Tantang Bontang, PSIS pincang
A
A
A
Sindonews.com - Akhirnya PSIS Semarang berangkat ke Bontang dengan kondisi pincang. Dalam rombongan pemain yang bertolak dari Semarang kemarin, tidak terdapat pelatih Edy Paryono dan asistennya Unggul Virgolo.
Selain itu, bomber asal Brazil Vitor Borges juga tidak ikut serta. Dalam kondisi seperti ini, sangat sulit bagi PSIS untuk meraih hasil maksimal di leg kedua Babak II Piala Indonesia melawang tuan rumah Bontang FC, Rabu (18/4) lusa. Apalagi rekor pertandingan PSIS di kandang lawan pada musim ini sangat buruk.
”Tidak ada yang tidak mungkin. Sesulit apa pun situasi di tim ini, kami akan terus berusaha semaksimal mungkin. Saya masih memiliki harapan PSIS lolos ke babak ketiga,” kata Warso Susilo, direktur operasional PSIS versi Ancora.
Disinggung mengenai Edy Paryono dan Vitor Borges, Warso sangat menyayangkan tindakan tidak profesional keduanya. ”Kami sudah mengirim surat kepada pelatih untuk memberikan keterangan mengenai tindakan indisipliner tersebut. Begitu juga dengan Vitor, kami sudah menunggu sampai jam 9 di Bandara, namun pemain ini tidak muncul. Akhirnya tim berangkat tanpa dia,” jelas dia.
Sikap yang ditunjukkan Vitor ini juga bisa berbuah sanksi. Meskipun belum ada surat resmi, namun manajemen sangat sulit menerima kembali orang-orang tidak profesional seperti itu. Sebab, kalaupun akhirnya masuk ke dalam tim lagi, bisa jadi justru akan mengganggu situasi tim yang sejauh ini masih solid.
Sementara lima pemain yang dua hari lalu dipecat manajemen versi PT Laskar Diponegoro tetap ikut dalam rombongan tim. Mereka adalah Donny Siregar, Basri Lohi, M Taufan, Simon Kujiro, dan Romy Agustiawan.
”Tidak ada masalah, para pemain tersebut tetap tenang. Sebab, pemecatan tersebut tidak memiliki pengaruh apa pun. Mereka tetap sah sebagai pemain PSIS. Kami sudah bertemu dengan mereka dan tetap siap membela PSIS,” ucap dia.
Warso merasa heran dengan pemecatan tersebut. Sejauh ini tidak ada kesalahan yang dilakukan Donny Siregar dan empat rekannya itu. Justru seharusnya manajemen berterima kasih kepada Donny Siregar. Dia mampu bersikap profesional meskipun mendapat tekanan.
”Donny mengutamakan kebersamaan tim. Sehingga dia tetap bertahan dan menghormati kontrak dengan PSIS. Dia sudah diminati beberapa klub. Namun, dia tetap di PSIS. Jujur, kalau sampai Donny mundur dari tim, besar kemungkinan pemain-pemain lain akan mengikuti jejaknya,” terang Warso.
Tanpa kehadiran Edy Paryono dan asistennya, kendali tim bakal kembali dipegang Agus Yatmanto (pelatih kiper) dan Supriyadi yang merupakan pelatih fisik. Rombongan PSIS yang berangkat ke Bontang kemarin didampingi Manajer Tim, Darmanto.
Selain itu, bomber asal Brazil Vitor Borges juga tidak ikut serta. Dalam kondisi seperti ini, sangat sulit bagi PSIS untuk meraih hasil maksimal di leg kedua Babak II Piala Indonesia melawang tuan rumah Bontang FC, Rabu (18/4) lusa. Apalagi rekor pertandingan PSIS di kandang lawan pada musim ini sangat buruk.
”Tidak ada yang tidak mungkin. Sesulit apa pun situasi di tim ini, kami akan terus berusaha semaksimal mungkin. Saya masih memiliki harapan PSIS lolos ke babak ketiga,” kata Warso Susilo, direktur operasional PSIS versi Ancora.
Disinggung mengenai Edy Paryono dan Vitor Borges, Warso sangat menyayangkan tindakan tidak profesional keduanya. ”Kami sudah mengirim surat kepada pelatih untuk memberikan keterangan mengenai tindakan indisipliner tersebut. Begitu juga dengan Vitor, kami sudah menunggu sampai jam 9 di Bandara, namun pemain ini tidak muncul. Akhirnya tim berangkat tanpa dia,” jelas dia.
Sikap yang ditunjukkan Vitor ini juga bisa berbuah sanksi. Meskipun belum ada surat resmi, namun manajemen sangat sulit menerima kembali orang-orang tidak profesional seperti itu. Sebab, kalaupun akhirnya masuk ke dalam tim lagi, bisa jadi justru akan mengganggu situasi tim yang sejauh ini masih solid.
Sementara lima pemain yang dua hari lalu dipecat manajemen versi PT Laskar Diponegoro tetap ikut dalam rombongan tim. Mereka adalah Donny Siregar, Basri Lohi, M Taufan, Simon Kujiro, dan Romy Agustiawan.
”Tidak ada masalah, para pemain tersebut tetap tenang. Sebab, pemecatan tersebut tidak memiliki pengaruh apa pun. Mereka tetap sah sebagai pemain PSIS. Kami sudah bertemu dengan mereka dan tetap siap membela PSIS,” ucap dia.
Warso merasa heran dengan pemecatan tersebut. Sejauh ini tidak ada kesalahan yang dilakukan Donny Siregar dan empat rekannya itu. Justru seharusnya manajemen berterima kasih kepada Donny Siregar. Dia mampu bersikap profesional meskipun mendapat tekanan.
”Donny mengutamakan kebersamaan tim. Sehingga dia tetap bertahan dan menghormati kontrak dengan PSIS. Dia sudah diminati beberapa klub. Namun, dia tetap di PSIS. Jujur, kalau sampai Donny mundur dari tim, besar kemungkinan pemain-pemain lain akan mengikuti jejaknya,” terang Warso.
Tanpa kehadiran Edy Paryono dan asistennya, kendali tim bakal kembali dipegang Agus Yatmanto (pelatih kiper) dan Supriyadi yang merupakan pelatih fisik. Rombongan PSIS yang berangkat ke Bontang kemarin didampingi Manajer Tim, Darmanto.
()