Nakhoda tua bukan jaminan kesuksesan

Kamis, 12 April 2012 - 09:43 WIB
Nakhoda tua bukan jaminan...
Nakhoda tua bukan jaminan kesuksesan
A A A
Sindonews.com - Pekerjaan sebagai pelatih tim nasional (timnas) dianggap lebih cocok bagi mereka yang berpengalaman. Sebuah kualitas yang dimiliki setelah lama bekerja di bidang tersebut.

Berbekal itu, mereka bisa mengambil keputusan untuk mengatasi semua kesulitan yang akan dihadapi, salah satunya tekanan. Pandangan itulah yang mendorong Jose Mourinho mengabaikan posisi nakhoda Portugal ketika lowong ditinggalkan Luiz Felipe Solari, beberapa tahun lalu.

Harry Redknapp juga berpandangan serupa menanggapi lowongnya kursi arsitek Inggris sepeninggal Fabio Capello. Dia menganggap tugas itu ideal buat mereka yang masuk kategori veteran.

Redknapp mungkin bermaksud mempromosikan diri.Genap berumur 65 tahun pada 2 Maret lalu, dan kenyang makan asam garam menangani Bournemouth, West Ham United, Portsmouth, Southampton, dan Tottenham Hotspur, Redknapp jelas tergiur menyisihkan para pesaingnya.

Namun, apakah semuanya sesederhana itu? Analisis data yang ada justru bicara sebaliknya. Usia rata-rata pelatih yang sukses di level internasional berada pada kisaran 50, sebuah angka yang tidak terlalu besar bagi mereka yang bekerja level manajemen skuad.

Statistik tersebut dapat dilihat merujuk sejarah nakhoda The Three Lions––julukan Inggris––selepas Perang Dunia II. Sejak Walter Winterbottom langsung terpapar kalau Redknapp akan menjadi sosok pelatih tertua jika Football Association (FA) benar menunjuknya.

Dia mengalahkan pemegang rekor sebelumnya, Fabio Capello, yang berusia 62 tahun saat dipercaya pada Desember 2007. Rata-rata FA memberikan jabatan pelatih bagi mereka yang berumur 47 tahun.

Sementara usia sosok-sosok terbaik yang mencatat prestasi rinciannya sebagai berikut. Alf Ramsey menginjak 46 tahun kala menjuarai Piala Dunia 1966. Bobby Robson berumur 57 ketika membawa Inggris masuk semifinal Piala Dunia 1990.

Sementara Terry Venables berusia 53 tahun tatkala Alan Shearer dkk menembus 4 besar Euro 1996. Data lain juga menyatakan usia kadang kala tidak otomatis berdampak keberhasilan. Capello boleh mencatat persentase kemenangan tertinggi dengan capaian 66,7% selama berkuasa.

Dia memimpin di atas Ramsey (61,1%) dan Glenn Hoddle (60,7%). Namun, keberadaan Ramsey, yang ditunjuk pada usia 43 tahun, dan Hoddle, dipercaya saat berusia 39 tahun (termuda kedua sejak Winterbottom), membuktikan pelatih berusia muda justru memiliki korelasi lebih positif.

Menengok ke luar Inggris mendukung pandangan tersebut. Terhitung sejak Piala Eropa 1980, pelatih tertua yang membukukan prestasi adalah Luis Aragones, yang berusia 69 tahun kala Spanyol menjuarai Euro 2008.

Sementara nakhoda termuda Franz Beckenbauer. Dia baru menginjak 44 tahun kala Jerman menguasai takhta Piala Dunia 1990. Rata-rata nakhoda yang masuk semifinal turnamen besar dalam 30 tahun terakhir adalah 52 tahun, dengan rata-rata pelatih yang merebut gelar 54 tahun.

Dua angka itu sekitar 10 tahun lebih muda dari Redknapp dan berada awal ’50-an. Walau kurang mendukungnya, gambaran ini memang tidak berarti FA lekas menggusur Redknapp.

Perbedaan kualitas skuad antarnegara atau kondisi persaingan kompetisi membuat mustahil mendapat kesimpulan objektif tentang usia terbaik bagi pelatih timnas. Yang pasti adalah menunjuk pelatih tua atau berpengalaman tidak otomatis berbuah kesuksesan. Pelatih tua atau muda yang nanti dipilih FA memiliki sama-sama keuntungan.

Seperti Aragones, rasa lapar gelar Redknapp bisa membantu The Three Lions menambah koleksi trofinya. Di sisi lain, nakhoda muda memiliki waktu menimba ilmu untuk kemudian mengincar prestasi pada masa depan.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0491 seconds (0.1#10.140)