Persebaya emoh ganti kerugian PSMS
A
A
A
Sindonews.com - Tuntutan PSMS Medan agar Persebaya membayar ganti rugi material akibat penundaan pertandingan Minggu (8/4), tampaknya tidak akan dipenuhi. Pasalnya, manajemen Persebaya akan menyerahkan sepenuhnya penggantian kerugian yang diderita PSMS ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai pengelola liga.
Ketua Panpel Persebaya Sutrisno menegaskan semua kerugian PSMS Medan bukan tanggung jawab Persebaya melainkan PT LPIS. "Jika memang PSMS akan melakukan klaim ganti rugi akibat penundaan kemarin memang wajar. Tapi ganti rugi itu bukan kita yang harus membayar, tapi kita serahkan ke pihak LPIS. Kalau ada ganti rugi atau sebagainya, pihak LPIS yang melakukan," tandasnya.
Hingga saat ini, Persebaya mengaku belum menerima laporan kerugian yang dialami PSMS. Yang pasti tim berjuluk Ayam Kinantan itu sudah terlanjur mengeluarkan biaya akomodasi, mulai dari transportasi hingga penginapan sekitar 20 orang. "Sampai sekarang kita belum terima laporan dari PSMS. Kalaupun ada akan kita teruskan ke LPIS, " ucapnya.
Wajar jika Persebaya tidak mau membayar kerugian PSMS Medan. Sebab,
semua prosedur pertandingan dilakukan sesuai aturan. Bahkan, pada Kamis (5/4) lalu, Panpel Persebaya juga sudah mengirimkan salinan surat dari Polrestabes Surabaya dengan nomor B/1586/IV/2012/Bagops yang berisi pemberitahuan penundaan kegiatan pertandingan sepak bola ke LPIS.
Surat dari Polrestabes Surabaya ini sendiri diterima oleh Panpel, Selasa (3/4). Artinya, pihak LPIS sudah mengetahui jika Persebaya tidak mengantongi izin pertandingan.
Namun, LPIS terkesan diam dengan tidak segera memberikan pengumuman penundaan pertandingan. Sehingga PSMS memilih berangkat ke Surabaya pada Jumat (6/4). "Sebelumnya kami sudah melaporkan ke LPIS, termasuk mengirim salinan surat dari Polrestabes terkait larangan pertandingan di bulan April ini,"ujar Sutrisno.
Ditambahkan Sutrisno, bukan hanya PSMS sebenarnya yang menderita kerugian. Pihak Persebaya sebagai tuan rumah juga mengalami kondisi sama. Pasalnya, Panpel telanjur mencetak sebanyak 30 ribu tiket atau setengah dari kapasitas Stadion Gelora Bung Tomo yang bisa menampung 60 ribu penonton. "Bukan hanya PSMS yang, Persebaya juga rugi karena tiket sudah dicetak dan sebagian terjual, " keluhnya.
Dalam penjualan tiket, Persebaya dalam beberapa pertandingan terakhir memang menerapkan sistem ticket box. Tiket sudah dijual melalui beberapa tempat dua hari sebelum pertandingan untuk menghindari antrean panjang di lokasi pertandingan. "Karena pertandingan batal, panpel terpaksa mengembalikan tiket yang sudah terjual. Kami belum menghitung berapa total kerugian Persebaya, " elaknya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pertandingan Persebaya melawan PSMS dalam lanjutan kompetisi Indonesia Premier Laegue (IPL) yang rencananya digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Minggu (8/4) lalu terpaksa dibatalkan.
Penyebabnya, Polrestabes Surabaya melarang kegiatan pertandingan sepak bola selama bulan April karena terkait konsentrasi pengamanan pasca gejolak demo kenaikan BBM, pekan lalu.
Ketua Panpel Persebaya Sutrisno menegaskan semua kerugian PSMS Medan bukan tanggung jawab Persebaya melainkan PT LPIS. "Jika memang PSMS akan melakukan klaim ganti rugi akibat penundaan kemarin memang wajar. Tapi ganti rugi itu bukan kita yang harus membayar, tapi kita serahkan ke pihak LPIS. Kalau ada ganti rugi atau sebagainya, pihak LPIS yang melakukan," tandasnya.
Hingga saat ini, Persebaya mengaku belum menerima laporan kerugian yang dialami PSMS. Yang pasti tim berjuluk Ayam Kinantan itu sudah terlanjur mengeluarkan biaya akomodasi, mulai dari transportasi hingga penginapan sekitar 20 orang. "Sampai sekarang kita belum terima laporan dari PSMS. Kalaupun ada akan kita teruskan ke LPIS, " ucapnya.
Wajar jika Persebaya tidak mau membayar kerugian PSMS Medan. Sebab,
semua prosedur pertandingan dilakukan sesuai aturan. Bahkan, pada Kamis (5/4) lalu, Panpel Persebaya juga sudah mengirimkan salinan surat dari Polrestabes Surabaya dengan nomor B/1586/IV/2012/Bagops yang berisi pemberitahuan penundaan kegiatan pertandingan sepak bola ke LPIS.
Surat dari Polrestabes Surabaya ini sendiri diterima oleh Panpel, Selasa (3/4). Artinya, pihak LPIS sudah mengetahui jika Persebaya tidak mengantongi izin pertandingan.
Namun, LPIS terkesan diam dengan tidak segera memberikan pengumuman penundaan pertandingan. Sehingga PSMS memilih berangkat ke Surabaya pada Jumat (6/4). "Sebelumnya kami sudah melaporkan ke LPIS, termasuk mengirim salinan surat dari Polrestabes terkait larangan pertandingan di bulan April ini,"ujar Sutrisno.
Ditambahkan Sutrisno, bukan hanya PSMS sebenarnya yang menderita kerugian. Pihak Persebaya sebagai tuan rumah juga mengalami kondisi sama. Pasalnya, Panpel telanjur mencetak sebanyak 30 ribu tiket atau setengah dari kapasitas Stadion Gelora Bung Tomo yang bisa menampung 60 ribu penonton. "Bukan hanya PSMS yang, Persebaya juga rugi karena tiket sudah dicetak dan sebagian terjual, " keluhnya.
Dalam penjualan tiket, Persebaya dalam beberapa pertandingan terakhir memang menerapkan sistem ticket box. Tiket sudah dijual melalui beberapa tempat dua hari sebelum pertandingan untuk menghindari antrean panjang di lokasi pertandingan. "Karena pertandingan batal, panpel terpaksa mengembalikan tiket yang sudah terjual. Kami belum menghitung berapa total kerugian Persebaya, " elaknya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pertandingan Persebaya melawan PSMS dalam lanjutan kompetisi Indonesia Premier Laegue (IPL) yang rencananya digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Minggu (8/4) lalu terpaksa dibatalkan.
Penyebabnya, Polrestabes Surabaya melarang kegiatan pertandingan sepak bola selama bulan April karena terkait konsentrasi pengamanan pasca gejolak demo kenaikan BBM, pekan lalu.
()