, manajemen Arema yang akan memberikan pendampingan, pelatihan, termasuk jaringan permodalan.
Seluruh Aremania yang hadir, mengaku sangat prihatin dengan kondisi Arema saat ini. ’’Arema harus diselamatkan dari berbagai kepentingan politik praktis. Kekacauan selama ini, diakui atau tidak, lebih diakibatkan adanya campur tangan kepentingan politik di dalamnya,” tegas salah seorang Aremania, Tomy.
Salah seorang perwakilan Aremanita, Nanda mengaku, selama ini selain konflik yang terjadi. Sepinya stadion dari dukungan Aremania, juga bisa saja dipicu oleh kurangnya komunikasi antara manajemen dengan Aremania. Selain itu, juga bisa dipicu oleh permainan para punggawa Singo Edan yang kurang garang. ’’Manajemen harus mewujudkan tim yang andal. Ngotot dan berjiwa Arema,” tegasnya.
Media Officer Arema Indonesia, Noor Ramadhan menegaskan, seluruh masukan Aremania akan dijadikan bahan evaluasi dan belajar oleh manajemen, untuk memperbaiki kondisi manajemen dan klub. ’’Kami akan selalu membuka pintu untuk masukan yang konstruktif dari Aremania. Aremania dan Arema tidak bisa dipisahkan,” tegasnya.
Selain akan terus membangun komunikasi dengan Aremania. Pria yang akrab disapa Nunun ini, juga menyebutkan akan terus melakukan perbaikan kualitas pemain. Termasuk, kualitas dan kesehatan pemain. Utamanya, terkait dengan kemungkinan besar masuknya narkoba di lingkungan pemain.
Bahkan, manajemen akan segera melakukan tes urin untuk pemain. Langkah ini, juga terkait dengan penangkapan salah satu mantan pemain Persebaya Surabaya, berinisial CAS, yang diketahui juga mengedarkan narkoba.
Nunun tidak memungkiri adanya kemungkinan peredaran obat terlarang di kalangan para atlet. ’’Hal itu sebenarnya sudah bukan menjadi rahasia lagi. Terutama bagi pemain sepak bola. Makanya, kita terbuka kalau pihak kepolisian akan melakukan tes urine kepada para pemain,” katanya.
()