Pelatih atletik Alwi Mugiyanto meninggal
A
A
A
Sindonews.com - Dunia atletik Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Kemarin, pelatih klub atletik Tiger Locomotive Salatiga, Alwi Mugiyanto meninggal dunia akibat kanker getah bening yang sudah cukup lama dideritanya.
Almarhum meninggal di rumah kediamannya di, Perumahan Dliko, Blotongan, Salatiga, pada pukul 04.30 WIB dalam usia 59 tahun. Jenazah dimakamkan di Desa Kalegen, Dersansari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, siang kemarin.
November 2011 lalu, Alwi pernah dirawat di RS Pertamina Jakarta. Meskipun sempat membaik, namun kondisinya kembali memburuk dan akhirnya kemarin mengembuskan napas terakhir.
Ketua Pengprov PASI Jawa Tengah Warso Susilo mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Alwi Mugiyanto. Menurut dia, Alwi merupakan salah satu pelatih atletik terbaik yang dimiliki Indonesia. "Meskipun eksentrik, namun Pak Alwi tetap pelatih yang sangat luar biasa. Sampai sekarang, atlet-atletnya masih mendominasi di nomor lari jarak jauh," kata Warso Susilo di sela-sela upacara pemakaman.
Pengprov PASI Jawa Tengah tidak akan tinggal diam. Pihaknya tetap memberika perhatian lebih terhadap klub Tiger Locomotive dan atlet-atletnya. Pengprov juga berencana mencari pelatih yang bisa menggantikan figur Alwi untuk meneruskan tugasnya di Tiger Locomotive.
"Klub ini memiliki banyak atlet-atlet muda dan berpotensi. Sangat disayangkan jika potensi-potensi tersebut terabaikan. Kami akan berbuat semampu kami," jelas dia.
Pelatih atletik asal Kudus M Firdaus menilai Alwi sebagai sosok pelatih besar dan kharismatik. Dia dikenal tegas dan berwibawa serta sangat menghargai pelatih-pelatih muda. Banyak atlet binaannya yang telah mengharumkan nama Indonesia di level internasional. Sebut saja Ruwiyati, Trianingsih, dan Agus Prayogo.
"Saya kehilangan sahabat sekaligus guru yang hebat. Dunia olahraga Indonesia kehilangan seorang pelatih besar. Begitu juga dengan Pengprov PASI Jateng yang saat ini tengah bersiap menghadapi PON. Kami berjanji akan melakukan yang terbaik untuk Mas Alwi," ucapnya.
Alwi lahir di Salatiga pada 17 Agustus 1951. Pernikahannya dengan Rahayuningsih dikaruniai enam anak. Salah seorang anak Alwi kini juga menjadi pelatih, yaitu Maulana Ibnusina atau sering disapa Anos. Kini Anos menjadi anggota DPRD Kota Salatiga.
Awal ketertarikan Alwi terhadap dunia atletik bermula saat dia masih di Sumatera pada 1984. Saat itu, dia mulai melatih atletik anak-anak SD di sekitar tempat tinggalnya. Perlahan, sejumlah prestasi tingkat kabupaten mulai dia raih. Alwi semakin berambisi mendirikan klub atletik setelah menyaksikan lomba lari 10 K di Jakarta.
Kala itu, pelari Suryati masih merajai Indonesia. Di benak kecilnya, keinginan membuat klub harus segera terlaksana. Akhirnya, dia mendirikan klub yang dinamakan Salatiga Putra.
Sebagai seorang pelatih, dia sadar betul membutuhkan dana untuk memutar roda klub. Akhirnya, dia berhasil mendapatkan sponsor awal, yakni Budi Darmawan, pengusaha rokok Gentong Gotri. Hasilnya memang nyata. Hanya dalam waktu setahun, sebuah even lari tingkat pelajar berhasil dia kuasai. Dua di antara beberapa atlet yang dia turunkan saat itu adalah Ruwiyati dan Bardi, yang beberapa tahun kemudian menguasai atletik kelas menengah dan maraton.
Selepas kolapsnya sponsor rokok, Alwi bertemu dengan seorang pengusaha toko olahraga asal Batam. Pengusaha tersebut kemudian membantu klubnya. Sebagai bentuk terima kasih, Alwi mengubah nama klubnya menjadi Tiger Salatiga. Tiger merupakan nama toko milih pengusaha di Batam itu.
Namun, sponsor tersebut hanya berlangsung selama enam bulan, kemudian terhenti tanpa diketahui alasan pastinya. Tampaknya, Alwi memang ditakdirkan untuk terus melatih. Akhir 1993, PJKA (kini menjadi PT KA) mengadakan kejuaraan 10 K di Bandung. Dengan dana terbatas, Alwi memberangkatkan beberapa atletnya untuk mengikuti even itu.
Hasilnya luar biasa. Juara hingga posisi keempat berhasil dikuasai para atletnya. Sukses tersebut mengundang direktur PJKA kala itu, Anwar Supriyadi, bertatap muka langsung dengan Alwi. Tanpa diduga, Anwar Supriyadi langsung menawarkan untuk menjadi sponsor klub Tiger.
Salah satu bentuk kerja samanya, Alwi gratis menggunakan jasa KA menuju tempat kejuaraan. Anwar pula yang mengusulkan nama klubnya menjadi Tiger Lokomotif. Nama itulah yang digunakan klub Alwi hingga saat ini.
Alwi masih sempat mendampingi Triyaningsih pada ajang SEA Games XXVI/2011 di Palembang, November lalu. Saat itu, Triyaningsih menyabet tiga emas dari nomor 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton. Namun, tapi kondisinya menurun sehingga dibawa ke rumah sakit. (san)
Almarhum meninggal di rumah kediamannya di, Perumahan Dliko, Blotongan, Salatiga, pada pukul 04.30 WIB dalam usia 59 tahun. Jenazah dimakamkan di Desa Kalegen, Dersansari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, siang kemarin.
November 2011 lalu, Alwi pernah dirawat di RS Pertamina Jakarta. Meskipun sempat membaik, namun kondisinya kembali memburuk dan akhirnya kemarin mengembuskan napas terakhir.
Ketua Pengprov PASI Jawa Tengah Warso Susilo mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Alwi Mugiyanto. Menurut dia, Alwi merupakan salah satu pelatih atletik terbaik yang dimiliki Indonesia. "Meskipun eksentrik, namun Pak Alwi tetap pelatih yang sangat luar biasa. Sampai sekarang, atlet-atletnya masih mendominasi di nomor lari jarak jauh," kata Warso Susilo di sela-sela upacara pemakaman.
Pengprov PASI Jawa Tengah tidak akan tinggal diam. Pihaknya tetap memberika perhatian lebih terhadap klub Tiger Locomotive dan atlet-atletnya. Pengprov juga berencana mencari pelatih yang bisa menggantikan figur Alwi untuk meneruskan tugasnya di Tiger Locomotive.
"Klub ini memiliki banyak atlet-atlet muda dan berpotensi. Sangat disayangkan jika potensi-potensi tersebut terabaikan. Kami akan berbuat semampu kami," jelas dia.
Pelatih atletik asal Kudus M Firdaus menilai Alwi sebagai sosok pelatih besar dan kharismatik. Dia dikenal tegas dan berwibawa serta sangat menghargai pelatih-pelatih muda. Banyak atlet binaannya yang telah mengharumkan nama Indonesia di level internasional. Sebut saja Ruwiyati, Trianingsih, dan Agus Prayogo.
"Saya kehilangan sahabat sekaligus guru yang hebat. Dunia olahraga Indonesia kehilangan seorang pelatih besar. Begitu juga dengan Pengprov PASI Jateng yang saat ini tengah bersiap menghadapi PON. Kami berjanji akan melakukan yang terbaik untuk Mas Alwi," ucapnya.
Alwi lahir di Salatiga pada 17 Agustus 1951. Pernikahannya dengan Rahayuningsih dikaruniai enam anak. Salah seorang anak Alwi kini juga menjadi pelatih, yaitu Maulana Ibnusina atau sering disapa Anos. Kini Anos menjadi anggota DPRD Kota Salatiga.
Awal ketertarikan Alwi terhadap dunia atletik bermula saat dia masih di Sumatera pada 1984. Saat itu, dia mulai melatih atletik anak-anak SD di sekitar tempat tinggalnya. Perlahan, sejumlah prestasi tingkat kabupaten mulai dia raih. Alwi semakin berambisi mendirikan klub atletik setelah menyaksikan lomba lari 10 K di Jakarta.
Kala itu, pelari Suryati masih merajai Indonesia. Di benak kecilnya, keinginan membuat klub harus segera terlaksana. Akhirnya, dia mendirikan klub yang dinamakan Salatiga Putra.
Sebagai seorang pelatih, dia sadar betul membutuhkan dana untuk memutar roda klub. Akhirnya, dia berhasil mendapatkan sponsor awal, yakni Budi Darmawan, pengusaha rokok Gentong Gotri. Hasilnya memang nyata. Hanya dalam waktu setahun, sebuah even lari tingkat pelajar berhasil dia kuasai. Dua di antara beberapa atlet yang dia turunkan saat itu adalah Ruwiyati dan Bardi, yang beberapa tahun kemudian menguasai atletik kelas menengah dan maraton.
Selepas kolapsnya sponsor rokok, Alwi bertemu dengan seorang pengusaha toko olahraga asal Batam. Pengusaha tersebut kemudian membantu klubnya. Sebagai bentuk terima kasih, Alwi mengubah nama klubnya menjadi Tiger Salatiga. Tiger merupakan nama toko milih pengusaha di Batam itu.
Namun, sponsor tersebut hanya berlangsung selama enam bulan, kemudian terhenti tanpa diketahui alasan pastinya. Tampaknya, Alwi memang ditakdirkan untuk terus melatih. Akhir 1993, PJKA (kini menjadi PT KA) mengadakan kejuaraan 10 K di Bandung. Dengan dana terbatas, Alwi memberangkatkan beberapa atletnya untuk mengikuti even itu.
Hasilnya luar biasa. Juara hingga posisi keempat berhasil dikuasai para atletnya. Sukses tersebut mengundang direktur PJKA kala itu, Anwar Supriyadi, bertatap muka langsung dengan Alwi. Tanpa diduga, Anwar Supriyadi langsung menawarkan untuk menjadi sponsor klub Tiger.
Salah satu bentuk kerja samanya, Alwi gratis menggunakan jasa KA menuju tempat kejuaraan. Anwar pula yang mengusulkan nama klubnya menjadi Tiger Lokomotif. Nama itulah yang digunakan klub Alwi hingga saat ini.
Alwi masih sempat mendampingi Triyaningsih pada ajang SEA Games XXVI/2011 di Palembang, November lalu. Saat itu, Triyaningsih menyabet tiga emas dari nomor 5.000 meter, 10.000 meter, dan maraton. Namun, tapi kondisinya menurun sehingga dibawa ke rumah sakit. (san)
()