Krisis keuangan, QPR kesulitan gaji pemain
A
A
A
Sindonews.com - Tony Fernandes selaku chairmain Oueens Park Rangers harus siap menerima kenyataan pahit bila klubnya tidak dapat lolos dari jurang degradasi musim ini.
Seperti diberitakan oleh MirrorFootball, Rabu (14/3/2012), masalah krisis finansial yang melanda klub tersebut membuat manajemen kesulitan membayar gaji para pemain bintangnya.
Seperti diketahui, ambisi Fernandes untuk menjadikan klub yang bermarkas di Loftus Road itu sebagai klub elite di percaturan sepak bola Inggris memang sangat nyata. Itu terlihat dengan pembelian bintang top dunia seperti Joey Barton, Shaun Wright-Phillips, Anton Ferdinand, dan Djibril Cisse.
Sayangnya, ketika mereka membeli pemain berlabel bintang dunia, manajemen QPR tidak menyertakan klausul yang mengatur soal besar gaji pemain apabila nanti tim itu terdegradasi. Kini, QPR sedang kembali menegosiasikan kembali kontrak beberapa pemain untuk memastikan gaji mereka turun kembali cepat ke Divisi Championship.
Hal yang berbeda justru telah dilakukan oleh klub Norwich and Swansea. Kedua klub itu menyertakan klausul yang berisi kesepakatan pemotongan gaji sebesar 33 hingga 50 persen jika suatu saat kembali terdegradasi.
Seperti diberitakan oleh MirrorFootball, Rabu (14/3/2012), masalah krisis finansial yang melanda klub tersebut membuat manajemen kesulitan membayar gaji para pemain bintangnya.
Seperti diketahui, ambisi Fernandes untuk menjadikan klub yang bermarkas di Loftus Road itu sebagai klub elite di percaturan sepak bola Inggris memang sangat nyata. Itu terlihat dengan pembelian bintang top dunia seperti Joey Barton, Shaun Wright-Phillips, Anton Ferdinand, dan Djibril Cisse.
Sayangnya, ketika mereka membeli pemain berlabel bintang dunia, manajemen QPR tidak menyertakan klausul yang mengatur soal besar gaji pemain apabila nanti tim itu terdegradasi. Kini, QPR sedang kembali menegosiasikan kembali kontrak beberapa pemain untuk memastikan gaji mereka turun kembali cepat ke Divisi Championship.
Hal yang berbeda justru telah dilakukan oleh klub Norwich and Swansea. Kedua klub itu menyertakan klausul yang berisi kesepakatan pemotongan gaji sebesar 33 hingga 50 persen jika suatu saat kembali terdegradasi.
()