Pertaruhan reputasi Inggris

Selasa, 27 Maret 2012 - 11:21 WIB
Pertaruhan reputasi...
Pertaruhan reputasi Inggris
A A A
Sindonews.com - Kapabilitas Roberto di Matteo diuji saat Chelsea dijamu Benfica pada laga pertama perempat final Liga Champions di Estadio da Luz, dini hari nanti.

Demi memuluskan misi kemenangan, Di Matteo memanfaatkan informasi dari bek David Luiz dan gelandang Ramires, yang merumput di Benfica sebelum bergabung dengan The Blues. Luiz didatangkan 31 Januari 2011 dengan banderol 25 juta euro setelah empat musim di Benfica, sedangkan Ramires bergabung pada 4 Agustus 2010.

”Mereka akan kembali ke klub lama dan tentu paham atmosfer tim yang pernah mereka bela. Ini dapat membantu saya,” kata Di Matteo. ”Saya pernah mengalami situasi yang sama saat masih membela Lazio. Anda bisa memberi banyak informasi tentang kekuatan tim yang pernah dibela.Tapi, sebelumnya saya juga tahu banyak soal Benfica dan kerap menyaksikan mereka tampil.”

Pengganti Andre Villas-Boas itu mengawali tugas di Stamford Bridge secara spektakuler dengan membukukan empat kemenangan beruntun. Sosok asal Italia itu bahkan membawa Chelsea melangkah ke perempat final Liga Champions setelah menyingkirkan Napoli.

Namun, kinerjanya belakangan menurun. Di Matteo melewati dua laga terbaru Liga Primer dengan hasil mengecewakan.Setelah kalah 1-2 dari Manchester City, klub London Barat itu bermain 0-0 kontra Tottenham Hotspur.

Alhasil, peluang Chelsea masuk 4 besar Liga Primer semakin tipis. Karena itulah Di Matteo diharapkan bisa memaksimalkan duel di Benfica. Laga ini menjadi sangat krusial bagi Di Matteo.

Tidak hanya mempertaruhkan reputasi Chelsea dan Inggris, juga demi meredam kegelisahan bos besar Roman Abramovich. Maklum, miliuner asal Rusia itu sudah lama ingin merasakan gelar Eropa sejak datang pada 2003. Di Matteo juga dibebani ekspektasi seluruh warga Inggris.

Terhitung sejak musim 2003/2004,Negeri Ratu Elizabeth II kerap mengirimkan wakilnya ke fase semifinal Liga Champions.Selama periode itu, hanya sekali seluruh tim Liga Primer terhenti di perempat final, yakni pada musim 2009/2010. Seluruh fansjuga sangat berharap melihat Chelsea dapat bertahan lebih lama di Liga Champions.

Setelah masuk final untuk pertama kali pada musim 2007-2008,Chelsea selalu terhenti di tengah jalan. Pada edisi berikutnya hanya sampai semifinal. Selanjutnya, mereka tersingkir di fase babak 16 besar dan perempat final. Tidak mudah bagi Di Matteo menunaikan tugas tersebut. Menyusun strategi jitu menjadi prioritas. Dia harus menentukan siapa yang pantas menghuni lini belakang.

Ini sangat penting mengingat tuan rumah memiliki bomber tajam macam Oscar Cardozo. Cardozo telah menghasilkan 26 gol bagi Benfica di kompetisi domestik. Tentu, tidak sembarang orang bisa menjaganya.

Artinya, Di Matteo wajib memilih siapa yang layak mendampingi John Terry. Pilihan tentu saja jatuh kepada Luiz. Formasi 4-3-2-1 yang diusung Di Matteo bisa menimbulkan problem lantaran banyak calon di lini tengah.

Siapa pun yang diturunkan harus bisa membantu pertahanan.Sementara kandidatnya adalah Florent Malouda,Salomon Kalou, Daniel Sturridge, dan Juan Mata. Sementara di kubu Benfica, Pelatih Jorge Jesus menilai apa pun strategi lawan, tetap harus diantisipasi. Apalagi, Chelsea memiliki banyak pengalaman di kompetisi Eropa. Itu berbeda dengan tuan rumah.

Meski The Eaglessudah dua kali menjuarai Liga Champions, mereka tidak pernah ke semifinal sejak 1990.Prestasi terbaik sebelum ini hanya sampai perempat final pada musim 2005/2006. ”Semua peserta di babak ini sangat kuat,tidak terkecuali Chelsea. Tapi,saya juga percaya dengan kemampuan para pemain kami,” ujar Jesus.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0575 seconds (0.1#10.140)