FA berjudi soal pelatih timnas Inggris
A
A
A
Sindonews.com - Lambannya Football Association (FA) menunjuk pelatih tim nasional (timnas) membuat gerah kalangan sepak bola setempat. Otoritas tertinggi sepak bola Inggris tersebut punya alasan mengapa mereka membiarkan timnas terlunta-lunta, meski Euro 2012 tinggal 57 hari lagi.
Penyebab itu adalah sedikitnya pilihan yang tersedia. Nyaris tidak ada pelatih muda mencuat ke permukaan karena mereka tidak mendapat kepercayaan menangani klub besar Liga Primer.
Tentu sulit bagi mereka mengasah kualitas. Minimnya ketertarikan kembali terlibat di sepak bola turut menjadi faktor. Mayoritas pemain Inggris berpaling di bidang berbeda setelah gantung sepatu.
Kebanyakan dari mereka pindah ke media.Jumlah itu sangat kontras dengan negara Eropa lain, salah satunya Jerman. Contohnya terlihat pada alumnus skuad Euro 1996 kedua negara.
Di Inggris hanya Stuart Pearce dan Nick Barmby aktif melatih. Sisanya pernah mengambil pekerjaan serupa meski tidak bertahan lama. Sementara mayoritas Jerman tetap berkecimpung di sepak bola, entah itu sebagai pelatih atau direktur.
Timpangnya stok tersebut semakin jelas pada komposisi pelatih kompetisi domestik Inggris dan Jerman. Hanya tiga nakhoda Inggris yang memimpin klub Liga Primer. Inggris bahkan kalah jumlah ketimbang perwakilan Inggris Raya (11 pelatih).
Sementara di Jerman, nakhoda pribumi menangani 12 dari 18 klub Bundesliga. Tidak heran FA belum juga bergerak menemukan pengganti resmi Fabio Capello, yang mengundurkan diri dari pekerjaannya pada 8 Februari lalu.
Isu teranyar menyatakan mereka berniat mendekati Harry Redknapp dan Roy Hodgson pada pekan ketiga April. Dilansir Daily Mail,FA berencana mengirim surat pada masing-masing klub tempat kedua nakhoda itu sedang bekerja. Jawaban mereka akan krusial. FA dikabarkan mengerti Tottenham Hotspur siap memberi restu kepergian Redknapp.
Namun, mereka meminta kompensasi tinggi. Sementara Redknapp sendiri tidak lekas langsung menerima pinangan,walau kesempatan menangani timnas merupakan peluang sekali seumur hidup yang kecil kemungkinan dilewatkannya.
Batu halangan ini kemudian membawa FA ke opsi kedua, yakni mengontak West Bromwich Albion.Tidak seperti Tottenham, West Brom tidak menuntut pesangon mengingat kontrak Hodgson di The Hawthorns habis pada akhir musim 2011/2012.
Pemberitaan ini telah dibantah. Melalui juru bicara resmi, FA menegaskan masih bersabar mencari kandidat ideal. ”Kami nyaman pada posisi sekarang,” ujar juru bicara FA, dikutip Soccernet.
Ketenangan FA mengkhawatirkan. Maklum,The Three Lions––julukan Inggris––butuh nakhoda secepat mungkin jika mau berprestasi di Polandia-Ukraina. Berlarut-larutnya penunjukan arsitek hanya akan mempersulit tugas sang pelatih nanti dalam bekerja.
Bisa jadi Inggris mesti menunggu setidaknya dua tahun lagi demi menambah koleksi trofi, menemani kesuksesan tunggal yang dipetik pada Piala Dunia 1966. Media Inggris berspekulasi FA menunggu kompetisi 2011/ 2012 selesai sebelum menunjuk Redknapp. Sebab, itulah waktu terbaik bagi mereka untuk merealisasikan kedatangan target utama. Redknapp memang menjadi pilihan pemain dan fans sejak Capello lengser.
Sosok berusia 65 tahun itu dianggap paling kredibel. Selain dirinya tidak ada yang dinilai pantas. Penunjukan kembali Venables atau Glenn Hoddle ibarat langkah mundur. Sementara memercayai arsitek asing dilupakan menyusul kegagalan Sven- Goran Eriksson dan Capello.
Pilihan memercayakan skuad pada Pearce, tangan kanan Capello selama berkuasa, sebenarnya juga masuk akal. Namun, apakah FA berani mengambil risiko itu?
Penyebab itu adalah sedikitnya pilihan yang tersedia. Nyaris tidak ada pelatih muda mencuat ke permukaan karena mereka tidak mendapat kepercayaan menangani klub besar Liga Primer.
Tentu sulit bagi mereka mengasah kualitas. Minimnya ketertarikan kembali terlibat di sepak bola turut menjadi faktor. Mayoritas pemain Inggris berpaling di bidang berbeda setelah gantung sepatu.
Kebanyakan dari mereka pindah ke media.Jumlah itu sangat kontras dengan negara Eropa lain, salah satunya Jerman. Contohnya terlihat pada alumnus skuad Euro 1996 kedua negara.
Di Inggris hanya Stuart Pearce dan Nick Barmby aktif melatih. Sisanya pernah mengambil pekerjaan serupa meski tidak bertahan lama. Sementara mayoritas Jerman tetap berkecimpung di sepak bola, entah itu sebagai pelatih atau direktur.
Timpangnya stok tersebut semakin jelas pada komposisi pelatih kompetisi domestik Inggris dan Jerman. Hanya tiga nakhoda Inggris yang memimpin klub Liga Primer. Inggris bahkan kalah jumlah ketimbang perwakilan Inggris Raya (11 pelatih).
Sementara di Jerman, nakhoda pribumi menangani 12 dari 18 klub Bundesliga. Tidak heran FA belum juga bergerak menemukan pengganti resmi Fabio Capello, yang mengundurkan diri dari pekerjaannya pada 8 Februari lalu.
Isu teranyar menyatakan mereka berniat mendekati Harry Redknapp dan Roy Hodgson pada pekan ketiga April. Dilansir Daily Mail,FA berencana mengirim surat pada masing-masing klub tempat kedua nakhoda itu sedang bekerja. Jawaban mereka akan krusial. FA dikabarkan mengerti Tottenham Hotspur siap memberi restu kepergian Redknapp.
Namun, mereka meminta kompensasi tinggi. Sementara Redknapp sendiri tidak lekas langsung menerima pinangan,walau kesempatan menangani timnas merupakan peluang sekali seumur hidup yang kecil kemungkinan dilewatkannya.
Batu halangan ini kemudian membawa FA ke opsi kedua, yakni mengontak West Bromwich Albion.Tidak seperti Tottenham, West Brom tidak menuntut pesangon mengingat kontrak Hodgson di The Hawthorns habis pada akhir musim 2011/2012.
Pemberitaan ini telah dibantah. Melalui juru bicara resmi, FA menegaskan masih bersabar mencari kandidat ideal. ”Kami nyaman pada posisi sekarang,” ujar juru bicara FA, dikutip Soccernet.
Ketenangan FA mengkhawatirkan. Maklum,The Three Lions––julukan Inggris––butuh nakhoda secepat mungkin jika mau berprestasi di Polandia-Ukraina. Berlarut-larutnya penunjukan arsitek hanya akan mempersulit tugas sang pelatih nanti dalam bekerja.
Bisa jadi Inggris mesti menunggu setidaknya dua tahun lagi demi menambah koleksi trofi, menemani kesuksesan tunggal yang dipetik pada Piala Dunia 1966. Media Inggris berspekulasi FA menunggu kompetisi 2011/ 2012 selesai sebelum menunjuk Redknapp. Sebab, itulah waktu terbaik bagi mereka untuk merealisasikan kedatangan target utama. Redknapp memang menjadi pilihan pemain dan fans sejak Capello lengser.
Sosok berusia 65 tahun itu dianggap paling kredibel. Selain dirinya tidak ada yang dinilai pantas. Penunjukan kembali Venables atau Glenn Hoddle ibarat langkah mundur. Sementara memercayai arsitek asing dilupakan menyusul kegagalan Sven- Goran Eriksson dan Capello.
Pilihan memercayakan skuad pada Pearce, tangan kanan Capello selama berkuasa, sebenarnya juga masuk akal. Namun, apakah FA berani mengambil risiko itu?
()