Arema layangkan protes ke PSSI
A
A
A
Sindonews.com - Sepucuk surat bakal melayang ke alamat kantor PSSI. Sebuah surat dari Arema FC yang berisi protes kepemimpinan wasit Faulur Rozy dalam pertandingan derby menghadapi Persema Malang, Senin malam (26/3). Di laga itu, Arema kalah tipis 1-0 via gol Kim Jeffrey Kurniawan.
Singo Edan belum terima dengan kekalahan tersebut karena menganggap wasit mengumbar kontroversi. Kontroversi pertama adalah diobralnya kartu kuning hingga terhitung 12 kali ia menngeluarkan kartu, tujuh untuk Arema dan lima untuk Persema. Kontroversi kedua, wasit cadangan tidak mengangkat papan injury time jelang usai laga.
Wasit Faulur Rozy yang juga binaan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) langsung meniup peluit panjang. Inilah yang membuat awak tim Arema FC naik pitam dan sempat menyatroni wasit. Klub berlogo kepala singa pun berhasrat mengirimkan surat protes ke PSSI.
''Kami berencana akan mengirim surat resmi. Apa yang dilakukan wasit saat pertandingan derby itu keterlaluan. Soal kalah atau menang bagi kami bukan masalah, namun kepemimpinan wasit memang bermasalah,” ungkap Media Officer Arema FC Noor Ramadhan kemarin.
Mengingat pertandingan derby adalah pertandingan penting bagi Persema dan Arema, kata Noor, seharusnya wasit menjaga netralitas. Pihaknya sangat menyesalkan kepemimpinan wasit seperti itu di pertandingan besar. “Ini menjadi pukulan bagi kami,” cetusnya.
Arema sempat memboikot jumpa pers seusai pertandingan dan itu dinilai pantas untuk kekecewaan yang telah dibuat sang wasit. Sekilas kekecewaan Arema sebenarnya tak sepenuhnya ke wasit, namun juga ke pihak Persema yang dianggap turut memengaruhi kiperja sang pengadil.
Sepanjang mengikuti IPL, baru kali ini Arema FC menyikapi wasit secara emosional. Sebelumnya belum pernah tim yang ditukangi Antonic Dejan tersebut rewel dengan kepemimpinan sang pengadil di lapangan. Bahkan saat pemain dikartu merah saat melawan Persebaya Surabaya dan Ayeyawady United, reaksi Arema sangat biasa.
''Kami tak tahu apa pengaruh protes ini nantinya. Yang pasti sekarang kami menyiapkan suratnya dan secepatnya dikirim ke Jakarta,” tandas Noor.
Ia juga tidak yakin protes ke PSSI akan mengubah hasil pertandingan. Toh, pertandingan sendiri sudah berlangsung 90 menit dan Arema kalah 1-0.
Protes yang dilayangkan Arema FC ke PSSI layak dicermati. Sebab sejauh ini tim berlogo kepala singa cukup “bersahabat” dengan induk organisasi sepakbola nasional itu. Buktinya PSSI sempat mengubah jadwal pertandingan Arema saat tim sedang tak kondusif secara internal.
Pertandingan lawan Bontang FC yang tak jadi digelar di Stadion Gajayana pun tak menghasilkan sanksi apa-apa bagi Arema sebagai tuan rumah. Padahal secara nyata, harusnya tuan rumah yang kalah walk over (WO) karena lawan sudah datang ke stadion. Tak berlebihan jika respons dari PSSI nanti layak ditunggu.
Hasil derby itu membuat Arema semakin kesulitan menggapai posisi yang lebih bagus di papan klasemen sementara. Dengan menyisakan satu laga lawan Bontang FC, TA Musafri dkk menutup putaran pertama di posisi kesembilan klasemen dengan 12 angka. Musim bakal menjadi lebih berat bagi pelatih Antonic Dejan.
Singo Edan belum terima dengan kekalahan tersebut karena menganggap wasit mengumbar kontroversi. Kontroversi pertama adalah diobralnya kartu kuning hingga terhitung 12 kali ia menngeluarkan kartu, tujuh untuk Arema dan lima untuk Persema. Kontroversi kedua, wasit cadangan tidak mengangkat papan injury time jelang usai laga.
Wasit Faulur Rozy yang juga binaan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) langsung meniup peluit panjang. Inilah yang membuat awak tim Arema FC naik pitam dan sempat menyatroni wasit. Klub berlogo kepala singa pun berhasrat mengirimkan surat protes ke PSSI.
''Kami berencana akan mengirim surat resmi. Apa yang dilakukan wasit saat pertandingan derby itu keterlaluan. Soal kalah atau menang bagi kami bukan masalah, namun kepemimpinan wasit memang bermasalah,” ungkap Media Officer Arema FC Noor Ramadhan kemarin.
Mengingat pertandingan derby adalah pertandingan penting bagi Persema dan Arema, kata Noor, seharusnya wasit menjaga netralitas. Pihaknya sangat menyesalkan kepemimpinan wasit seperti itu di pertandingan besar. “Ini menjadi pukulan bagi kami,” cetusnya.
Arema sempat memboikot jumpa pers seusai pertandingan dan itu dinilai pantas untuk kekecewaan yang telah dibuat sang wasit. Sekilas kekecewaan Arema sebenarnya tak sepenuhnya ke wasit, namun juga ke pihak Persema yang dianggap turut memengaruhi kiperja sang pengadil.
Sepanjang mengikuti IPL, baru kali ini Arema FC menyikapi wasit secara emosional. Sebelumnya belum pernah tim yang ditukangi Antonic Dejan tersebut rewel dengan kepemimpinan sang pengadil di lapangan. Bahkan saat pemain dikartu merah saat melawan Persebaya Surabaya dan Ayeyawady United, reaksi Arema sangat biasa.
''Kami tak tahu apa pengaruh protes ini nantinya. Yang pasti sekarang kami menyiapkan suratnya dan secepatnya dikirim ke Jakarta,” tandas Noor.
Ia juga tidak yakin protes ke PSSI akan mengubah hasil pertandingan. Toh, pertandingan sendiri sudah berlangsung 90 menit dan Arema kalah 1-0.
Protes yang dilayangkan Arema FC ke PSSI layak dicermati. Sebab sejauh ini tim berlogo kepala singa cukup “bersahabat” dengan induk organisasi sepakbola nasional itu. Buktinya PSSI sempat mengubah jadwal pertandingan Arema saat tim sedang tak kondusif secara internal.
Pertandingan lawan Bontang FC yang tak jadi digelar di Stadion Gajayana pun tak menghasilkan sanksi apa-apa bagi Arema sebagai tuan rumah. Padahal secara nyata, harusnya tuan rumah yang kalah walk over (WO) karena lawan sudah datang ke stadion. Tak berlebihan jika respons dari PSSI nanti layak ditunggu.
Hasil derby itu membuat Arema semakin kesulitan menggapai posisi yang lebih bagus di papan klasemen sementara. Dengan menyisakan satu laga lawan Bontang FC, TA Musafri dkk menutup putaran pertama di posisi kesembilan klasemen dengan 12 angka. Musim bakal menjadi lebih berat bagi pelatih Antonic Dejan.
()