Aliran dana KONI Surabaya macet

Senin, 09 April 2012 - 16:35 WIB
Aliran dana KONI Surabaya macet
Aliran dana KONI Surabaya macet
A A A
Sindonews.com - Pengurus KONI Surabaya kembali dibuat pening. Sebab, hingga saat ini, dana ABPD sebesar Rp 22 miliar yang dijanjikan oleh Pemkot Surabaya belum kunjung cair. Akibatnya, program pembinaan olahraga di Kota Pahlawan terancam berantakan.

Ketua Umum KONI Surabaya, Soenardi, mengatakan seharusnya dana hibah tersebut sudah cair bulan Maret atau batas akhir triwulan pertama. "Sampai sekarang belum ada kejelasan. Kita khawatir akan mengganggu program yang sudah kita buat dengan induk masing-masing cabang olahraga. Kita juga heran kenapa dana itu tidak juga dicairkan," ujarnya, Senin (9/4).

Salah satu agenda yang terkena imbas adalah Piala Wali Kota dan Piala KONI Surabaya. Ajang rutin ini terancam tidak bisa digelar jika dana tidak cair hingga akhir bulan April ini.

"Kalau bisa dana hibah itu bisa kami terima Bulan April dan jangan sampai molor seperti tahun lalu. Sebab pada tahun 2011 banyak pengurus cabor yang harus mengeluarkan dana pribadi untuk membiayai Piala Walikota dan Piala KONI, " harapnya.

Untuk tahun ini, lanjut Seonardi, dipastikan cabor akan kesulitan untuk kembali menalangi dana Piala Walikota maupun Piala KONI seperti tahun lalu. "Kalau dana itu belum turun maka secara otomatis banyak Cabor yang menunda menggelar Piala Walikota, banyak Pengkot yang memilih untuk menunggu cairnya dana tersebut," ujarnya.

Dijelaskan Soenardi, nantinya dana hibah sebesar Rp 22 M itu akan dibagikan ke seluruh cabor dengan jumlah tidak sama. Sebab, KONI Surabaya memiliki kriteria dalam menentukan besar kecilnya dana cabor. Ada tiga kriteria yang menjadi patokan induk organisasi olahraga tertinggi di Surabaya itu, yakni sukses prestasi, sukses pembinaan, dan sukses manajemen.

Dari hasil rapat koordinasi triwulan pertama, KONI surabaya sudah mengumumkan rangking dan dana yang diterima cabor. Empat cabor berhasil masuk peringkat pertama, antara lain panjat tebing, selam, ski air, dan renang. Mereka berhak menerima dana pembinaan sebesar Rp 200 juta setahun.

"Pada SEA Games 2011 lalu, panjat tebing berhail meraih medali emas, selain itu pengurus FPTI berhasil melakukan pembinaan atlet muda yang cukup bagus, " ujarnya.

Sedangkan cabor peringkat terendah adalah tinju, balap sepeda, boling, dan biliar. Meraka mendapat dana pembinaan sebesar Rp 80 juta setahun yang diambil tiap triwulan sesuai program. "Penilaian ini kita lakukan dengan transparan dan semua Cabor menerima keputusan ini sesuai SK," tandasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4671 seconds (0.1#10.140)