Aroma asing As Aguias

Selasa, 27 Maret 2012 - 10:57 WIB
Aroma asing As Aguias
Aroma asing As Aguias
A A A
Sindonews.com - Filosofi pemain asing mewarnai prestasi SL Benfica masuk perempat final Liga Champions untuk kali pertama sejak musim 2005/2006.

Mereka bahkan hanya menurunkan dua pemain pribumi saat menyisihkan Zenit St Petersburg pada babak 16 besar. Sosok itu adalah Nelson Oliveira dan Miguel Vitor. Keduanya hanya berstatus pengganti pada dua pertemuan melawan Zenit.

Sementara 16 sosok lainnya yang digunakan Pelatih Jorge Jesus pada duel tersebut sebanyak enam di antaranya dari Brasil, masing-masing tiga pemain Argentina dan Spanyol serta seorang berkebangsaan Paraguay, Uruguay, Belgia, dan Serbia.

Wajah asing As Aguias—julukan Benfica—ini jelas kontras dengan kebijakan awal klub. Tercatat mereka baru menurunkan pemain impor pada 1979 dalam diri Jorge Gomes (Brasil). Sebelumnya Benfica memiliki peraturan yang melarang pemain non-Portugal mengenakan seragam merah, kebesaran klub.

”Dulu tidak ada pemain Portugal yang mengadu nasib di luar negeri. Kini, mereka tersebar ke seluruh Eropa.Maka,Benfica merasa lebih mudah membeli pemain asing,terutama asal Amerika Selatan. Brasil pilihan utama karena mereka bekas koloni Portugal,” ungkap Sven-Goran Eriksson, yang menakhodai Benfica periode 1982-1984 dan 1989–1992, dilansir Guardian.

Menurut daftar skuad klub, Benfica kini diperkuat 15 pemain Brasil dan 13 dari negara lain di Amerika Selatan. Fans tidak keberatan menyikapi keadaan ini.Sebab, klub kesayangan mereka sukses memetik prestasi.

Salah satu klub yang membujuk pemain Portugal agar merumput di luar negeri adalah Chelsea,lawan Benfica di babak 8 besar Liga Champions. Dimulai ketika menggaet Jose Mourinho sebagai pelatih pada musim 2004/2005, sekumpulan sosok Portugal datang membanjiri Stamford Bridge.

Mereka adalah Paulo Ferreira,Filipe Morais, Tiago,Ricardo Carvalho,Deco, Maniche, Ricardo Quaresma, Raul Meireles, Nuno Morais, dan Jose Bosingwa.Selanjutnya hadir kemudian pemain yang dibesarkan klub Portugal, yakni David Luiz dan Ramires. Tidak hanya pemain, staf The Blues— julukan Chelsea—juga lebih kental beraroma Portugal atau sosok yang memiliki asosiasi dekat dengan negara itu.

Mourinho, Baltemar Brito,Rui Faria,Andre Villas- Boas,dan Luiz Felipe Scolari adalah contohnya. Latar belakang demikian jelas menciptakan sisi ironis bagi pertemuan kedua klub di Liga Champions.Sebab, Chelsea bisa dikatakan lebih Portugal ketimbang Benfica.

”Pengaruh Portugal di Chelsea sebetulnya baru ada.Sebelumnya Chelsea kuat berwarna Italia melalui kehadiran Gianluca Vialli, Gianfranco Zola, Roberto di Matteo, Claudio Ranieri,sampai Ruud Gullit,” ujar sejarawan Chelsea Rick Glanvill.
()
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5237 seconds (0.1#10.24)