Menanti drama di Stamford Bridge
A
A
A
Sindonews.com - Jalan dan hasil pertandingan Chelsea melawan Barcelona kerap ditentukan faktor nonteknis. Wajar jika hal serupa bisa menentukan pertarungan kedua klub di Stamford Bridge, hari ini.
Kondisi lapangan jadi salah satu yang diperhatikan. Barcelona patut resah melihat bagaimana keadaan ini. Pasalnya, klub Katalan itu pernah merasakan pengalaman pahit ketika berkunjung ke Stamford Bridge, tepatnya pada duel musim 2004/2005 dan 2005/2006.
Dalam dua duel tandang itu, El Azulgrana— julukan Barcelona—menyadari mayoritas rumput di Stamford Bridge dalam kondisi kurang ideal. Imbasnya, Barcelona tidak bisa mengeluarkan permainan seperti biasanya.
Mereka pun menuduh kubu tuan rumah sengaja merusak lapangan demi menghambat permainan. Apalagi beredar rumor adanya keterlibatan nakhoda Chelsea saat itu,Jose Mourinho. Dia disebut memerintahkan petugas lapangan agar tidak memotong rumput dan membiarkannya tumbuh.
Mourinho bahkan juga meminta lapangan diberi pasir. Isu ini tidak berlanjut karena tidak adanya bukti yang kuat. Meski begitu, Barcelona tetap waswas menyambut prospek serupa.
Sebab, mereka sudah pernah merasakan dirugikan karena hal sama pada musim ini. Mereka gagal menaklukkan AC Milan pada leg pertama putaran 8 besar karena merasa rumput San Siro buruk. Tapi, El Azulgrana tampaknya tidak perlu khawatir.
Chelsea sudah menepis segala kemungkinan lapangan rusak.Menurut laporan Sport, tidak terlihat ada kerusakan sedikit pun pada lapisan lapangan. Rumput juga terlihat hijau dan bagus.
”Dulu, memang ada kalanya terdapat banyak pasir lapangan. Tapi, sekarang Chelsea benar-benar memperhatikan kondisi lapangan. Kami selalu berusaha membuat lapangan dalam keadaan sempurna,” ujar Danielle, salah satu petugas Stamford Bridge,dikutip Marca.
Faktor nonteknis lain yang bisa menentukan pertandingan tidak lain kinerja wasit. Labilnya kepemimpinan Andres Frisk dan Tom Henning Ovrebo, yang pernah memimpin duel Chelsea- Barcelona, menjadi penyebab.
Tugas memimpin laga kini jatuh pada pengadil asal Jerman Felix Brych. Kekhawatiran akan adanya kontroversi pun merebak. Maklum,Brych bukanlah wasit dengan latar belakang bagus.Dia pernah dibelit masalah hukum dengan diduga menggelapkan pajak pada 2011. Kemampuan sosok berusia 36 tahun itu dalam mengatasi tekanan turut dipertanyakan.
Wajar, dia belum punya jam terbang tinggi. Brych baru lima tahun memiliki lisensi wasit.Minimnya pengalaman itulah yang membuat Federasi Sepak Bola Jerman tidak menominasikannya untuk mengikuti Euro 2012 Polandia- Ukraina.
Berbekal reputasi ini, kapasitas Brych mengatasi tensi tinggi laga sebesar semifinal Liga Champions, melibatkan dua klub yang kerap memunculkan kontroversi, sangat diragukan.
Kondisi lapangan jadi salah satu yang diperhatikan. Barcelona patut resah melihat bagaimana keadaan ini. Pasalnya, klub Katalan itu pernah merasakan pengalaman pahit ketika berkunjung ke Stamford Bridge, tepatnya pada duel musim 2004/2005 dan 2005/2006.
Dalam dua duel tandang itu, El Azulgrana— julukan Barcelona—menyadari mayoritas rumput di Stamford Bridge dalam kondisi kurang ideal. Imbasnya, Barcelona tidak bisa mengeluarkan permainan seperti biasanya.
Mereka pun menuduh kubu tuan rumah sengaja merusak lapangan demi menghambat permainan. Apalagi beredar rumor adanya keterlibatan nakhoda Chelsea saat itu,Jose Mourinho. Dia disebut memerintahkan petugas lapangan agar tidak memotong rumput dan membiarkannya tumbuh.
Mourinho bahkan juga meminta lapangan diberi pasir. Isu ini tidak berlanjut karena tidak adanya bukti yang kuat. Meski begitu, Barcelona tetap waswas menyambut prospek serupa.
Sebab, mereka sudah pernah merasakan dirugikan karena hal sama pada musim ini. Mereka gagal menaklukkan AC Milan pada leg pertama putaran 8 besar karena merasa rumput San Siro buruk. Tapi, El Azulgrana tampaknya tidak perlu khawatir.
Chelsea sudah menepis segala kemungkinan lapangan rusak.Menurut laporan Sport, tidak terlihat ada kerusakan sedikit pun pada lapisan lapangan. Rumput juga terlihat hijau dan bagus.
”Dulu, memang ada kalanya terdapat banyak pasir lapangan. Tapi, sekarang Chelsea benar-benar memperhatikan kondisi lapangan. Kami selalu berusaha membuat lapangan dalam keadaan sempurna,” ujar Danielle, salah satu petugas Stamford Bridge,dikutip Marca.
Faktor nonteknis lain yang bisa menentukan pertandingan tidak lain kinerja wasit. Labilnya kepemimpinan Andres Frisk dan Tom Henning Ovrebo, yang pernah memimpin duel Chelsea- Barcelona, menjadi penyebab.
Tugas memimpin laga kini jatuh pada pengadil asal Jerman Felix Brych. Kekhawatiran akan adanya kontroversi pun merebak. Maklum,Brych bukanlah wasit dengan latar belakang bagus.Dia pernah dibelit masalah hukum dengan diduga menggelapkan pajak pada 2011. Kemampuan sosok berusia 36 tahun itu dalam mengatasi tekanan turut dipertanyakan.
Wajar, dia belum punya jam terbang tinggi. Brych baru lima tahun memiliki lisensi wasit.Minimnya pengalaman itulah yang membuat Federasi Sepak Bola Jerman tidak menominasikannya untuk mengikuti Euro 2012 Polandia- Ukraina.
Berbekal reputasi ini, kapasitas Brych mengatasi tensi tinggi laga sebesar semifinal Liga Champions, melibatkan dua klub yang kerap memunculkan kontroversi, sangat diragukan.
()