Kalah lagi, kans Singo Edan habis
A
A
A
Sindonews.com - Langkah Arema Indonesia FC di ajang penyisihan grup H Piala AFC 2012 sudah terhenti. Legimin Raharjo dkk, harus menelan pil pahit. Mereka tersingkir saat kompetisi internasional ini baru menyelesaikan empat pertandingan, dari enam pertandingan yang harus dijalani.
Peluang tim berjuluk Singo Edan diajang AFC Cup ini sudah tertutup, setelah mereka ditaklukkan tamunya, Kelantan FC, Malaysia, dengan skor telak 1-3. Kekalahan ini terasa sangat pahit, karena terjadi di kandang sendiri Stadion Gajayana, Malang, Selasa sore (10/4). Sebelumnya, saat bertandang di kandang Kelantan, Arema juga ditundukkan dengan skor 3-0.
Tim tamu berhasil membuka gol, melalui tendangan penalti yang dilesakkan oleh Mohamad Gadhoar pada menit ke-15. Gadhoar kembali menjebol gawang tuan rumah yang dikawal Denis Romanovs, pada menit ke-59. Gol pemungkas kemenangan Kelantan dilesakkan Mohamad Zamri Bin Ramli di menit 86.
Sementara tuan rumah hanya mampu menciptakan satu gol melalui tandukan Roman Chmelo pada menit ke-34. Roman, berhasil mengelabui penjaga gawang Kelantan, Mohamad Zhahrisan Bin Ismail, setelah memanfaatkan umpan matang TA. Musafri.
Kegagalan meraih poin di kandang sendiri itu membuat Arema hanya berhasil meraih satu poin dari empat laga penyisihan grup H. Saat ini, Arema hanya menyisakan dua pertandingan. Yakni bertandang ke Myanmar, dan menjamu tim asal Vietnam.
Bertanding di kandang sendiri, saat menjamu Kelantan FC tidak sepenuhnya mampu dimanfaatkan oleh para penggawa Arema. Mereka bermain sangat monoton. Bahkan sering membuat kesalahan sendiri. Kesalahan yang dibuat, juga sangat mendasar. Para pemain banyak salah melakukan passing, dan lemah dalam penyelesaian akhir.
Serangan yang dibangun Legimin Raharjo dkk, tidak terskema dengan baik. Para pemain lebih banyak bermain secara individu. Ciri khas permainan Arema yang selalu ngotot, bermain keras, ddipadu dengan aliran bola pendek cepat dari kaki ke kaki, seolah lenyap. Para pemain seperti demam panggung, dan lebih banyak didikte oleh permainan tim lawan.
Pada menit-menit pertama babak kedua, Arema mampu meningkatkan tempo permainan dan serangan. Sayangnya, sejumlah peluang juga gagal dimanfaatkan menjadi gol. Memasuki pertengahan babak kedua, permainan tuan rumah semakin tidak terkoordinir. Kondisi ini semakin parah, saat pemain tengah Arema, Anggo Julian harus dikeluarkan wasit karena akumulasi dua kartu kuning.
Menghadapi Kelantan FC, yang memainkan sebanyak tujuh pemain cadangan. Ternyata tidak mudah bagi Arema. Pemain lawan begitu mudah mengendalikan permainan. Bahkan, di lapangan para pemain tamu, mampu memainkan bola layaknya sedang latihan.
Lemahnya kondisi fisik, dan mental pemain ini, juga diakui oleh pelatih Arema, Antonic Dejan. ''Banyak gol tercipta akibat kesalahan pemain sendiri. Kekalahan ini jelas sangat mengecewakan bagi kami,” ujarnya.
Dia mengatakan, kesalahan mendasar sering dibuat oleh para pemain. Hal ini disebabkan karena banyak pemain yang masih minim pengalaman internasional. Selain itu, secara kualitas dan fisik, para pemainnya kalah jauh dengan para pemain lawan.
Meski demikian, dia meminta para pemain tidak malu dengan kondisi ini. ''Pertandingan ini, akan menjadi pengalaman berharga bagi para pemain. Mereka harus banyak belajar. Kami juga harus tetap fokus menjalani liga domestik,” ujar Dejan.
Sementara pelatih Kelantan FC, Bojan Hodak mengaku sangat senang dengan kemenangan ini. ''Kami tidak menyangka bisa menang di sini, karena lawan yang kami hadapi sangatlah bagus. Kemenangan ini, di luar target kami datang ke sini,” ujarnya.
Kondisi fisik para pemainnya sangat bagus sehingga mampu mendikte jalannya pertandingan. Kondisi ini, disebabkan oleh adanya rotasi pemain. Dia mengaku, sebanyak tujuh pemain inti dicadangkan. Posisinya digantikan oleh tujuh pemain lapis kedua.
Dua pemain Arema, yakni TA. Musafri, dan Roman Chmelo, dinilainya sangat membahayakan. ''Pemain kami sering kesulitan menjaga pergerakan dua pemain ini. Keduanya mampu bergerak, tanpa mampu dikawal pemain belakang kami,” tuturnya.
Peluang tim berjuluk Singo Edan diajang AFC Cup ini sudah tertutup, setelah mereka ditaklukkan tamunya, Kelantan FC, Malaysia, dengan skor telak 1-3. Kekalahan ini terasa sangat pahit, karena terjadi di kandang sendiri Stadion Gajayana, Malang, Selasa sore (10/4). Sebelumnya, saat bertandang di kandang Kelantan, Arema juga ditundukkan dengan skor 3-0.
Tim tamu berhasil membuka gol, melalui tendangan penalti yang dilesakkan oleh Mohamad Gadhoar pada menit ke-15. Gadhoar kembali menjebol gawang tuan rumah yang dikawal Denis Romanovs, pada menit ke-59. Gol pemungkas kemenangan Kelantan dilesakkan Mohamad Zamri Bin Ramli di menit 86.
Sementara tuan rumah hanya mampu menciptakan satu gol melalui tandukan Roman Chmelo pada menit ke-34. Roman, berhasil mengelabui penjaga gawang Kelantan, Mohamad Zhahrisan Bin Ismail, setelah memanfaatkan umpan matang TA. Musafri.
Kegagalan meraih poin di kandang sendiri itu membuat Arema hanya berhasil meraih satu poin dari empat laga penyisihan grup H. Saat ini, Arema hanya menyisakan dua pertandingan. Yakni bertandang ke Myanmar, dan menjamu tim asal Vietnam.
Bertanding di kandang sendiri, saat menjamu Kelantan FC tidak sepenuhnya mampu dimanfaatkan oleh para penggawa Arema. Mereka bermain sangat monoton. Bahkan sering membuat kesalahan sendiri. Kesalahan yang dibuat, juga sangat mendasar. Para pemain banyak salah melakukan passing, dan lemah dalam penyelesaian akhir.
Serangan yang dibangun Legimin Raharjo dkk, tidak terskema dengan baik. Para pemain lebih banyak bermain secara individu. Ciri khas permainan Arema yang selalu ngotot, bermain keras, ddipadu dengan aliran bola pendek cepat dari kaki ke kaki, seolah lenyap. Para pemain seperti demam panggung, dan lebih banyak didikte oleh permainan tim lawan.
Pada menit-menit pertama babak kedua, Arema mampu meningkatkan tempo permainan dan serangan. Sayangnya, sejumlah peluang juga gagal dimanfaatkan menjadi gol. Memasuki pertengahan babak kedua, permainan tuan rumah semakin tidak terkoordinir. Kondisi ini semakin parah, saat pemain tengah Arema, Anggo Julian harus dikeluarkan wasit karena akumulasi dua kartu kuning.
Menghadapi Kelantan FC, yang memainkan sebanyak tujuh pemain cadangan. Ternyata tidak mudah bagi Arema. Pemain lawan begitu mudah mengendalikan permainan. Bahkan, di lapangan para pemain tamu, mampu memainkan bola layaknya sedang latihan.
Lemahnya kondisi fisik, dan mental pemain ini, juga diakui oleh pelatih Arema, Antonic Dejan. ''Banyak gol tercipta akibat kesalahan pemain sendiri. Kekalahan ini jelas sangat mengecewakan bagi kami,” ujarnya.
Dia mengatakan, kesalahan mendasar sering dibuat oleh para pemain. Hal ini disebabkan karena banyak pemain yang masih minim pengalaman internasional. Selain itu, secara kualitas dan fisik, para pemainnya kalah jauh dengan para pemain lawan.
Meski demikian, dia meminta para pemain tidak malu dengan kondisi ini. ''Pertandingan ini, akan menjadi pengalaman berharga bagi para pemain. Mereka harus banyak belajar. Kami juga harus tetap fokus menjalani liga domestik,” ujar Dejan.
Sementara pelatih Kelantan FC, Bojan Hodak mengaku sangat senang dengan kemenangan ini. ''Kami tidak menyangka bisa menang di sini, karena lawan yang kami hadapi sangatlah bagus. Kemenangan ini, di luar target kami datang ke sini,” ujarnya.
Kondisi fisik para pemainnya sangat bagus sehingga mampu mendikte jalannya pertandingan. Kondisi ini, disebabkan oleh adanya rotasi pemain. Dia mengaku, sebanyak tujuh pemain inti dicadangkan. Posisinya digantikan oleh tujuh pemain lapis kedua.
Dua pemain Arema, yakni TA. Musafri, dan Roman Chmelo, dinilainya sangat membahayakan. ''Pemain kami sering kesulitan menjaga pergerakan dua pemain ini. Keduanya mampu bergerak, tanpa mampu dikawal pemain belakang kami,” tuturnya.
()