FC Hollywood juara di laporan keuangan
A
A
A
Sindonews.com - Bayern Muenchen masih harus berjuang untuk menjuarai Liga Champions musim ini. Namun, bila persaingannya dalam kategori lain, FC Hollywood––julukan Bayern––sudah keluar sebagai pemenang.
Klub Bavaria itu menjadi raja jika membandingkan kondisi keuangan di antara para semifinalis. Berdasar laporan finansial terakhir, Bayern tanpa kesulitan mengalahkan tiga pesaingnya.
Sementara status runner-up jatuh pada lawan mereka di 4 besar, Real Madrid. Bayern, yang mencoba menjaga keunggulan 2-1 atas Madrid pada leg kedua di Santiago Bernabeu, dini hari nanti, memiliki utang paling sedikit. Menurut analisis Profesor Akuntansi Jose Maria Gay dari Universitas Barcelona, rapinya manajemen keuangan memungkinkan tunggakan mereka hanya berkisar 338 juta euro.
Pengetatan ikat pinggang yang diterapkan Bayern membantu mereka mencegah membengkaknya utang.Meski pendapatan sempat menurun lantaran tersingkir pada babak 16 besar Liga Champions 2010/2011, pendekatan dengan para sponsor memungkinkan Bayern menjaga arus pemasukan dalam klub.
Bayern selalu memastikan antara pengeluaran dan pemasukan tetap seimbang. Nyatanya, meski income musim lalu hanya 350 juta euro, dana yang gelontorkan cuma berkisar 201 juta euro atau berkisar 57%. Artinya, mereka masih mendapat pemasukan sebesar 149 juta euro.
Hasilnya, mereka tetap masuk daftar 5 besar klub terkaya versi Forbes. ”Sistem keuangan Bayern dipengaruhi dua hal: moderat dan koherensi,”tulis Gay dalam laporannya. ”Sedangkan Real Madrid mengikuti perannya sebagai tim konglomerat yang mengedepankan investasi dengan utang besar,”ujarnya, dilansir Reuters.
Sementara walau bertengger pada posisi dua klub terkaya di dunia versi Forbes, posisi El Merengues––julukan Madrid––tidak senyaman Bayern. Itu disebabkan utang Madrid yang menembus 590 juta euro.
Besarnya angka ini dipengaruhi besarnya pengeluaran klub yang memakan 65% dari pemasukan, yakni 309 juta euro dari 590 juta euro. Pos yang paling besar memakan biaya adalah gaji pemain. Bayern dan Madrid masih lebih baik dari dua kontestan semifinal lainnya.Barcelona misalnya.
Kendati musim lalu menangguk 450 juta euro berkat sukses menjuarai Primera Liga dan Liga Champions, pengeluaran mereka di luar kewajaran. Setidaknya 320 juta sudah habis selama 12 bulan belakangan.Imbasnya utang melonjak hingga 578 juta euro.
Chelsea lebih parah lagi.Belum hilangnya kebiasaan boros menyebabkan jumlah tagihan mengalami eskalasi hingga 729 juta euro.Tingginya dana itu disebabkan dana operasional mereka yang menembus 245 juta euro dengan pendapatan 229 juta euro.
”Chelsea dan Barcelona terus mengalami masalah keuangan selama dua musim terakhir.Mereka terus mencatat kerugian setiap kali tutup buku. Chelsea misalnya.Mereka sudah akrab dengan tradisi negatif dalam keuangan sejak Roman Abramovich hadir,”tutur Gay.
Krisis finansial melanda Barcelona bukan semata-mata didasari besarnya pengeluaran, tapi lantaran minimnya sumber pemasukan. Tidak heran mereka menerima pinangan Qatar Foundation untuk meningkatkan pendapatan klub. Sementara Chelsea hobi membeli pemain mahal. Salah satunya waktu merogoh sekitar 55 juta euro untuk memboyong Fernando Torres dari Liverpool. Padahal,pembelian itu dianggap tidak perlu dilakukan.
”Kerugian yang terkumpul dari musim ke musim bisanya turut dipengaruhi dana yang disediakan pemilik klub.Biasanya bagi mereka,merugi hanyalah bagian dari perjudian yang dilakukan,”kata Gay.
Sebab,ada baiknya bila klub-klub di Eropa mencontoh Bayern.Pasalnya,metode yang digunakan FC Hollywood terbukti ampuh mencegah bertambahnya utang,musim 2010/2011 misalnya. Pada musim itu, Bayern tidak mendapatkan gelar apa pun.
Namun, mereka tidak mengalami pailit. Entah bagaimana caranya mereka bisa meningkatkan penjualan merchandise dari sebelumnya 38,9 juta euro menjadi 43,9 juta euro. Pendapatan dari sponsor tetap stabil di angka 82,3 juta euro. Itu cukup fenomenal. Sebab, klub yang gagal total biasanya kerap mengalami fluktuasi di sektor marketing.
”Keuangan Bayern dalam kondisi bagus baik untuk saat ini atau masa depan. Kami juga telah memenuhi kriteria financial fair play UEFA,”tutur anggota Direksi Bayern Karl Hopfner.
Klub Bavaria itu menjadi raja jika membandingkan kondisi keuangan di antara para semifinalis. Berdasar laporan finansial terakhir, Bayern tanpa kesulitan mengalahkan tiga pesaingnya.
Sementara status runner-up jatuh pada lawan mereka di 4 besar, Real Madrid. Bayern, yang mencoba menjaga keunggulan 2-1 atas Madrid pada leg kedua di Santiago Bernabeu, dini hari nanti, memiliki utang paling sedikit. Menurut analisis Profesor Akuntansi Jose Maria Gay dari Universitas Barcelona, rapinya manajemen keuangan memungkinkan tunggakan mereka hanya berkisar 338 juta euro.
Pengetatan ikat pinggang yang diterapkan Bayern membantu mereka mencegah membengkaknya utang.Meski pendapatan sempat menurun lantaran tersingkir pada babak 16 besar Liga Champions 2010/2011, pendekatan dengan para sponsor memungkinkan Bayern menjaga arus pemasukan dalam klub.
Bayern selalu memastikan antara pengeluaran dan pemasukan tetap seimbang. Nyatanya, meski income musim lalu hanya 350 juta euro, dana yang gelontorkan cuma berkisar 201 juta euro atau berkisar 57%. Artinya, mereka masih mendapat pemasukan sebesar 149 juta euro.
Hasilnya, mereka tetap masuk daftar 5 besar klub terkaya versi Forbes. ”Sistem keuangan Bayern dipengaruhi dua hal: moderat dan koherensi,”tulis Gay dalam laporannya. ”Sedangkan Real Madrid mengikuti perannya sebagai tim konglomerat yang mengedepankan investasi dengan utang besar,”ujarnya, dilansir Reuters.
Sementara walau bertengger pada posisi dua klub terkaya di dunia versi Forbes, posisi El Merengues––julukan Madrid––tidak senyaman Bayern. Itu disebabkan utang Madrid yang menembus 590 juta euro.
Besarnya angka ini dipengaruhi besarnya pengeluaran klub yang memakan 65% dari pemasukan, yakni 309 juta euro dari 590 juta euro. Pos yang paling besar memakan biaya adalah gaji pemain. Bayern dan Madrid masih lebih baik dari dua kontestan semifinal lainnya.Barcelona misalnya.
Kendati musim lalu menangguk 450 juta euro berkat sukses menjuarai Primera Liga dan Liga Champions, pengeluaran mereka di luar kewajaran. Setidaknya 320 juta sudah habis selama 12 bulan belakangan.Imbasnya utang melonjak hingga 578 juta euro.
Chelsea lebih parah lagi.Belum hilangnya kebiasaan boros menyebabkan jumlah tagihan mengalami eskalasi hingga 729 juta euro.Tingginya dana itu disebabkan dana operasional mereka yang menembus 245 juta euro dengan pendapatan 229 juta euro.
”Chelsea dan Barcelona terus mengalami masalah keuangan selama dua musim terakhir.Mereka terus mencatat kerugian setiap kali tutup buku. Chelsea misalnya.Mereka sudah akrab dengan tradisi negatif dalam keuangan sejak Roman Abramovich hadir,”tutur Gay.
Krisis finansial melanda Barcelona bukan semata-mata didasari besarnya pengeluaran, tapi lantaran minimnya sumber pemasukan. Tidak heran mereka menerima pinangan Qatar Foundation untuk meningkatkan pendapatan klub. Sementara Chelsea hobi membeli pemain mahal. Salah satunya waktu merogoh sekitar 55 juta euro untuk memboyong Fernando Torres dari Liverpool. Padahal,pembelian itu dianggap tidak perlu dilakukan.
”Kerugian yang terkumpul dari musim ke musim bisanya turut dipengaruhi dana yang disediakan pemilik klub.Biasanya bagi mereka,merugi hanyalah bagian dari perjudian yang dilakukan,”kata Gay.
Sebab,ada baiknya bila klub-klub di Eropa mencontoh Bayern.Pasalnya,metode yang digunakan FC Hollywood terbukti ampuh mencegah bertambahnya utang,musim 2010/2011 misalnya. Pada musim itu, Bayern tidak mendapatkan gelar apa pun.
Namun, mereka tidak mengalami pailit. Entah bagaimana caranya mereka bisa meningkatkan penjualan merchandise dari sebelumnya 38,9 juta euro menjadi 43,9 juta euro. Pendapatan dari sponsor tetap stabil di angka 82,3 juta euro. Itu cukup fenomenal. Sebab, klub yang gagal total biasanya kerap mengalami fluktuasi di sektor marketing.
”Keuangan Bayern dalam kondisi bagus baik untuk saat ini atau masa depan. Kami juga telah memenuhi kriteria financial fair play UEFA,”tutur anggota Direksi Bayern Karl Hopfner.
()