Persebaya bantah jadi anak emas
A
A
A
Sindonews.com - Dua kali menggelar laga uji coba internasional melawan klub Malaysia memang membanggakan bagi Persebaya. Namun dampaknya, sejumlah klub peserta Indonesian Premier League (IPL) mulai tumbul benih kecemburuan. Klub berjuluk Bleduk Ijo itu dianggap sebagai anak emas PSSI. Benarkah?
Bukan tanpa alasan Persebaya dianggap anak emas oleh PSSI maupun PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Maklum, ini setelah Persebaya ditunjuk sebagai wakil klub IPL dalam ajang Unity Cup melawan juara Malaysia Super League (MSL) Kelantan FA akhir Desember lalu.
Saat itu Persebaya berhasil menjadi juara dengan kemenangan agregat gol 4-3. Tidak hanya sukses juara, Persebaya juga mampu mendatangkan ribuan penonton ke Gelora 10 Nopember, Surabaya.
Dari pengalaman itu, tampaknya membuat PSSI maupun PT LPIS ingin kembali mengulang sukses. Memanfaatkan jeda kompetisi IPL putaran pertama, Persebaya kembali menggelar pertandingan persahabatan dengan klub Malaysia lainnya Negeri Sembilan FA.
Leg pertama yang digelar di Malaysia pekan lalu berakhir imbang 2-2. Sedangkan pertemuan kedua, rencanyanya akan digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), 2 Mei mendatang.
Akibat Persebaya terus mendapat kepecayaan menjadi wakil di laga ujicoba internasional, sejumlah klub IPL lainnya mulai gerah. Salah satu yang bersuara lantang adalah Persiba Bantul.
Tim penghuni lima besar dalam kelasmen sementara IPL itu menuding PSSI maupun PT LPIS tidak fair karena yang diberikan kesempatan berlaga melawan klub luar negeri hanya Persebaya sedangkan tim lainnya tidak pernah dipercaya.
Menghadapi tudingan ini, kubu Persebaya memilih bersikap tenang. Manajer Persebaya Saleh Hanifah mengatakan jika pihaknya tidak pernah merasa menjadi anak emas Persebaya.
"Kondisi pasar yang membuat kita ditunjuk dua kali melawan tim Malaysia. Jadi jangan diartikan Persebaya sebagai anak emas. Mereka yang minta agar Persebaya bermain di sana " pintanya.
Di era sepakbola modern seperti ini, lanjut Saleh, sepakbola tak cuma sebagai tontonan belaka, tapi ada sisi industri di dalamnya. Alasan inilah yang menurut manajemen Persebaya, menjadi penyebab mengapa Bleduk Ijo dua kali diundang uji coba lawan tim luar negeri, tepatnya Malaysia Super League (MSL), Kelantan FA dan Negeri Sembilan FA. "Pasar yang menginginkan. Mungkin karena nilai jual klub lebih tinggi, jadi bisa dijual," ujar Saleh Hanifah.
Ditambahkan Saleh, bukan PSSI maupun LPIS yang memberikan tawaran kepada Persebaya, tapi langsung dari pihak sponsor utama MSL, Malaysia Premier League, sekaligus televisi berbayar pertama di Malaysia, Astro. "Sekali lagi, bukan kita yang minta, tapi orang Malaysia sendiri. Ini murni pilihan sponsor. Bisa saja karena rating televisi kita memang tinggi, " jelasnya.
Bukan hanya itu, Saleh juga mengigatkan jika pertandingan kompetisi IPL diiarkan juga di Malaysia. " Jadi mereka tahu mana klub-klub bagus, suporternya banyak dan bisa dijual. Jadi, inilah yang dinamakan industri sepak bola. Jangan ada rasa curiga, " ucap bos klub internal Pengcab PSSI Surabaya, Indonesia Muda (IM) ini.
Dari dua kali pengalaman berlaga di Malaysia, ujar Saleh , Persebaya selalu mendapat respon bagus dari masyarakat Negri Jiran itu, "Seperti kemarin, kita di-support semua orang. Orang Malaysia beri applaus, mereka akui Persebaya bermain bagus. Kalau penonton di sana puas, kita juga senang, " tuturnya.
Saleh Hanifah juga meminta agar klub-klub lain bersabar. Sebab, tidak menutup kemungkinan dua kali Persebaya berlaga di Malaysia hanya sebagai jalan pembuka bagi klub lain agar punya kesempatan sama. "Bukan tidak mungkin tim-tim lainnya juga akan mengalami hal serupa. Ini hanya membuka jalan saya, agar kompetisi kita dikenal, " ujarnya.
Bahkan, Saleh Hanifah sudah mendapatkan selentingan kabar jika pihak Malaysia sudah mulai menjajaki tim-tim lain seperti Arema, Persibo, Semen Padang, PSM maupun Persiba yang merupakan penghuni papan atas IPL.
"Mereka terus mengamati perkembangan klub di Indonesia. Pasti pihak Malaysia akan memilih tim-tim bagus dan punya nilai jual, kita tunggu saja. Kalau Persebaya terus mereka juga pasti mengalami kebosanan, " ujarnya.
Selain itu, Saleh juga mengigatkan di kompetisi IPL Persebaya sama sekali jauh dari kesan anak emas. Bahkan pihak sering dirugikan oleh keputusan wasit baik dalam laga kandang maupun tandang. "Kita dua kali kalah di kandang. Apa itu bisa dibilang anak emas juga, " sindirnya. Satu kekalahan kandang Persebaya salah satu diderita saat melawan Persiba Bantul.
Bukan tanpa alasan Persebaya dianggap anak emas oleh PSSI maupun PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Maklum, ini setelah Persebaya ditunjuk sebagai wakil klub IPL dalam ajang Unity Cup melawan juara Malaysia Super League (MSL) Kelantan FA akhir Desember lalu.
Saat itu Persebaya berhasil menjadi juara dengan kemenangan agregat gol 4-3. Tidak hanya sukses juara, Persebaya juga mampu mendatangkan ribuan penonton ke Gelora 10 Nopember, Surabaya.
Dari pengalaman itu, tampaknya membuat PSSI maupun PT LPIS ingin kembali mengulang sukses. Memanfaatkan jeda kompetisi IPL putaran pertama, Persebaya kembali menggelar pertandingan persahabatan dengan klub Malaysia lainnya Negeri Sembilan FA.
Leg pertama yang digelar di Malaysia pekan lalu berakhir imbang 2-2. Sedangkan pertemuan kedua, rencanyanya akan digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), 2 Mei mendatang.
Akibat Persebaya terus mendapat kepecayaan menjadi wakil di laga ujicoba internasional, sejumlah klub IPL lainnya mulai gerah. Salah satu yang bersuara lantang adalah Persiba Bantul.
Tim penghuni lima besar dalam kelasmen sementara IPL itu menuding PSSI maupun PT LPIS tidak fair karena yang diberikan kesempatan berlaga melawan klub luar negeri hanya Persebaya sedangkan tim lainnya tidak pernah dipercaya.
Menghadapi tudingan ini, kubu Persebaya memilih bersikap tenang. Manajer Persebaya Saleh Hanifah mengatakan jika pihaknya tidak pernah merasa menjadi anak emas Persebaya.
"Kondisi pasar yang membuat kita ditunjuk dua kali melawan tim Malaysia. Jadi jangan diartikan Persebaya sebagai anak emas. Mereka yang minta agar Persebaya bermain di sana " pintanya.
Di era sepakbola modern seperti ini, lanjut Saleh, sepakbola tak cuma sebagai tontonan belaka, tapi ada sisi industri di dalamnya. Alasan inilah yang menurut manajemen Persebaya, menjadi penyebab mengapa Bleduk Ijo dua kali diundang uji coba lawan tim luar negeri, tepatnya Malaysia Super League (MSL), Kelantan FA dan Negeri Sembilan FA. "Pasar yang menginginkan. Mungkin karena nilai jual klub lebih tinggi, jadi bisa dijual," ujar Saleh Hanifah.
Ditambahkan Saleh, bukan PSSI maupun LPIS yang memberikan tawaran kepada Persebaya, tapi langsung dari pihak sponsor utama MSL, Malaysia Premier League, sekaligus televisi berbayar pertama di Malaysia, Astro. "Sekali lagi, bukan kita yang minta, tapi orang Malaysia sendiri. Ini murni pilihan sponsor. Bisa saja karena rating televisi kita memang tinggi, " jelasnya.
Bukan hanya itu, Saleh juga mengigatkan jika pertandingan kompetisi IPL diiarkan juga di Malaysia. " Jadi mereka tahu mana klub-klub bagus, suporternya banyak dan bisa dijual. Jadi, inilah yang dinamakan industri sepak bola. Jangan ada rasa curiga, " ucap bos klub internal Pengcab PSSI Surabaya, Indonesia Muda (IM) ini.
Dari dua kali pengalaman berlaga di Malaysia, ujar Saleh , Persebaya selalu mendapat respon bagus dari masyarakat Negri Jiran itu, "Seperti kemarin, kita di-support semua orang. Orang Malaysia beri applaus, mereka akui Persebaya bermain bagus. Kalau penonton di sana puas, kita juga senang, " tuturnya.
Saleh Hanifah juga meminta agar klub-klub lain bersabar. Sebab, tidak menutup kemungkinan dua kali Persebaya berlaga di Malaysia hanya sebagai jalan pembuka bagi klub lain agar punya kesempatan sama. "Bukan tidak mungkin tim-tim lainnya juga akan mengalami hal serupa. Ini hanya membuka jalan saya, agar kompetisi kita dikenal, " ujarnya.
Bahkan, Saleh Hanifah sudah mendapatkan selentingan kabar jika pihak Malaysia sudah mulai menjajaki tim-tim lain seperti Arema, Persibo, Semen Padang, PSM maupun Persiba yang merupakan penghuni papan atas IPL.
"Mereka terus mengamati perkembangan klub di Indonesia. Pasti pihak Malaysia akan memilih tim-tim bagus dan punya nilai jual, kita tunggu saja. Kalau Persebaya terus mereka juga pasti mengalami kebosanan, " ujarnya.
Selain itu, Saleh juga mengigatkan di kompetisi IPL Persebaya sama sekali jauh dari kesan anak emas. Bahkan pihak sering dirugikan oleh keputusan wasit baik dalam laga kandang maupun tandang. "Kita dua kali kalah di kandang. Apa itu bisa dibilang anak emas juga, " sindirnya. Satu kekalahan kandang Persebaya salah satu diderita saat melawan Persiba Bantul.
()