Madrid berharap keangkeran Bernabeu
A
A
A
Sindonews.com - Kekalahan 1-2 dari Bayern Muenchen tidak lekas membuat Real Madrid kehabisan asa. Anak buah Jose Mourinho tetap percaya mampu masuk final Liga Champions untuk merebut gelar ke-10 sepanjang masa.
Minimal memetik kemenangan 1-0 di Santiago Bernabeu, Rabu (25/4), El Merengues––julukan Madrid––memiliki alasan besar untuk tetap percaya diri dapat membalikkan kedudukan pada leg pertama semifinal, Selasa (17/4). Faktor utama adalah keangkeran kandang sendiri. Pada pentas Primera Liga, Madrid musim ini meraih 14 hasil maksimal dan hanya sekali tumbang.
Satu-satunya noda itu diderita ketika menjamu musuh bebuyutan,Barcelona.Total di 17 laga kandang, Iker Casillas dkk sukses membukukan 63 gol,atau rata-rata 3,7 gol per partai. Sementara itu, ketangguhan Madrid di rumah pada ajang Liga Champions lebih terlihat. Mereka menorehkan rekor 100% kemenangan dan mampu mencetak 22 gol,atau 4,4 gol per pertandingan.
”Saya optimistis dapat kembali ke Allianz Arena untuk melakoni final.Kami memiliki banyak opsi skor, mulai 1-0, 2-0, 3-1, atau bahkan 2-1 dan mengikuti perpanjangan waktu. Saya tidak mempermasalahkannya asalkan kami meraih yang dibutuhkan,”ungkap Mourinho, dikutip AS.
Beberapa penggawa Madrid lain turut menyuarakan kepercayaan serupa.Meski menyesal gagal mempertahankan kedudukan 1-1, Casillas merasa kesempatan rekan-rekannya membalas di Bernabeu sangat terbuka.
Winger Angel Di Maria meminta Madrid tetap tenang dan tidak panik dalam upaya mereka pekan mendatang. Sementara itu, Ramos meminta publik Madrid tidak mengkritik Fabio Coentrao, yang dianggap bersalah terhadap terciptanya gol penentu kemenangan Bayern. ”Kami menang dan kalah bersama.Tidak ada gunanya mengambinghitamkan seorang individu. Kami mesti terus bersatu,”tandas Ramos.
Statistik menyatakan hanya 55% klub mampu melangkah ke babak berikut Piala/Liga Champions setelah menderita 1-2 di laga tandang pada leg pertama.Catatan ini menunjukkan kontribusi Mesut Oezil, yang memberi keuntungan agregat gol tandang bagi El Merengues,belum tentu berdampak positif. Ada pula ”kebetulan”lain yang menyatakan bahwa peluang Madrid mengatasi ketertinggalan tidak sebesar keyakinan mereka.
Salah satunya kemiripan musim ini dan 2000/2001.Seperti 2000/2001,Madrid samasama tidak pernah takluk pada 10 pertandingan awal,yakni enam di grup dan empat pada fase gugur (16 dan 8 besar). Namun, Madrid nyatanya tetap tersingkir di semifinal pada 2000/2001.Tim yang menyisihkan mereka tidak lain Bayern.
Kemampuan Arjen Robben dkk memetik kemenangan 2-1 pada leg pertama kini memunculkan kekhawatiran terulangnya peristiwa pahit serupa. Jadwal pertandingan juga kurang menguntungkan Madrid.
Jika Pelatih Bayern Jupp Heynckes dapat merotasi pasukannya pada duel Bundesliga melawan Werder Bremen,Sabtu (21/4), karena sudah ”menyerahkan”takhta Jerman ke Borussia Dortmund, Madrid justru harus membanting tulang pada waktu bersamaan.
Mereka akan terlibat el clasico kontra Barcelona di Camp Nou.Madrid mesti bermain habis-habisan agar tidak tumbang di laga itu jika mau menjaga keunggulan empat poin dari rivalnya di klasemen. ”Anak-anak memang mulai keletihan. Itu terlihat jelang akhir pertandingan tadi.Ini normal karena kami sudah menjelang finis,”kata Mourinho.
Turut memperberat perjuangan Madrid adalah situasi disiplin para pemain. Kartu kuning yang diterima Ramos, Xabi Alonso, Gonzalo Higuain, dan Fabio Coentrao di Allianz Arena membuat keempatnya terancam terkena sanksi jika melaju ke partai puncak. Kondisi ini dapat merusak fokus mereka karena cemas tidak dapat tampil di final.
Minimal memetik kemenangan 1-0 di Santiago Bernabeu, Rabu (25/4), El Merengues––julukan Madrid––memiliki alasan besar untuk tetap percaya diri dapat membalikkan kedudukan pada leg pertama semifinal, Selasa (17/4). Faktor utama adalah keangkeran kandang sendiri. Pada pentas Primera Liga, Madrid musim ini meraih 14 hasil maksimal dan hanya sekali tumbang.
Satu-satunya noda itu diderita ketika menjamu musuh bebuyutan,Barcelona.Total di 17 laga kandang, Iker Casillas dkk sukses membukukan 63 gol,atau rata-rata 3,7 gol per partai. Sementara itu, ketangguhan Madrid di rumah pada ajang Liga Champions lebih terlihat. Mereka menorehkan rekor 100% kemenangan dan mampu mencetak 22 gol,atau 4,4 gol per pertandingan.
”Saya optimistis dapat kembali ke Allianz Arena untuk melakoni final.Kami memiliki banyak opsi skor, mulai 1-0, 2-0, 3-1, atau bahkan 2-1 dan mengikuti perpanjangan waktu. Saya tidak mempermasalahkannya asalkan kami meraih yang dibutuhkan,”ungkap Mourinho, dikutip AS.
Beberapa penggawa Madrid lain turut menyuarakan kepercayaan serupa.Meski menyesal gagal mempertahankan kedudukan 1-1, Casillas merasa kesempatan rekan-rekannya membalas di Bernabeu sangat terbuka.
Winger Angel Di Maria meminta Madrid tetap tenang dan tidak panik dalam upaya mereka pekan mendatang. Sementara itu, Ramos meminta publik Madrid tidak mengkritik Fabio Coentrao, yang dianggap bersalah terhadap terciptanya gol penentu kemenangan Bayern. ”Kami menang dan kalah bersama.Tidak ada gunanya mengambinghitamkan seorang individu. Kami mesti terus bersatu,”tandas Ramos.
Statistik menyatakan hanya 55% klub mampu melangkah ke babak berikut Piala/Liga Champions setelah menderita 1-2 di laga tandang pada leg pertama.Catatan ini menunjukkan kontribusi Mesut Oezil, yang memberi keuntungan agregat gol tandang bagi El Merengues,belum tentu berdampak positif. Ada pula ”kebetulan”lain yang menyatakan bahwa peluang Madrid mengatasi ketertinggalan tidak sebesar keyakinan mereka.
Salah satunya kemiripan musim ini dan 2000/2001.Seperti 2000/2001,Madrid samasama tidak pernah takluk pada 10 pertandingan awal,yakni enam di grup dan empat pada fase gugur (16 dan 8 besar). Namun, Madrid nyatanya tetap tersingkir di semifinal pada 2000/2001.Tim yang menyisihkan mereka tidak lain Bayern.
Kemampuan Arjen Robben dkk memetik kemenangan 2-1 pada leg pertama kini memunculkan kekhawatiran terulangnya peristiwa pahit serupa. Jadwal pertandingan juga kurang menguntungkan Madrid.
Jika Pelatih Bayern Jupp Heynckes dapat merotasi pasukannya pada duel Bundesliga melawan Werder Bremen,Sabtu (21/4), karena sudah ”menyerahkan”takhta Jerman ke Borussia Dortmund, Madrid justru harus membanting tulang pada waktu bersamaan.
Mereka akan terlibat el clasico kontra Barcelona di Camp Nou.Madrid mesti bermain habis-habisan agar tidak tumbang di laga itu jika mau menjaga keunggulan empat poin dari rivalnya di klasemen. ”Anak-anak memang mulai keletihan. Itu terlihat jelang akhir pertandingan tadi.Ini normal karena kami sudah menjelang finis,”kata Mourinho.
Turut memperberat perjuangan Madrid adalah situasi disiplin para pemain. Kartu kuning yang diterima Ramos, Xabi Alonso, Gonzalo Higuain, dan Fabio Coentrao di Allianz Arena membuat keempatnya terancam terkena sanksi jika melaju ke partai puncak. Kondisi ini dapat merusak fokus mereka karena cemas tidak dapat tampil di final.
()