Kebiasaan buruk Moratti, pekerjakan 17 pelatih sejak 1995
A
A
A
Sindonews.com - Massimo Moratti tak segan-segan menggelontorkan banyak uang demi kejayaan Inter Milan di Seri A dan Eropa. Meski terkenal boros dalam belanja pemain, Moratti juga tidak segan memecat pelatih yang dinilai gagal memberikan prestasi bagi I Nerazzurri.
Statistik mencatat,17 pelatih yang datang dan pergi sejak pria berusia 66 tahun itu mengambil alih kursi Presiden Inter dari Ernesto Pellegrini pada 1995. Ottavio Bianchi adalah pelatih pertama yang direkrut Moratti.
Pelatih berusia 68 tahun itu diharapkan mampu meraih scudetto bagi Inter, seperti saat menangani Napoli. Namun, karier Bianchi tidak berlangsung mulus karena gagal memberi prestasi membanggakan.
Luis Suarez merupakan pelatih kedua Inter era Moratti. Luisio ditunjuk sebagai pelatih pengganti Bianchi yang dipecat. Suarez diharapkan memberi Inter kejayaan, tapi gagal. Setelah dipecat, Moratti kemudian menunjuk Roy Hodgson.
Pria Inggris itu merupakan pelatih ketiga Inter yang mempunyai segudang pengalaman. Prestasi terbaik Hodgson adalah membawa Inter ke final Piala UEFA 1996/1997.
Sayang, di final Inter dikandaskan Schalke 04. Setelah menunjuk Luciano Castellini sebagai caretaker pengganti Hodgson, Moratti kemudian mempekerjakan Luigi Simoni. Di tangan Simoni, Inter nyaris meraih scudetto 1997/1998.
Namun, drama di pertandingan pemungkas menggagalkan mimpi Inter. Gelar jatuh ke tangan Juventus. Namun, kekecewaan terobati karena di tangan Simoni, Inter meraih Piala UEFA 1997/1998.
Setelah era Simoni, Inter tidak juga mendapatkan kestabilan hingga Marcelo Lippi ditunjuk Moratti sebagai pelatih Inter pada 1999. Namun, performa Inter tidak kunjung membaik.
Setelah memecat Lippi, Moratti menunjuk Marco Tardelli. Kebersamaan Tardelli dengan Inter pun hanya berlangsung kurang satu musim. Pelatih berusia 57 tahun tersebut membawa Inter meraih posisi 5 klasemen akhir Serie A.
Dia juga meloloskan tim Kota Mode itu ke babak 16 besar Liga Champions 2000/2001. Hector Cuper menjadi pelatih terlama era Moratti. Cuper menikmati 28 bulan sebagai pelatih Inter pada 2001–2003.
Rahasia sukses mantan pelatih Valencia tersebut adalah mampu memotivasi para pemain ketika akan bertanding. Namun, Cuper gagal meraih scudetto2001/2002 setelah kalah 2-4 dari SS Lazio di laga terakhir.
Cuper juga gagal membawa Inter ke final Liga Champions setelah dikalahkan AC Milan di semifinal. Setelah Cuper dipecat, Moratti terus berganti-ganti pelatih hingga muncul Roberto Mancini.
Dia memberi Inter Coppa Italia pada musim perdana. Mancini juga berhasil membawa Inter mendominasi Italia dengan torehan tiga scudetto. Meski sukses di Seri A, Mancini tidak memberikan prestasi yang membanggakan di Eropa.
Pada 2008, Mancini mengundurkan diri setelah dikalahkan Liverpool di Liga Champions. Pada akhir musim, Moratti mendatangkan Jose Mourinho. Keputusan Moratti menunjuk Mourinho terbukti tepat. Inter meraih treble winners 2009/2010. Sayang, Mourinho memutuskan menerima pinangan Real Madrid.
Dampaknya, Inter kembali berganti-ganti pelatih. Sejak era Mourinho, Inter telah dilatih empat orang. Mereka adalah Rafael Benitez, Leonardo Araujo, Gian Piero Gasperini, dan Claudio Ranieri. Artinya, total 17 pelatih telah dipekerjakan Moratti dengan hanya menyumbang lima scudetto dan satu Liga Champions.
Statistik mencatat,17 pelatih yang datang dan pergi sejak pria berusia 66 tahun itu mengambil alih kursi Presiden Inter dari Ernesto Pellegrini pada 1995. Ottavio Bianchi adalah pelatih pertama yang direkrut Moratti.
Pelatih berusia 68 tahun itu diharapkan mampu meraih scudetto bagi Inter, seperti saat menangani Napoli. Namun, karier Bianchi tidak berlangsung mulus karena gagal memberi prestasi membanggakan.
Luis Suarez merupakan pelatih kedua Inter era Moratti. Luisio ditunjuk sebagai pelatih pengganti Bianchi yang dipecat. Suarez diharapkan memberi Inter kejayaan, tapi gagal. Setelah dipecat, Moratti kemudian menunjuk Roy Hodgson.
Pria Inggris itu merupakan pelatih ketiga Inter yang mempunyai segudang pengalaman. Prestasi terbaik Hodgson adalah membawa Inter ke final Piala UEFA 1996/1997.
Sayang, di final Inter dikandaskan Schalke 04. Setelah menunjuk Luciano Castellini sebagai caretaker pengganti Hodgson, Moratti kemudian mempekerjakan Luigi Simoni. Di tangan Simoni, Inter nyaris meraih scudetto 1997/1998.
Namun, drama di pertandingan pemungkas menggagalkan mimpi Inter. Gelar jatuh ke tangan Juventus. Namun, kekecewaan terobati karena di tangan Simoni, Inter meraih Piala UEFA 1997/1998.
Setelah era Simoni, Inter tidak juga mendapatkan kestabilan hingga Marcelo Lippi ditunjuk Moratti sebagai pelatih Inter pada 1999. Namun, performa Inter tidak kunjung membaik.
Setelah memecat Lippi, Moratti menunjuk Marco Tardelli. Kebersamaan Tardelli dengan Inter pun hanya berlangsung kurang satu musim. Pelatih berusia 57 tahun tersebut membawa Inter meraih posisi 5 klasemen akhir Serie A.
Dia juga meloloskan tim Kota Mode itu ke babak 16 besar Liga Champions 2000/2001. Hector Cuper menjadi pelatih terlama era Moratti. Cuper menikmati 28 bulan sebagai pelatih Inter pada 2001–2003.
Rahasia sukses mantan pelatih Valencia tersebut adalah mampu memotivasi para pemain ketika akan bertanding. Namun, Cuper gagal meraih scudetto2001/2002 setelah kalah 2-4 dari SS Lazio di laga terakhir.
Cuper juga gagal membawa Inter ke final Liga Champions setelah dikalahkan AC Milan di semifinal. Setelah Cuper dipecat, Moratti terus berganti-ganti pelatih hingga muncul Roberto Mancini.
Dia memberi Inter Coppa Italia pada musim perdana. Mancini juga berhasil membawa Inter mendominasi Italia dengan torehan tiga scudetto. Meski sukses di Seri A, Mancini tidak memberikan prestasi yang membanggakan di Eropa.
Pada 2008, Mancini mengundurkan diri setelah dikalahkan Liverpool di Liga Champions. Pada akhir musim, Moratti mendatangkan Jose Mourinho. Keputusan Moratti menunjuk Mourinho terbukti tepat. Inter meraih treble winners 2009/2010. Sayang, Mourinho memutuskan menerima pinangan Real Madrid.
Dampaknya, Inter kembali berganti-ganti pelatih. Sejak era Mourinho, Inter telah dilatih empat orang. Mereka adalah Rafael Benitez, Leonardo Araujo, Gian Piero Gasperini, dan Claudio Ranieri. Artinya, total 17 pelatih telah dipekerjakan Moratti dengan hanya menyumbang lima scudetto dan satu Liga Champions.
()