Belum sebulan, Cocu beri PSV trofi
Selasa, 10 April 2012 - 09:10 WIB
Belum sebulan, Cocu beri PSV trofi
A
A
A
Sindonews.com - Magis caretaker tercipta di Belanda. Hanya berselang kurang satu bulan setelah ditunjuk menggantikan Fred Rutten, Phillip Cocu sukses mengantarkan PSV Eindhoven meraih trofi pertama musim ini.
Mantan jangkar timnas Belanda itu memberi De Boeren Piala Belanda lewat kemenangan 3-0 atas Heracles Almelo di De Kuip Rotterdam. Bagi PSV, Piala Belanda yang baru saja dipersembahkan Cocu dan pasukan perangnya ibarat setitik air di padang gurun.
Gelar menjadi obat mujarab dari prestasi PSV yang kurang menggembirakan musim ini. Fakta menunjukkan, paro kedua musim ini alias setelah libur Natal-Tahun Baru, PSV dalam kondisi labil. Rentetan hasil buruk pada 2012 membuat PSV kehilangan peluang bersaing memperebutkan gelar Eredivisie. Dampaknya, Rutten harus dipecat pada 12 Maret 2012.
''Saya sangat bahagia. Bahkan, saat ini menjadi orang paling bahagia di dunia. Saya bangga dengan gelar maupun cara para pemain meraihnya. Kami bermain seperti sekumpulan pesepak bola yang haus kemenangan.Kami tampil pantang menyerah,” kata Cocu, di situs resmi PSV.
Meski menjadi pelatih yang membawa PSV meraih sukses di Piala Belanda,Cocu ternyata tidak jemawa. Pria yang sempat menjadi kapten Barcelona dan PSV itu tetap menyebut sang pendahulu sebagai sosok yang juga turut berjasa menghadirkan gelar.
Bagi Cocu, jasa Rutten dan asistennya,Erik ten Hag, tetap tidak bisa dikesampingkan. Sebab, mayoritas penggawa yang tampil melawan Heracles merupakan pilihan Rutten sejak 2009.
''Piala ini juga saya dedikasikan untuk Fred (Rutten) dan Erik (Ten Hag). Mereka berhak mendapatkan penghormatan dari kami. Saya sangat yakin mereka ikut bergembira dengan trofi ini.Mereka pasti bangga dengan hasil ini,”tutur sosok kelahiran Eindhoven, 29 Oktober 1970, itu.
Saat menunjuk Cocu sebagai caretaker pengganti Rutten, manajemen PSV tidak memberi target muluk-muluk. Namun, mereka tetap optimistis dengan kehadiran pria yang sebelumnya menjabat sebagai asisten manajer umum De Oranje dan PSV itu.Saat itu, manajemen memiliki keyakinan besar bahwa Cocu akan menjelma menjadi pelatih hebat seperti Josep ‘Pep’ Guardiola.
Alasannya,latar belakang keduanya sama sebagai mantan jangkar. Selain latar belakang yang sama, metode kepelatihan Cocu dianggap meniru Guardiola.Meski baru beberapa pekan menjadi pelatih, Cocu sudah mampu mengembalikan semangat dan kepercayaan diri para pemain yang sebenarnya sempat down di akhir-akhir masa kepemimpinan Rutten.
''Terlalu berlebihan menyebut saya akan menjadi penyelamat PSV. Sama berlebihannya jika mengatakan saya akan menjadi seperti Guardiola. Saya tidak ingin bermimpi terlalu jauh. Saat ini, saya hanya ingin PSV kembali dihormati,” pungkas Cocu, ketika ditunjuk menjadi caretaker.
Musim ini, fenomena caretaker sukses tidak hanya terjadi di PSV.Di Inggris, Roberto di Matteo masuk menggantikan Andre Villas-Boas (Chelsea).Di Italia, Andrea Stramaccioni mengisi pos yang ditinggalkan Claudio Ranieri (Inter Milan).
Sejauh ini, performa kedua tim layak mendapat apresiasi. Chelsea,misalnya, mampu mencapai semifinal Liga Champions. The Blues juga hanya berselisih tiga poin dari tiket playoff Liga Champions 2012/2013. Untuk sementara posisi itu ditempati Tottenham Hotspur.
Sementara Stramaccioni berhasil menyumbangkan empat poin dari dua pertandingan sebagai pengganti Raineri. Mantan pelatih tim Primavera I Nerazzurri itu berhasil mempersembahkan kemenangan 5-4 atas Genoa dan berbagi angka 2-2 dengan Cagliari. Meski perjalanan masih panjang, Inter diyakini berada di jalur yang tepat untuk kembali menjadi tim yang dihormati.
Mantan jangkar timnas Belanda itu memberi De Boeren Piala Belanda lewat kemenangan 3-0 atas Heracles Almelo di De Kuip Rotterdam. Bagi PSV, Piala Belanda yang baru saja dipersembahkan Cocu dan pasukan perangnya ibarat setitik air di padang gurun.
Gelar menjadi obat mujarab dari prestasi PSV yang kurang menggembirakan musim ini. Fakta menunjukkan, paro kedua musim ini alias setelah libur Natal-Tahun Baru, PSV dalam kondisi labil. Rentetan hasil buruk pada 2012 membuat PSV kehilangan peluang bersaing memperebutkan gelar Eredivisie. Dampaknya, Rutten harus dipecat pada 12 Maret 2012.
''Saya sangat bahagia. Bahkan, saat ini menjadi orang paling bahagia di dunia. Saya bangga dengan gelar maupun cara para pemain meraihnya. Kami bermain seperti sekumpulan pesepak bola yang haus kemenangan.Kami tampil pantang menyerah,” kata Cocu, di situs resmi PSV.
Meski menjadi pelatih yang membawa PSV meraih sukses di Piala Belanda,Cocu ternyata tidak jemawa. Pria yang sempat menjadi kapten Barcelona dan PSV itu tetap menyebut sang pendahulu sebagai sosok yang juga turut berjasa menghadirkan gelar.
Bagi Cocu, jasa Rutten dan asistennya,Erik ten Hag, tetap tidak bisa dikesampingkan. Sebab, mayoritas penggawa yang tampil melawan Heracles merupakan pilihan Rutten sejak 2009.
''Piala ini juga saya dedikasikan untuk Fred (Rutten) dan Erik (Ten Hag). Mereka berhak mendapatkan penghormatan dari kami. Saya sangat yakin mereka ikut bergembira dengan trofi ini.Mereka pasti bangga dengan hasil ini,”tutur sosok kelahiran Eindhoven, 29 Oktober 1970, itu.
Saat menunjuk Cocu sebagai caretaker pengganti Rutten, manajemen PSV tidak memberi target muluk-muluk. Namun, mereka tetap optimistis dengan kehadiran pria yang sebelumnya menjabat sebagai asisten manajer umum De Oranje dan PSV itu.Saat itu, manajemen memiliki keyakinan besar bahwa Cocu akan menjelma menjadi pelatih hebat seperti Josep ‘Pep’ Guardiola.
Alasannya,latar belakang keduanya sama sebagai mantan jangkar. Selain latar belakang yang sama, metode kepelatihan Cocu dianggap meniru Guardiola.Meski baru beberapa pekan menjadi pelatih, Cocu sudah mampu mengembalikan semangat dan kepercayaan diri para pemain yang sebenarnya sempat down di akhir-akhir masa kepemimpinan Rutten.
''Terlalu berlebihan menyebut saya akan menjadi penyelamat PSV. Sama berlebihannya jika mengatakan saya akan menjadi seperti Guardiola. Saya tidak ingin bermimpi terlalu jauh. Saat ini, saya hanya ingin PSV kembali dihormati,” pungkas Cocu, ketika ditunjuk menjadi caretaker.
Musim ini, fenomena caretaker sukses tidak hanya terjadi di PSV.Di Inggris, Roberto di Matteo masuk menggantikan Andre Villas-Boas (Chelsea).Di Italia, Andrea Stramaccioni mengisi pos yang ditinggalkan Claudio Ranieri (Inter Milan).
Sejauh ini, performa kedua tim layak mendapat apresiasi. Chelsea,misalnya, mampu mencapai semifinal Liga Champions. The Blues juga hanya berselisih tiga poin dari tiket playoff Liga Champions 2012/2013. Untuk sementara posisi itu ditempati Tottenham Hotspur.
Sementara Stramaccioni berhasil menyumbangkan empat poin dari dua pertandingan sebagai pengganti Raineri. Mantan pelatih tim Primavera I Nerazzurri itu berhasil mempersembahkan kemenangan 5-4 atas Genoa dan berbagi angka 2-2 dengan Cagliari. Meski perjalanan masih panjang, Inter diyakini berada di jalur yang tepat untuk kembali menjadi tim yang dihormati.
()
