Ada kesan Piala Indonesia dipaksakan
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Persikab Kabupaten Bandung, Encang Ibrahim, mengaku cukup menyayangkan penyelenggaraan Piala Indonesia 2012 yang terkesan dipaksakan. Meski menilai ada banyak sisi positif yang bisa dipetik dari penyelenggaraan Piala Indonesia, namun di sisi Encang menilai ajang ini telah mengabaikan sisi kualitas.
Menurut Encang, salah satu sisi positif yang bisa dipetik dari turnamen Piala Indonesia adalah adanya kesempatan atau peluang bagi pemain yang selama ini menjadi pelapis untuk mendapatkan pengalaman bermain di kompetisi sebenarnya. Namun, di balik itu ada sisi negatif yang membuat kualitas pertandingan dan bobot turnamen terkesan jadi nomor dua.
''Ada sisi positifnya, pemain yang selama ini kurang mendapatkan kesempatan, bisa memiliki peluang untuk menunjukan kualitas mereka di lapangan,” jelas Encang.
''Namun di sisi lain, secara langsung atau tidak langsung bobot dan kualitas pertandingan di turnamen ini menjadi sedikit terabaikan. Apalagi ada kesan dipaksakan untuk penyelenggaraan Piala Indonesia tahun ini,” eks pemain Persikab di era 1990’an ini menambahkan.
Bagi Encang, Piala Indonesia 2012 akan dijadikan ajang untuk mematangkan para pemain muda. ''Bagi saya masa bodoh, mau kalah atau menang. Karena tujuan utamanya menjadikan ajang ini sebagai kesempatan untuk mematangkan para pemain muda,” jelas Encang.
Dengan jadwal pertandingan yang cukup padat karena Persikab pun harus berkiprah ke kompetisi Divisi Utama, Encang mengaku cukup berat baginya membagi fokus dan konsentrasi ke dua ajang sekaligus. ''Dengan materi 22 pemain yang dimiliki dan dalam jangka waktu 25 hari harus bermain 8 kali, saya kira berat untuk membagi konsentrasi,” tegas Encang.
Hal senada juga diungkapkan oleh Asisten Pelatih PSP Padang, Johan. Menurut Johan, posisi PSP sedikit dilematis karena andai mengundurkan diri dari turnamen Piala Indonesia, maka sanksi sudah siap dijatuhkan kepada PSP.
''Rencana awal sebenarnya kita tidak akan ikut. Namun jika tidak ikut serta, nantinya kita tidak bisa ikut di ajang turnamen ini,” papar Johan seusai pertandingan leg pertama Babak I Piala Indonesia antara Persikab melawan PSP.
Dengan format home and away, Johan mengakui jika salah satu kendala yang harus dihadapi klub adalah anggaran. ''Apalagi mayoritas tim dari Divisi Utama ini kan tidak memiliki pembiayaan yang cukup besar. Jadi, mungkin dari sisi format turnamen sendiri sebenarnya lebih ideal digelar dengan sistem home tournament,” tandas Johan.
Menurut Encang, salah satu sisi positif yang bisa dipetik dari turnamen Piala Indonesia adalah adanya kesempatan atau peluang bagi pemain yang selama ini menjadi pelapis untuk mendapatkan pengalaman bermain di kompetisi sebenarnya. Namun, di balik itu ada sisi negatif yang membuat kualitas pertandingan dan bobot turnamen terkesan jadi nomor dua.
''Ada sisi positifnya, pemain yang selama ini kurang mendapatkan kesempatan, bisa memiliki peluang untuk menunjukan kualitas mereka di lapangan,” jelas Encang.
''Namun di sisi lain, secara langsung atau tidak langsung bobot dan kualitas pertandingan di turnamen ini menjadi sedikit terabaikan. Apalagi ada kesan dipaksakan untuk penyelenggaraan Piala Indonesia tahun ini,” eks pemain Persikab di era 1990’an ini menambahkan.
Bagi Encang, Piala Indonesia 2012 akan dijadikan ajang untuk mematangkan para pemain muda. ''Bagi saya masa bodoh, mau kalah atau menang. Karena tujuan utamanya menjadikan ajang ini sebagai kesempatan untuk mematangkan para pemain muda,” jelas Encang.
Dengan jadwal pertandingan yang cukup padat karena Persikab pun harus berkiprah ke kompetisi Divisi Utama, Encang mengaku cukup berat baginya membagi fokus dan konsentrasi ke dua ajang sekaligus. ''Dengan materi 22 pemain yang dimiliki dan dalam jangka waktu 25 hari harus bermain 8 kali, saya kira berat untuk membagi konsentrasi,” tegas Encang.
Hal senada juga diungkapkan oleh Asisten Pelatih PSP Padang, Johan. Menurut Johan, posisi PSP sedikit dilematis karena andai mengundurkan diri dari turnamen Piala Indonesia, maka sanksi sudah siap dijatuhkan kepada PSP.
''Rencana awal sebenarnya kita tidak akan ikut. Namun jika tidak ikut serta, nantinya kita tidak bisa ikut di ajang turnamen ini,” papar Johan seusai pertandingan leg pertama Babak I Piala Indonesia antara Persikab melawan PSP.
Dengan format home and away, Johan mengakui jika salah satu kendala yang harus dihadapi klub adalah anggaran. ''Apalagi mayoritas tim dari Divisi Utama ini kan tidak memiliki pembiayaan yang cukup besar. Jadi, mungkin dari sisi format turnamen sendiri sebenarnya lebih ideal digelar dengan sistem home tournament,” tandas Johan.
()