RUPS jadi pintu solusi konflik PSIS
A
A
A
Sindonews.com - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar 18 April mendatang diharapkan menjadi tonggak penyelesaian rangkaian persoalan di tubuh manajemen PSIS Semarang. Karena itu, Ancora selaku investor PSIS tidak ingin RUPS tersebut kembali menemui jalan buntu seperti sebelumnya.
”Kami sudah mengirim undangan kepada para pemegang saham maupun pengurus untuk menghadiri RUPS di Hotel Horison nanti,” jelas Warso Susilo, perwakilan Ancora di PSIS.
Warso yang juga diangkat Ancora sebagai direktur operasional PSIS ini menegaskan pelaksanaan RUPS tidak akan mengalami pengunduran. Termasuk apabila ada perwakilan dari PT Laskar Diponegoro absen dalam rapat tersebut.
”Mereka yang meminta agar RUPS diundur. Kalau sampai tertunda lagi, tentu permasalahan yang ada semakin berlarut. Dalam RUPS, yang harus dikedepankan adalah bagaimana menjaga eksistensi PSIS di kancah persepakbolaan nasional,” jelas dia.
Sebelumnya, direktur operasional PSIS versi PT Laskar Diponegoro Novel Al Bakrie menyatakan kemungkinan besar dia tidak akan hadir dalam RUPS. Pada saat bersamaan, Novel akan berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah umroh. Novel merupakan salah satu pemegang saham di PSIS, yakni enam persen.
Selain Novel, pemegang saham lokal Mahesa Jenar adalah Kukrit Suryo Wicaksono sebesar 10 persen, dan Gumilang Febriansyah empat persen. Sedangkan saham mayoritas atas nama Muhamad Yahya Al Muchdar, sebesar 80 persen.
Al Muchdar atau yang akrab dengan panggilan Habib ini sebenarnya bukan salah satu petinggi Ancora atau memiliki saham di perusahaan investasi tersebut. Dia dikenal sebagai pengacara dan orang kepercayaan salah satu direksi Ancora.
Negosiasi awal PSIS dan Ancora juga dilakukan oleh Al-Muchdar. Saat itu PT Laskar Diponegoro mengutus GM Operasional Budi Santoso. Pertemuan selama tiga hari itu dilakukan di salah satu Hotel di Semarang.
Pembina klub sepak bola Semarang TCS, Daud Joko Ganafianto menyayangkan kisruh yang terjadi di tubuh manajemen PSIS saat ini. Sebagai salah satu klub anggota PSIS, TCS pernah diajak berembug terkait rencana merger PSIS dan Semarang United di awal musim ini.
Saat itu, pertimbangan klub anggota merestui peleburan PSIS dan Semarang United karena ingin menjaga eksistensi PSIS. Akan tetapi, dalam perjalannannya klub-klub anggota tidak banyak dilibatkan. Mereka juga tidak tahu menahu terkait masuknya Ancora ke tubuh PSIS.
”Kami berharap PSIS semakin maju dengan dikelola secara profesional. Namun yang terjadi belum seperti itu. Talenta-talenta pemain muda di Semarang juga belum diwadahi secara baik,” ujarnya
”Kami sudah mengirim undangan kepada para pemegang saham maupun pengurus untuk menghadiri RUPS di Hotel Horison nanti,” jelas Warso Susilo, perwakilan Ancora di PSIS.
Warso yang juga diangkat Ancora sebagai direktur operasional PSIS ini menegaskan pelaksanaan RUPS tidak akan mengalami pengunduran. Termasuk apabila ada perwakilan dari PT Laskar Diponegoro absen dalam rapat tersebut.
”Mereka yang meminta agar RUPS diundur. Kalau sampai tertunda lagi, tentu permasalahan yang ada semakin berlarut. Dalam RUPS, yang harus dikedepankan adalah bagaimana menjaga eksistensi PSIS di kancah persepakbolaan nasional,” jelas dia.
Sebelumnya, direktur operasional PSIS versi PT Laskar Diponegoro Novel Al Bakrie menyatakan kemungkinan besar dia tidak akan hadir dalam RUPS. Pada saat bersamaan, Novel akan berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah umroh. Novel merupakan salah satu pemegang saham di PSIS, yakni enam persen.
Selain Novel, pemegang saham lokal Mahesa Jenar adalah Kukrit Suryo Wicaksono sebesar 10 persen, dan Gumilang Febriansyah empat persen. Sedangkan saham mayoritas atas nama Muhamad Yahya Al Muchdar, sebesar 80 persen.
Al Muchdar atau yang akrab dengan panggilan Habib ini sebenarnya bukan salah satu petinggi Ancora atau memiliki saham di perusahaan investasi tersebut. Dia dikenal sebagai pengacara dan orang kepercayaan salah satu direksi Ancora.
Negosiasi awal PSIS dan Ancora juga dilakukan oleh Al-Muchdar. Saat itu PT Laskar Diponegoro mengutus GM Operasional Budi Santoso. Pertemuan selama tiga hari itu dilakukan di salah satu Hotel di Semarang.
Pembina klub sepak bola Semarang TCS, Daud Joko Ganafianto menyayangkan kisruh yang terjadi di tubuh manajemen PSIS saat ini. Sebagai salah satu klub anggota PSIS, TCS pernah diajak berembug terkait rencana merger PSIS dan Semarang United di awal musim ini.
Saat itu, pertimbangan klub anggota merestui peleburan PSIS dan Semarang United karena ingin menjaga eksistensi PSIS. Akan tetapi, dalam perjalannannya klub-klub anggota tidak banyak dilibatkan. Mereka juga tidak tahu menahu terkait masuknya Ancora ke tubuh PSIS.
”Kami berharap PSIS semakin maju dengan dikelola secara profesional. Namun yang terjadi belum seperti itu. Talenta-talenta pemain muda di Semarang juga belum diwadahi secara baik,” ujarnya
()