AFC bentuk Task Force, PSSI respons positif
A
A
A
Sindonews.com - PSSI menyambut gembira bantuan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk menyelesaikan konflik sepak bola Indonesia. AFC secara resmi membentuk tim Task Force yang dianggotai empat petinggi AFC. Mereka bertugas menyelidiki apa yang menjadi permasalahan di persepakbolaan Tanah Air.
Keempat petinggi AFC yang tergabung dalam tim Task Force di antaranya Wakil Presiden AFC HRH Pangeran Abdullah lbnu Sultan Ahmad Shah, anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC Dato Worawi Makudi, Sekjen AFC Dato Alex Soosay, dan Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan lnternasional AFC James Johnson.
Keempat petinggi AFC tersebut, akan benar-benar serius mencari jalan keluar terbaik bagi kekisruhan dipersepakbolaan Indonesia. Karena dibentuknya Task Force oleh AFC bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian breakaway league dan konflik PSSI untuk menghindari sanksi FIFA.
AFC sendiri sepertinya mulai sadar, jika dalam permasalahan di persepakbolaan Indonesia, tidak hanya sebatas konflik dualisme kompetisi antara Indonesia Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL). Tapi, federasi sepak bola tertinggi Asia tersebut sadar, jika konflik sudah merahbah ke organisasi kepengurus di persepakbolaan Indonesia.
Konflik pun semakin memanas, setelah terpilihnya La Nyalla M Mattalitti sebagai ketua umum (ketum) PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Jadi saat ini pun seolah telah terbentuk dua pengurus PSSI. Yaitu di bawah kepemimpinan Djohar dan PSSI di bawah komando La Nyalla.
"Soal Task Force, sebenarnya sudah disampaikan AFC kepada kami dalam surat dateline 15 Juni yang diberikan FIFA kepada Indonesia. Jadi sebenarnya, kami sudah tahu soal rencana AFC membuat tim task force. Dan itu dibuat untuk membantu Indonesia. Tentu kami sangat apresiasi apa yang dilakukan AFC kepada Indonesia," ungkap Djohar.
"Ini sangat bagus untuk menyelesaikan masalah yang ada di persepakbolaan Indonesia. Karena yang penting dari semuanya adalah, jangan sampai sepak bola Indonesia dijatuhi sanksi atau diberikan hukuman lain yang pastinya akan merugikan persepakbolaan Tanah Air," sambung pria yang juga mantan staf ahli Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tersebut.
Namun, seperti apa langkap AFC untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada dipersepakbolaan Indonesia, Djohar belum mengetahui soal itu. Baginya, biarkan AFC bekerja dengan caranya sendiri. Dan yang harus dilakukan PSSi menurut mantan pemain PSMS Medan tersebut adalah, menunggu dan membantu segala hal yang dibutuhkan AFC untuk memperbaiki permasalahan yang ada
"Kami belum tahu apa cara mereka untuk selesaikan konflik di Indonesia. Semuanya pakai cara mereka sendiri, kami tidak ikut campur didalamnya. Yang saat ini kami lakukan adalah menunggu hasil. Dan kami menunggu kapan kami dilibatkan oleh AFC untuk menyelesaikan masalah ini," papar Djohar.
Sementara itu, sambutan gembira juga datang dari kubu PSSI pimpinan La Nyalla, soal usaha yang dilakukan AFC dengan membentuk Task Force . La Nyalla meminta, agar tim Task Force bisa menjadi penegah dan menyelesaikan masalah dipersepakbolaan Indonesia sampai tuntas.
"Kami menyambut gembira hal itu. Silakan FIFA dan AFC menyelidikinya sampai tuntas. KLB sendiri saya tegaskan, bukan merupakan perebutan kekuasaan di PSSI. Tapi, KLB adalah suara hati nurani para anggota PSSI," papar La Nyalla.
Keempat petinggi AFC yang tergabung dalam tim Task Force di antaranya Wakil Presiden AFC HRH Pangeran Abdullah lbnu Sultan Ahmad Shah, anggota Komite Eksekutif FIFA dan AFC Dato Worawi Makudi, Sekjen AFC Dato Alex Soosay, dan Kepala Asosiasi Anggota dan Hubungan lnternasional AFC James Johnson.
Keempat petinggi AFC tersebut, akan benar-benar serius mencari jalan keluar terbaik bagi kekisruhan dipersepakbolaan Indonesia. Karena dibentuknya Task Force oleh AFC bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian breakaway league dan konflik PSSI untuk menghindari sanksi FIFA.
AFC sendiri sepertinya mulai sadar, jika dalam permasalahan di persepakbolaan Indonesia, tidak hanya sebatas konflik dualisme kompetisi antara Indonesia Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL). Tapi, federasi sepak bola tertinggi Asia tersebut sadar, jika konflik sudah merahbah ke organisasi kepengurus di persepakbolaan Indonesia.
Konflik pun semakin memanas, setelah terpilihnya La Nyalla M Mattalitti sebagai ketua umum (ketum) PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Jadi saat ini pun seolah telah terbentuk dua pengurus PSSI. Yaitu di bawah kepemimpinan Djohar dan PSSI di bawah komando La Nyalla.
"Soal Task Force, sebenarnya sudah disampaikan AFC kepada kami dalam surat dateline 15 Juni yang diberikan FIFA kepada Indonesia. Jadi sebenarnya, kami sudah tahu soal rencana AFC membuat tim task force. Dan itu dibuat untuk membantu Indonesia. Tentu kami sangat apresiasi apa yang dilakukan AFC kepada Indonesia," ungkap Djohar.
"Ini sangat bagus untuk menyelesaikan masalah yang ada di persepakbolaan Indonesia. Karena yang penting dari semuanya adalah, jangan sampai sepak bola Indonesia dijatuhi sanksi atau diberikan hukuman lain yang pastinya akan merugikan persepakbolaan Tanah Air," sambung pria yang juga mantan staf ahli Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tersebut.
Namun, seperti apa langkap AFC untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada dipersepakbolaan Indonesia, Djohar belum mengetahui soal itu. Baginya, biarkan AFC bekerja dengan caranya sendiri. Dan yang harus dilakukan PSSi menurut mantan pemain PSMS Medan tersebut adalah, menunggu dan membantu segala hal yang dibutuhkan AFC untuk memperbaiki permasalahan yang ada
"Kami belum tahu apa cara mereka untuk selesaikan konflik di Indonesia. Semuanya pakai cara mereka sendiri, kami tidak ikut campur didalamnya. Yang saat ini kami lakukan adalah menunggu hasil. Dan kami menunggu kapan kami dilibatkan oleh AFC untuk menyelesaikan masalah ini," papar Djohar.
Sementara itu, sambutan gembira juga datang dari kubu PSSI pimpinan La Nyalla, soal usaha yang dilakukan AFC dengan membentuk Task Force . La Nyalla meminta, agar tim Task Force bisa menjadi penegah dan menyelesaikan masalah dipersepakbolaan Indonesia sampai tuntas.
"Kami menyambut gembira hal itu. Silakan FIFA dan AFC menyelidikinya sampai tuntas. KLB sendiri saya tegaskan, bukan merupakan perebutan kekuasaan di PSSI. Tapi, KLB adalah suara hati nurani para anggota PSSI," papar La Nyalla.
()