Di Matteo diyakini bisa beri gelar
A
A
A
Sindonews.com - Masa depan Roberto Di Matteo diprediksi bakal cerah di Stamford Bridge. Hasil positif yang terus diperlihatkan Chelsea kemungkinan membuka jalan untuk melatih The Blues secara permanen.
Di Matteo saat ini berstatus caretaker menggantikan posisi Andre Villas-Boas (AVB) yang dipecat sebelumnya. Nakhoda asal Italia itu rencananya hanya menangani Chelsea hingga akhir kompetisi Liga Primer musim ini. Namun, melihat perkembangan terkini, kemungkinan besar pelatih berusia 41 tahun itu dipertahankan manajemen The Blues.
Mantan pelatih West Bromwich Albion (WBA) itu menunjukkan kelayakannya menangani Chelsea. Apalagi, setelah membawa The Bluesmeraih tiket perempat final Liga Champions musim ini. Di Matteo membalas kekalahan timnya 1-3 pada leg pertama dari Napoli dengan kemenangan 4-1 di Stamford Bridge, dini hari kemarin. Hasil itu cukup mengantarkan John Terry dkk lolos setelah unggul agregat gol 5-4.
“Saya baru saja mengalami malam yang hebat.Bukan bermaksud menyombongkan diri, tapi momen ini sepertinya akan tercatat dalam buku sejarah klub.Kami berhasil mengatasi defisit dua gol pada leg pertama dan melaju ke fase selanjutnya,”ujar Di Matteo seperti dikutip dari Reuters.
Karena itu, tak heran Di Matteo yang merupakan gelandang Chelsea era 1996–2002 itu kini dianggap pahlawan fans Chelsea. Dia mampu menyelamatkan reputasi klub yang sempat tercoreng selama era AVB. Di Matteo dianggap mampu mengembalikan Terry dkk ke jalur kemenangan.
Terbukti, dia sudah tiga kali beruntun memetik hasil positif selama menangani The Blues. Mendapat warisan AVB, yakni menuai kekalahan 0-1 dari WBA, tak membuat Di Matteo frustrasi. Itu dibuktikannya dengan membawa Chelsea lolos ke putaran IV Piala FA, setelah menyingkirkan Birmingham City 2-0.
Di Matteo bahkan menuai hasil apik pada debutnya di Liga Primer, yakni menang atas Stoke City 1-0. Artinya, Di Matteo telah merasakan kemenangan di semua kompetisi yang dijalani sebagai pelatih Chelsea. Keberhasilan itu tak lepas dari pendekatannya terhadap pemain.
Di Matteo tidak menganut paham anak emas atau anak tiri.Dia hanya menurunkan pasukan yang dianggapnya bisa memberi kontribusi. Ini berbeda dari pendahulunya yang lebih memprioritaskan pemain muda. Kebijakan itu terbukti saat menghadapi Napoli.
Di Matteo memutuskan untuk menyertakan veteran, seperti Frank Lampard, Didier Drogba, John Terry. Faktanya, mereka menjadi pahlawan Chelsea dengan melesakkan tiga gol. Padahal, ketiganya kerap tersisih saat era AVB. Di Matteo pun dianggap berhasil merajut kembali rasa persatuan para pemain Chelsea.
Sebelumnya, ruang ganti Chelsea sempat pecah lantaran munculnya kubu pro dan kontra AVB.Itu berimbas dengan kurang apiknya permainan The Blues sebelum ditangani Di Matteo. Kini, kinerja Terry dkk makin menjanjikan di lapangan. Di Matteo diyakini bakal meniru jejak Guus Hiddink yang mampu mempersembahkan gelar sebagai caretaker.
Meski gagal menggondol trofi Liga Primer, Hiddink berhasil mempersembahkan gelar Piala FA. Prediksi itu bisa saja terjadi, mengingat Chelsea masih berkompetisi di Piala FA dan Liga Champions musim ini. Namun, sebelum itu, Di Matteo harus mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Pasalnya, dia akan menghadapi laga berat selama dua pekan ke depan. Dimulai melawan Leicester City di Piala FA,akhir pekan nanti.Kemudian, menjalani duel bergengsi kontra Manchester City (Man City) di Etihad Stadium, Kamis (22/3). Laga kontra The Citizens––julukan Man City––sangat penting bagi Di Matteo.
Sebab, laga itu sangat menentukan peluang timnya tampil di Liga Champions musim depan.Chelsea saat ini menghuni posisi 5 dengan koleksi 49 poin atau tertinggal tiga angka dari zona 4 besar.
Di Matteo saat ini berstatus caretaker menggantikan posisi Andre Villas-Boas (AVB) yang dipecat sebelumnya. Nakhoda asal Italia itu rencananya hanya menangani Chelsea hingga akhir kompetisi Liga Primer musim ini. Namun, melihat perkembangan terkini, kemungkinan besar pelatih berusia 41 tahun itu dipertahankan manajemen The Blues.
Mantan pelatih West Bromwich Albion (WBA) itu menunjukkan kelayakannya menangani Chelsea. Apalagi, setelah membawa The Bluesmeraih tiket perempat final Liga Champions musim ini. Di Matteo membalas kekalahan timnya 1-3 pada leg pertama dari Napoli dengan kemenangan 4-1 di Stamford Bridge, dini hari kemarin. Hasil itu cukup mengantarkan John Terry dkk lolos setelah unggul agregat gol 5-4.
“Saya baru saja mengalami malam yang hebat.Bukan bermaksud menyombongkan diri, tapi momen ini sepertinya akan tercatat dalam buku sejarah klub.Kami berhasil mengatasi defisit dua gol pada leg pertama dan melaju ke fase selanjutnya,”ujar Di Matteo seperti dikutip dari Reuters.
Karena itu, tak heran Di Matteo yang merupakan gelandang Chelsea era 1996–2002 itu kini dianggap pahlawan fans Chelsea. Dia mampu menyelamatkan reputasi klub yang sempat tercoreng selama era AVB. Di Matteo dianggap mampu mengembalikan Terry dkk ke jalur kemenangan.
Terbukti, dia sudah tiga kali beruntun memetik hasil positif selama menangani The Blues. Mendapat warisan AVB, yakni menuai kekalahan 0-1 dari WBA, tak membuat Di Matteo frustrasi. Itu dibuktikannya dengan membawa Chelsea lolos ke putaran IV Piala FA, setelah menyingkirkan Birmingham City 2-0.
Di Matteo bahkan menuai hasil apik pada debutnya di Liga Primer, yakni menang atas Stoke City 1-0. Artinya, Di Matteo telah merasakan kemenangan di semua kompetisi yang dijalani sebagai pelatih Chelsea. Keberhasilan itu tak lepas dari pendekatannya terhadap pemain.
Di Matteo tidak menganut paham anak emas atau anak tiri.Dia hanya menurunkan pasukan yang dianggapnya bisa memberi kontribusi. Ini berbeda dari pendahulunya yang lebih memprioritaskan pemain muda. Kebijakan itu terbukti saat menghadapi Napoli.
Di Matteo memutuskan untuk menyertakan veteran, seperti Frank Lampard, Didier Drogba, John Terry. Faktanya, mereka menjadi pahlawan Chelsea dengan melesakkan tiga gol. Padahal, ketiganya kerap tersisih saat era AVB. Di Matteo pun dianggap berhasil merajut kembali rasa persatuan para pemain Chelsea.
Sebelumnya, ruang ganti Chelsea sempat pecah lantaran munculnya kubu pro dan kontra AVB.Itu berimbas dengan kurang apiknya permainan The Blues sebelum ditangani Di Matteo. Kini, kinerja Terry dkk makin menjanjikan di lapangan. Di Matteo diyakini bakal meniru jejak Guus Hiddink yang mampu mempersembahkan gelar sebagai caretaker.
Meski gagal menggondol trofi Liga Primer, Hiddink berhasil mempersembahkan gelar Piala FA. Prediksi itu bisa saja terjadi, mengingat Chelsea masih berkompetisi di Piala FA dan Liga Champions musim ini. Namun, sebelum itu, Di Matteo harus mempersiapkan diri terlebih dahulu.
Pasalnya, dia akan menghadapi laga berat selama dua pekan ke depan. Dimulai melawan Leicester City di Piala FA,akhir pekan nanti.Kemudian, menjalani duel bergengsi kontra Manchester City (Man City) di Etihad Stadium, Kamis (22/3). Laga kontra The Citizens––julukan Man City––sangat penting bagi Di Matteo.
Sebab, laga itu sangat menentukan peluang timnya tampil di Liga Champions musim depan.Chelsea saat ini menghuni posisi 5 dengan koleksi 49 poin atau tertinggal tiga angka dari zona 4 besar.
()