Tim bola PON Jatim banyak kelemahan
A
A
A
Sindonews.com - Libur dua pekan membawa dampak buruk bagi skuad tim sepak bola Jawa Timur (Jatim) proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/Riau, September mendatang. Berbagai kelemahan masih perlu pembenahan mulai organisasi permainan, fisik, hingga mental.
Manajer PON Jatim Bambang Pramukantoro mengakui jika masih banyak kelemahan di timnya setelah menyaksikan laga uji coba melawan Persegres U-21, di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Rabu (28/3). "Harus kita akui libur kemarin memang membuat permaianan anak-anak tidak seperti biasanya. Waktu tersisa ini akan kita coba perbaiki," ujarnya.
Meski dalam laga yang diwarnai baku hantam itu, tim PON Jatim menak telak 6-1, namun dari sisi penampilan tidak membuat Bambang puas. "Kerja sama tim tidak tampak yang menonjol cuma kemampuan individu. Ini wajar karena anak-anak cukup lama pisah karena masing-masing pemain harus membela klubnya masing-masing, " keluhnya.
Selain kehilangan teamwork, fisik para pemain dimata Bambang juga menurun. Salah satunya terlihat di awal-awal pertandingan, permainan cepat sebagai ciri khas tim PON tidak terlihat. "Di awal-awal babak pertama, anak-anak seperti terlambat panas. Mungkin ini juga karena pengaruh fisik yang menurun, " tandasnya.
Bisa jadi akibat fisik kurang prima membuat tensi darah pemain muda Tim PON Jatim cepat naik.Terbukti, memasuki 20 menit akhir menjelang peluit panjang dibunyikan suhu pertandingan mulai memanas. Akibat permainan keras, benturan-benturan antar pemain dari kedua tim tak dapat dihindari.
Puncaknya, ketika pemain Persegres U-21, Wahyu Eko melanggar bek Tim Jatim, Dodik Hariyanto. Tanpa dikomando, darah muda tim PON Jatim langsung tersulut dengan spontan mengerubuti Wahyu kerena tak terima rekannya diperlakukan kasar. Bahkan salah satu pemain PON JatimNasrul Arianto terlihat sempat terlibat baku pukul dengan Wahyu. Beruntung aksi ini tak berlangsung lama setelah wasit mampu mengendalikan situasi.
Namun, suasana tenang hanya tak berlangsung lama. Hanya berselang 10 menit, pertandingan kembali dihentikan. Kali ini giliran Wahyu Eko emosi karena dijatuhkan dengan paksa oleh dua pemain Jatim sekaligus. Pemain bernomor punggung 39 itu langsung mengejar pemain PON, Gigih Siswantoro. Tanpa basa-basi, keduanya adu jotos di atas rumput hijau.
Meski sempat terhenti dua kali, pertandingan akhirnya bisa dilanjutkan hingga waktu normal 90 menit dengan kemenangan tim PON Jatim 6-1. Striker Fandi Eko Utomo dan Fajar Cahyo masing-masing mencetak dua gol. Sedangkan dua gol lainnya dilesakkan Ahmad Zakaria dan Dicky Prayoga. Persegres mendapat satu gol hiburan melalui tendangan Amirul Syafa'at.
Setelah laga uji coba melawan Persegres U 21, tim PON Jatim akan kembali melanjutkan TC di Surabaya sampai PON digelar, September mendatang. "Rencananya kita akan tetap menggelar TC di Surabaya sampai PON nanti digelar. Kemungkinan kita tidak akan pindah tempat lagi, " ujar Bambang.
Sementara itu, pelatih tim sepak bola Jatim, Danur Dara menganggap kejadian baku hantam dalam laga melawan Persegeres U 21 itu masih dalam batas normal. "Masih wajar saja. Justru dari peristiwa itu ada sisi positifnya. Yang penting anak-anak bisa mengontrol emosi," terang mantan asisten pelatih Aji Santoso di Persema itu.
Manajer PON Jatim Bambang Pramukantoro mengakui jika masih banyak kelemahan di timnya setelah menyaksikan laga uji coba melawan Persegres U-21, di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Rabu (28/3). "Harus kita akui libur kemarin memang membuat permaianan anak-anak tidak seperti biasanya. Waktu tersisa ini akan kita coba perbaiki," ujarnya.
Meski dalam laga yang diwarnai baku hantam itu, tim PON Jatim menak telak 6-1, namun dari sisi penampilan tidak membuat Bambang puas. "Kerja sama tim tidak tampak yang menonjol cuma kemampuan individu. Ini wajar karena anak-anak cukup lama pisah karena masing-masing pemain harus membela klubnya masing-masing, " keluhnya.
Selain kehilangan teamwork, fisik para pemain dimata Bambang juga menurun. Salah satunya terlihat di awal-awal pertandingan, permainan cepat sebagai ciri khas tim PON tidak terlihat. "Di awal-awal babak pertama, anak-anak seperti terlambat panas. Mungkin ini juga karena pengaruh fisik yang menurun, " tandasnya.
Bisa jadi akibat fisik kurang prima membuat tensi darah pemain muda Tim PON Jatim cepat naik.Terbukti, memasuki 20 menit akhir menjelang peluit panjang dibunyikan suhu pertandingan mulai memanas. Akibat permainan keras, benturan-benturan antar pemain dari kedua tim tak dapat dihindari.
Puncaknya, ketika pemain Persegres U-21, Wahyu Eko melanggar bek Tim Jatim, Dodik Hariyanto. Tanpa dikomando, darah muda tim PON Jatim langsung tersulut dengan spontan mengerubuti Wahyu kerena tak terima rekannya diperlakukan kasar. Bahkan salah satu pemain PON JatimNasrul Arianto terlihat sempat terlibat baku pukul dengan Wahyu. Beruntung aksi ini tak berlangsung lama setelah wasit mampu mengendalikan situasi.
Namun, suasana tenang hanya tak berlangsung lama. Hanya berselang 10 menit, pertandingan kembali dihentikan. Kali ini giliran Wahyu Eko emosi karena dijatuhkan dengan paksa oleh dua pemain Jatim sekaligus. Pemain bernomor punggung 39 itu langsung mengejar pemain PON, Gigih Siswantoro. Tanpa basa-basi, keduanya adu jotos di atas rumput hijau.
Meski sempat terhenti dua kali, pertandingan akhirnya bisa dilanjutkan hingga waktu normal 90 menit dengan kemenangan tim PON Jatim 6-1. Striker Fandi Eko Utomo dan Fajar Cahyo masing-masing mencetak dua gol. Sedangkan dua gol lainnya dilesakkan Ahmad Zakaria dan Dicky Prayoga. Persegres mendapat satu gol hiburan melalui tendangan Amirul Syafa'at.
Setelah laga uji coba melawan Persegres U 21, tim PON Jatim akan kembali melanjutkan TC di Surabaya sampai PON digelar, September mendatang. "Rencananya kita akan tetap menggelar TC di Surabaya sampai PON nanti digelar. Kemungkinan kita tidak akan pindah tempat lagi, " ujar Bambang.
Sementara itu, pelatih tim sepak bola Jatim, Danur Dara menganggap kejadian baku hantam dalam laga melawan Persegeres U 21 itu masih dalam batas normal. "Masih wajar saja. Justru dari peristiwa itu ada sisi positifnya. Yang penting anak-anak bisa mengontrol emosi," terang mantan asisten pelatih Aji Santoso di Persema itu.
()