Persema-Arema kompak tak lepas pemain ke timnas
A
A
A
Sindonews.com - Dua klub Indonesian Premier League (IPL) asal Malang, Persema Malang dan Arema FC, tak melepas pemain untuk mengikuti seleksi timnas.Latar belakang keputusan itu adalah pertandingan di IPL yang dianggap lebih penting dan membutuhkan pemain.
Persema Malang misalnya, tidak merelakan Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan mengikuti seleksi karena kondisi tim kurang menguntungkan jelang pertandingan kontra Persebaya akhir pekan ini.
Keputusan Persema itu sungguh masuk akal jika melihat situasi dalam tim asuhan Slave Radovski. Menghadapi pertandingan derby Jawa Timur, tim berjuluk Laskar Ken Arok sudah dipastikan tanpa striker Emile Mbamba dan Naum Sekulovski yang terkena akumulasi kartu kuning.
Belum lagi kondisi kebugaran Ngon Mamoun yang masih terus dipantau karena belum 100% mengikuti latihan reguler. Melihat situasi itu, sangat jelas Persema membutuhkan Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan untuk menambal lini belakang yang ditinggal Mbamba dan Naum.
Kehilangan Mbamba sebenarnya menjadi kelemahan utama Persema, karena pemain Kamerun tersebut menjadi top scorer bagi timnya dengan tujuh gol. Jika saja tim yang bermarkas di Stadion Gajayana ini melepas Irfan ke timnas, maka Persema nyaris tidak punya striker.
''Situasinya sangat tidak bagus. Makanya kami memutuskan tidak melepas pemain ke timnas karena ada pertandingan penting. Sedangkan ada beberapa pemain yang absen di pertandingan itu. Jadi, ini keputusan terbaik yang diambil pelatih,” ungkap CEO Persema Didied Poernawan Afandi.
Didied menambahkan, pihaknya sudah berbicara dengan Kim maupun Irfan dan keduanya bisa memahami kondisi klub. Sedangkan kemungkinan adanya ancaman dari PSSI karena tak mengirimkan pemain ke timnas, Persema tidak terlalu peduli. “Untuk sekarang kami lebih membutuhkan pemain,” tambah Didied.
Sementara, saudara muda persema, yakni Arema FC juga menyatakan tidak melepas dua pemain utamanya ke timnas. Gunawan Dwi Cahyo dan Legimin Raharjo adalah pemain utama Arema FC yang sebenarnya ikut dipanggil seleksi. Namun Arema juga tidak ambil risiko dengan pemanggilan itu.
Alasannya senada dengan Persema, dua pemain itu masih dibutuhkan timnya dalam kompetisi IPL maupun Piala Indonesia. Pada akhir bulan April, tim bermaskot raja rimba melakoni pertandingan IPL menghadapi Persija Jakarta di Stadion Gajayana dan ingin komposisi tim lengkap.
“Risikonya besar kalau kami melepas pemain, karena pelatih tentunya akan mengubah kembali strategi di lapangan. Jadi untuk sekarang kami tidak mengizinkan pemain ke timnas. Arema masih membutuhkan tim lengkap untuk mengembalikan performa terbaik di IPL,” ungkap Media Officer Arema FC Noor Ramadhan.
Ditariknya pemain dari keikutsertaan timnas sebenarnya menjadi hal yang wajar, karena klub sangat membutuhkan tenaga mereka. Apalagi, timnas senior dipersiapkan untuk Turnamen Al Makhbah di Palestina yang sebenarnya bukan agenda resmi tahunan organisasi sepak bola tertinggi dunia FIFA.
Dengan status yang bukan agenda resmi, berdasar aturan maka klub berhak menarik pemain dari kegiatan tersebut tanpa terkena sanksi. Latar belakang ini pula yang menjadikan Arema FC dan Persema tak ragu menahan pemainnya di klub. Selain agenda timnas yang dinilai mengganggu jadwal liga.
Persema Malang misalnya, tidak merelakan Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan mengikuti seleksi karena kondisi tim kurang menguntungkan jelang pertandingan kontra Persebaya akhir pekan ini.
Keputusan Persema itu sungguh masuk akal jika melihat situasi dalam tim asuhan Slave Radovski. Menghadapi pertandingan derby Jawa Timur, tim berjuluk Laskar Ken Arok sudah dipastikan tanpa striker Emile Mbamba dan Naum Sekulovski yang terkena akumulasi kartu kuning.
Belum lagi kondisi kebugaran Ngon Mamoun yang masih terus dipantau karena belum 100% mengikuti latihan reguler. Melihat situasi itu, sangat jelas Persema membutuhkan Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan untuk menambal lini belakang yang ditinggal Mbamba dan Naum.
Kehilangan Mbamba sebenarnya menjadi kelemahan utama Persema, karena pemain Kamerun tersebut menjadi top scorer bagi timnya dengan tujuh gol. Jika saja tim yang bermarkas di Stadion Gajayana ini melepas Irfan ke timnas, maka Persema nyaris tidak punya striker.
''Situasinya sangat tidak bagus. Makanya kami memutuskan tidak melepas pemain ke timnas karena ada pertandingan penting. Sedangkan ada beberapa pemain yang absen di pertandingan itu. Jadi, ini keputusan terbaik yang diambil pelatih,” ungkap CEO Persema Didied Poernawan Afandi.
Didied menambahkan, pihaknya sudah berbicara dengan Kim maupun Irfan dan keduanya bisa memahami kondisi klub. Sedangkan kemungkinan adanya ancaman dari PSSI karena tak mengirimkan pemain ke timnas, Persema tidak terlalu peduli. “Untuk sekarang kami lebih membutuhkan pemain,” tambah Didied.
Sementara, saudara muda persema, yakni Arema FC juga menyatakan tidak melepas dua pemain utamanya ke timnas. Gunawan Dwi Cahyo dan Legimin Raharjo adalah pemain utama Arema FC yang sebenarnya ikut dipanggil seleksi. Namun Arema juga tidak ambil risiko dengan pemanggilan itu.
Alasannya senada dengan Persema, dua pemain itu masih dibutuhkan timnya dalam kompetisi IPL maupun Piala Indonesia. Pada akhir bulan April, tim bermaskot raja rimba melakoni pertandingan IPL menghadapi Persija Jakarta di Stadion Gajayana dan ingin komposisi tim lengkap.
“Risikonya besar kalau kami melepas pemain, karena pelatih tentunya akan mengubah kembali strategi di lapangan. Jadi untuk sekarang kami tidak mengizinkan pemain ke timnas. Arema masih membutuhkan tim lengkap untuk mengembalikan performa terbaik di IPL,” ungkap Media Officer Arema FC Noor Ramadhan.
Ditariknya pemain dari keikutsertaan timnas sebenarnya menjadi hal yang wajar, karena klub sangat membutuhkan tenaga mereka. Apalagi, timnas senior dipersiapkan untuk Turnamen Al Makhbah di Palestina yang sebenarnya bukan agenda resmi tahunan organisasi sepak bola tertinggi dunia FIFA.
Dengan status yang bukan agenda resmi, berdasar aturan maka klub berhak menarik pemain dari kegiatan tersebut tanpa terkena sanksi. Latar belakang ini pula yang menjadikan Arema FC dan Persema tak ragu menahan pemainnya di klub. Selain agenda timnas yang dinilai mengganggu jadwal liga.
()