Di Matteo bisa menyamai AVB dan Scolari
A
A
A
Sindonews.com - Roberto Di Matteo genap menangani Chelsea selama sebulan pada leg kedua 8 besar Liga Champions melawan SL Benfica, hari ini. Pelatih asal Italia itu berkesempatan menandai perayaannya dengan menyamai torehan pendahulunya.
Ditunjuk menggantikan Andre-Villas Boas (AVB) pada 4 Maret lalu, Di Matteo berpeluang memetik kemenangan ketiga bersama The Blues—julukan Chelsea—di Liga Champions. Jika ini dicapai, dia bakal mendampingi AVB dan Luiz Felipe Scolari yang membukukan catatan serupa dalam periode kerja lebih lama.
Di Matteo sebelumnya membawa John Terry dkk membekuk SSC Napoli 4-1 pada leg kedua 16 besar dan menaklukkan Benfica 1-0 pada leg pertama di Estadio da Luz, Selasa (27/3).
Catatan ini jelas menunjukkan kualitasnya.Tidak heran jika Chelsea begitu percaya diri dapat menuntaskan perlawanan Benfica di Stamford Bridge. Tercatat klub London Barat itu memetik enam kemenangan dan hanya sekali tumbang dari delapan pertandingan sejak Di Matteo datang, dengan enam kemenangan.
Apa yang dihasilkan Di Matteo membuat atmosfer di ruang ganti Chelsea menjadi kondusif. Para pemain mengakui sentuhan magis sosok kelahiran Schaffhausen tersebut dan tidak sungkan memujinya. Yang paling lantang memberikan sanjungan adalah gelandang Frank Lampard.
”Pelatih (Di Matteo) terus mengambil keputusan tepat. Dia mampu menyuntikkan kepercayaan diri dan semangat kepada para pemain. Hasilnya seperti yang Anda lihat.Bisa dibilang dia telah melakukan pekerjaan bagus,” ucap Lampard,dikutip The Sun.
Lampard mengklaim Di Matteo jauh lebih baik dari AVB dari cara pendekatan atau membuat keputusan. Di Matteo berani mengatakan langsung pada pemain jika yang bersangkutan tidak akan bertanding.
Sedangkan AVB memilih cara terselubung,yakni dengan memarkir si pemain di bangku cadangan tanpa diberi tahu apakah akan tampil atau tidak. Salah satu contohnya saat menghadapi Napoli.Ketika itu Di Matteo bertemu Lampard secara pribadi untuk menyampaikan kalau gelandang timnas Inggris itu tidak akan masuk tim inti.
”Saat itu, saya diberitahukan langsung oleh pelatih. Saya tidak keberatan dengan itu. Yang penting, saya gembira dengan hasil yang didapat,” tambah Lampard.
Kelebihan lain Di Matteo dari AVB adalah sistem kerjanya.Bukan rahasia lagi kalau AVB ”memusuhi” pemain veteran dan berusaha membuangnya. Itu terlihat dari susunan pemain yang cenderung mengedepankan darah muda.
Itu menyebabkan retaknya rasa persatuan di dalam tim. Sedangkan Di Matteo justru menghormati pemain veteran. Dia tak segan menurunkan pemain veteran yang bisa memberikan dampak positif.
Ditunjuk menggantikan Andre-Villas Boas (AVB) pada 4 Maret lalu, Di Matteo berpeluang memetik kemenangan ketiga bersama The Blues—julukan Chelsea—di Liga Champions. Jika ini dicapai, dia bakal mendampingi AVB dan Luiz Felipe Scolari yang membukukan catatan serupa dalam periode kerja lebih lama.
Di Matteo sebelumnya membawa John Terry dkk membekuk SSC Napoli 4-1 pada leg kedua 16 besar dan menaklukkan Benfica 1-0 pada leg pertama di Estadio da Luz, Selasa (27/3).
Catatan ini jelas menunjukkan kualitasnya.Tidak heran jika Chelsea begitu percaya diri dapat menuntaskan perlawanan Benfica di Stamford Bridge. Tercatat klub London Barat itu memetik enam kemenangan dan hanya sekali tumbang dari delapan pertandingan sejak Di Matteo datang, dengan enam kemenangan.
Apa yang dihasilkan Di Matteo membuat atmosfer di ruang ganti Chelsea menjadi kondusif. Para pemain mengakui sentuhan magis sosok kelahiran Schaffhausen tersebut dan tidak sungkan memujinya. Yang paling lantang memberikan sanjungan adalah gelandang Frank Lampard.
”Pelatih (Di Matteo) terus mengambil keputusan tepat. Dia mampu menyuntikkan kepercayaan diri dan semangat kepada para pemain. Hasilnya seperti yang Anda lihat.Bisa dibilang dia telah melakukan pekerjaan bagus,” ucap Lampard,dikutip The Sun.
Lampard mengklaim Di Matteo jauh lebih baik dari AVB dari cara pendekatan atau membuat keputusan. Di Matteo berani mengatakan langsung pada pemain jika yang bersangkutan tidak akan bertanding.
Sedangkan AVB memilih cara terselubung,yakni dengan memarkir si pemain di bangku cadangan tanpa diberi tahu apakah akan tampil atau tidak. Salah satu contohnya saat menghadapi Napoli.Ketika itu Di Matteo bertemu Lampard secara pribadi untuk menyampaikan kalau gelandang timnas Inggris itu tidak akan masuk tim inti.
”Saat itu, saya diberitahukan langsung oleh pelatih. Saya tidak keberatan dengan itu. Yang penting, saya gembira dengan hasil yang didapat,” tambah Lampard.
Kelebihan lain Di Matteo dari AVB adalah sistem kerjanya.Bukan rahasia lagi kalau AVB ”memusuhi” pemain veteran dan berusaha membuangnya. Itu terlihat dari susunan pemain yang cenderung mengedepankan darah muda.
Itu menyebabkan retaknya rasa persatuan di dalam tim. Sedangkan Di Matteo justru menghormati pemain veteran. Dia tak segan menurunkan pemain veteran yang bisa memberikan dampak positif.
()