Persema terganggu gaji belum cair
A
A
A
Sindonews.com - Persema menghadapi persoalan ganda jelang laga akbar kontra Persebaya Surabaya, Minggu (22/4). Selain persoalan keroposnya kekuatan dengan absennya sejumlah pemain, turunnya motivasi juga menjadi ancaman tersendiri.
Belum terbayarnya gaji sekaligus bonus kemenangan pemain menjadi persoalan jauh lebih serius bagi Pelatih Persema Slave Radovski. Jika absennya pemain bisa disiasati, melemahnya spirit tim justru menjadi persoalan yang paling sulit diantisipasi.
Slave menyadari pihaknya hanya bisa memberikan dorongan kepada pemain terkait kabar belum cairnya gaji dan bonus sejak Maret lalu. Ia menginginkan tim tetap menunjukkan permainan terbaik walau harus dengan ‘perut lapar’.
Pelatih asal Makedonia ini sedikit kecewa persoalan tersebut muncul jelang laga besar kontra Persebaya Surabaya. ''Kalau melihat situasi tim sekarang, saya masih percaya pada pemain dan optimistis tim bakal memberikan yang terbaik di lapangan,” cetus Slave.
Entah berupaya menghibur diri atau memang kenyataannya demikian, yang pasti kegelisahan sudah tampak di tim. Pemain mulai tidak tenang dengan terlambatnya gaji dan bonus kemenangan yang telat dibayar Konsorsium LPI. Sedangkan manajemen Persema sendiri tak berwenang menangani ini.
Beberapa pemain yang dihubungi sempat mengungkapkan ketidaktenangan dengan kondisi yang ada. Walau begitu, Slave menampik tim bakal mogok pada pertandingan nanti. Ia menyatakan akan membawa pemain untuk tetap bertindak profesional.
''Mogok bertanding bukan solusi terbaik. Untuk persoalan itu (keterlambatan gaji) sudah menjadi tugas manajemen untuk menagihnya. Sebagai pelatih saya tetap ingin tim bermain dan memenangkan pertandingan, karena ini tugas kami,” kata pelatih berpaspor Makedonia tersebut.
Sementara, dari kubu manajemen, Manajer Persema Asmuri justru mengaku belum tahu dengan niatan mogok timnya. Walau ia merasakan ada kekecewaan di pemain karena terlambatnya gaji dan bonus, tapi ia melihat tim masih berjalan normal.
Yang pasti pihaknya bakal tetap berupaya keras untuk menagih pembayaran gaji dan bonus dari konsorsium. ''Kami terus berupaya menagih ke konsorsium LPI. Itu tugas kami, sedangkan tim tugasnya bermain. Jadi, saya berharap ada pengertian di semua elemen Persema,” tutur Asmuri.
Ia juga masih belum yakin pemain mempunyai niatan mogok jika mengingat profesionalisme yang ditunjukkan selama ini. Asmuri melihat pemain Persema sangat kooperatif dan memahami kondisi klub, sehingga sejauh ini tidak ada yang bersikap negatif.
Sementara, salah satu pemain Persema yang dihubungi mengatakan keterlambatan gaji selama dua bulan itu jelas berpengarug pada konsentrasi. Walau mempunyai keyakinan gaji dan bonus bakal dicairkan, namun pemain tidak bisa melupakan begitu saja.
“Bukan pemain sepakbola saja, semua pasti juga bingung kalau dua bulan belum menerima gaji. Hingga sekarang belum ada rencana mogok bertanding. Kami tunggu saja bagaimana perkembangan selanjutnya dan sekarang sedang persiapan menghadapi Persebaya,” kata seorang pemain Persema.
Belum terbayarnya gaji sekaligus bonus kemenangan pemain menjadi persoalan jauh lebih serius bagi Pelatih Persema Slave Radovski. Jika absennya pemain bisa disiasati, melemahnya spirit tim justru menjadi persoalan yang paling sulit diantisipasi.
Slave menyadari pihaknya hanya bisa memberikan dorongan kepada pemain terkait kabar belum cairnya gaji dan bonus sejak Maret lalu. Ia menginginkan tim tetap menunjukkan permainan terbaik walau harus dengan ‘perut lapar’.
Pelatih asal Makedonia ini sedikit kecewa persoalan tersebut muncul jelang laga besar kontra Persebaya Surabaya. ''Kalau melihat situasi tim sekarang, saya masih percaya pada pemain dan optimistis tim bakal memberikan yang terbaik di lapangan,” cetus Slave.
Entah berupaya menghibur diri atau memang kenyataannya demikian, yang pasti kegelisahan sudah tampak di tim. Pemain mulai tidak tenang dengan terlambatnya gaji dan bonus kemenangan yang telat dibayar Konsorsium LPI. Sedangkan manajemen Persema sendiri tak berwenang menangani ini.
Beberapa pemain yang dihubungi sempat mengungkapkan ketidaktenangan dengan kondisi yang ada. Walau begitu, Slave menampik tim bakal mogok pada pertandingan nanti. Ia menyatakan akan membawa pemain untuk tetap bertindak profesional.
''Mogok bertanding bukan solusi terbaik. Untuk persoalan itu (keterlambatan gaji) sudah menjadi tugas manajemen untuk menagihnya. Sebagai pelatih saya tetap ingin tim bermain dan memenangkan pertandingan, karena ini tugas kami,” kata pelatih berpaspor Makedonia tersebut.
Sementara, dari kubu manajemen, Manajer Persema Asmuri justru mengaku belum tahu dengan niatan mogok timnya. Walau ia merasakan ada kekecewaan di pemain karena terlambatnya gaji dan bonus, tapi ia melihat tim masih berjalan normal.
Yang pasti pihaknya bakal tetap berupaya keras untuk menagih pembayaran gaji dan bonus dari konsorsium. ''Kami terus berupaya menagih ke konsorsium LPI. Itu tugas kami, sedangkan tim tugasnya bermain. Jadi, saya berharap ada pengertian di semua elemen Persema,” tutur Asmuri.
Ia juga masih belum yakin pemain mempunyai niatan mogok jika mengingat profesionalisme yang ditunjukkan selama ini. Asmuri melihat pemain Persema sangat kooperatif dan memahami kondisi klub, sehingga sejauh ini tidak ada yang bersikap negatif.
Sementara, salah satu pemain Persema yang dihubungi mengatakan keterlambatan gaji selama dua bulan itu jelas berpengarug pada konsentrasi. Walau mempunyai keyakinan gaji dan bonus bakal dicairkan, namun pemain tidak bisa melupakan begitu saja.
“Bukan pemain sepakbola saja, semua pasti juga bingung kalau dua bulan belum menerima gaji. Hingga sekarang belum ada rencana mogok bertanding. Kami tunggu saja bagaimana perkembangan selanjutnya dan sekarang sedang persiapan menghadapi Persebaya,” kata seorang pemain Persema.
()