Tuntut tim voli wanita Bank Jatim dibubarkan

Sabtu, 21 April 2012 - 11:34 WIB
Tuntut tim voli wanita...
Tuntut tim voli wanita Bank Jatim dibubarkan
A A A
Sindonews.com - Tiga musim absen di ajang Proliga membuat klub bola voli putri Bank Jatim menuai banyak kecaman. Pasalnya, sebagai pemegang gelar juara Proliga dua kali, Surabaya Bank Jatim kini berubah status hanya sebagai tempat "rental" pemain.

Kecaman itu datang dari mantan manajer Surabaya Bank Jatim, Edi Rusianto setelah melihat prestasi bola voli Jawa Timur terus merosot di kancah nasional. "Sudah cukup mengecawakan tiga tahun tidak melihat Bank Jatim di Proliga. Jika musim depan tetap tidak ikut, lebih baik Surabaya Bank Jatim dibubarkan saja daripada seperti sekarang ini, ada tapi tidak ikut,"kecam pria yang membawa Surabaya Bank Jatim juara dua kali berturut-turut ini.

Bahkan pria yang menjabat anggota komisi B DPRD Surabaya itu menuding Bank Jatim sudah membuat malu dunia bola voli di Jatim. Sebab, bukan hanya tidak ikut dalam proliga, tapi Bank Jatim justru memilih meminjamkan pemainnya ke klub lain,

"Seharusnya malu ada pemain Bank Jatim membawa bendera klub lain. Sekarang statusnya Bank Jatim hanya sebagai rental atlet, lantas buat apa melakukan pembinaan," kritiknya.

Ironisnya, para pemain Bank Jatim yang dipinjamkan itu berhasil berkibar bersama klub lain. Empat di antaranya adalah Amalia Fajrina, Maya Kurnia Indri, Siska Putri, dan Napalina yang membela Popsivo Polwan Jakarta.

Sedang Dini Indahsari dan Asih Pangestu membela Jakarta PLN Electric. Kedua klub itu berhasil masuk empat besar Proliga dan menembus babak semifinal. "Apa Bank Jatim bangga melihat pemainnya sukses dengan klub lain, " sindirnya.

Tahun ini, prestasi bola voli Jatim di kancah Proliga cukup memprihatinkan. Tim putra Surabaya Samator dan tim putri Gresik Petrokimia gagal masuk empat besar. "Seandainya Bank Jatim ikut, bisa menyelamatkan muka Jawa Timur. Karena terbukti pemain Bank Jatim bisa berjaya dengan klub lain, " ujarnya,

Disinggung soal alasan Bank Jatim tidak turun di Proliga karena sakit hati dicurangi wasit dan minim dana menurut Eddy tak masuk akal. ''Sakit hati karena kalah dicurangi wasit di Proliga 2009 oleh Jakarta Electric lebih baik dilupakan. Wasit sudah mendapatkan hukuman secara organisasi, buat apa dijadikan masalah terus. Saatnya membangun kembali kekuatan Bank Jatim di level nasional,” pintanya.

Selain itu, lanjut Eddy, alasan jajaran manajemen tidak memiliki cukup dana mengikuti Proliga hanya mengada-ada. Sebab dana yang dibutuhkan, untuk sekelas Bank Jatim tidak besar karena dalam setahun hanya mengeluarkan dana tidak lebih dari Rp 5 milliar, "Tidak masuk akal, dana itu tidak ada apa-apanya dibandingkan biaya promosi Bank Jatim, sama dengan memasang tiga kali baliho di jalan, " ujarnya.

Padahal untuk biaya Proliga, banyak pos yang biasa diambilkan dari pengeluaran Bank Jatim. Selain dari pos biaya promosi dan CSR juga ada pengeluaran di bidang olahraga.

"Promosi melalui olahraga itu murah dan mengena. Jangan jadikan biaya sebagai alasan, dampaknya juga jelas. Selama ini sudah sngat identik bola voli putri dengan nama Bank Jatim, daripada menganti logo yang menghabiskan trilunan, tapi tidak jelas dampaknya, " kecamnya dengan nada kesal.

Dikhawatirkan Eddy jika terus absen di ajang Proliga, tidak menutup kemungkinan para pemain Bank Jatim akan hengkang secara permanen ke klub lain. "Sangat terbuka peluang bagi atlet untuk pindah klub atau pindah daerah. Tentu mereka akan cari tempat yang mendukung karirnya di bola voli, " pungkasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7193 seconds (0.1#10.140)