Waduh, penggawa PSM mogok
A
A
A
Sindonews.com - Aksi mogok akhirnya benar-benar dilakukan oleh penggawa PSM Makassar. Sempat libur selama dua hari usai bertanding melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu pekan lalu, para pemain tak melakukan aktivitas latihan Selasa (1/5) .
Tiga tempat yang biasa digunakan latihan, yakni Lapangan Karebosi, Golden Gyms, dan Stadion Andi Mattalatta tampak sunyi dari aktivitas pemain PSM Makassar seperti hari biasanya.
Sebelumnya, 29 pemain PSM Makassar telah mengancam akan mogok latihan dan bertanding, jika gaji yang menjadi hak mereka tak dibayarkan hingga laga menjamu Persebaya. Bahkan ancaman itu mereka tuangkan dalam surat pernyataan yang ditanda tangani oleh seluruh pemain.
"Hari ini (kemarin) memang tidak aktivitas latihan. Pelatih sudah tahu dan akan melakukan pertemuan dengan pemain malam ini (tadi malam) membicarakan soal gaji," kata Media Officer PSM Andi Widya Swadzwina.
Wina, panggilan Andi Widya Swadzwina, menuturkan, aksi mogok latihan ini tak bisa lagi dicegah oleh pelatih kepala PSM Makassar Petar Segrt. Padahal sudah 2 kali para pemain mengutarakan niatnya untuk mogok, namun selalu saja berhasil dicegah oleh Petar. Tapi kali ini para pemain tak bisa dibendung lagi dan memilih mogok 'kerja' di saat yang bertepatan dengan Hari Buruh.
"Yang jelas pelatih memang sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Soalnya ini sudah menjadi kesepakatan semua pemain. Pertandingan melawan Persiba Bantul juga terancam batal," ujar Wina.
Hal serupa juga dilontarkan oleh Petar. Mantan pelatih Bali Devata FC ini membenarkan jika tak kuasa lagi membendung niat mogok pemainnya. "Beginilah kondisinya. Mereka hanya menuntut hak dan tak bisa saya cegah lagi," kata Petar.
Situasi ini jelas merugikan bagi PSM. Apalagi aksi mogok ini dilakukan jelang PSM bertandang kandang Persiba Bantul dan terjadi di tengah-tengah performa tim yang bagus-bagusnya. Akhir pekan lalu tim kebanggaan masyarakat Sulsel ini bahkan memuncaki klasmen Indonesian Premier League (IPL) sebelum digeser lagi oleh Semen Padang.
Hal inipun disayangkan oleh suporter PSM Makassar. Koordinator Laskar Ayam Jantan Uki Nugraha mengaku bahwa tak pantas para pemain diperlakukan seperti itu. Apalagi perjuangan para pemain sungguh luar biasa sehingga berhasil merangkak dari papan bawah ke posisi pertama.
"Apakah tidak ada penghargaan untuk jerih payah mereka?. Katanya liga profesional, lalu kenapa masih ada lagi yang seperti ini," tukas pria yang akrab disapa Daeng Uki itu.
Meski tak diketahui pasti kapan gaji pemain dibayarkan, namun Chief Executive Officer (CEO) PSM Makassar Rully Habibie mengaku akan segera menyelesaikan masalah ini. Di sela-sela pertandingan PSM menjamu Persebaya pekan lalu, keponakan mantan Presiden RI B.J. Habibie ini mengatakan paling lambat akhir pekan ini gaji pemain dan official sudah terbayarkan.
Dia pun meminta kepada pemain dan ofisial untuk tetap fokus berlatih menyambut laga tim selanjutnya. Rully juga mengatakan bahwa krisis gaji telat dikarenakan ada kendala terhadap Bank Saudara, yang selama ini menyalurkan gaji pemain dan ofisial tim.
Tiga tempat yang biasa digunakan latihan, yakni Lapangan Karebosi, Golden Gyms, dan Stadion Andi Mattalatta tampak sunyi dari aktivitas pemain PSM Makassar seperti hari biasanya.
Sebelumnya, 29 pemain PSM Makassar telah mengancam akan mogok latihan dan bertanding, jika gaji yang menjadi hak mereka tak dibayarkan hingga laga menjamu Persebaya. Bahkan ancaman itu mereka tuangkan dalam surat pernyataan yang ditanda tangani oleh seluruh pemain.
"Hari ini (kemarin) memang tidak aktivitas latihan. Pelatih sudah tahu dan akan melakukan pertemuan dengan pemain malam ini (tadi malam) membicarakan soal gaji," kata Media Officer PSM Andi Widya Swadzwina.
Wina, panggilan Andi Widya Swadzwina, menuturkan, aksi mogok latihan ini tak bisa lagi dicegah oleh pelatih kepala PSM Makassar Petar Segrt. Padahal sudah 2 kali para pemain mengutarakan niatnya untuk mogok, namun selalu saja berhasil dicegah oleh Petar. Tapi kali ini para pemain tak bisa dibendung lagi dan memilih mogok 'kerja' di saat yang bertepatan dengan Hari Buruh.
"Yang jelas pelatih memang sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Soalnya ini sudah menjadi kesepakatan semua pemain. Pertandingan melawan Persiba Bantul juga terancam batal," ujar Wina.
Hal serupa juga dilontarkan oleh Petar. Mantan pelatih Bali Devata FC ini membenarkan jika tak kuasa lagi membendung niat mogok pemainnya. "Beginilah kondisinya. Mereka hanya menuntut hak dan tak bisa saya cegah lagi," kata Petar.
Situasi ini jelas merugikan bagi PSM. Apalagi aksi mogok ini dilakukan jelang PSM bertandang kandang Persiba Bantul dan terjadi di tengah-tengah performa tim yang bagus-bagusnya. Akhir pekan lalu tim kebanggaan masyarakat Sulsel ini bahkan memuncaki klasmen Indonesian Premier League (IPL) sebelum digeser lagi oleh Semen Padang.
Hal inipun disayangkan oleh suporter PSM Makassar. Koordinator Laskar Ayam Jantan Uki Nugraha mengaku bahwa tak pantas para pemain diperlakukan seperti itu. Apalagi perjuangan para pemain sungguh luar biasa sehingga berhasil merangkak dari papan bawah ke posisi pertama.
"Apakah tidak ada penghargaan untuk jerih payah mereka?. Katanya liga profesional, lalu kenapa masih ada lagi yang seperti ini," tukas pria yang akrab disapa Daeng Uki itu.
Meski tak diketahui pasti kapan gaji pemain dibayarkan, namun Chief Executive Officer (CEO) PSM Makassar Rully Habibie mengaku akan segera menyelesaikan masalah ini. Di sela-sela pertandingan PSM menjamu Persebaya pekan lalu, keponakan mantan Presiden RI B.J. Habibie ini mengatakan paling lambat akhir pekan ini gaji pemain dan official sudah terbayarkan.
Dia pun meminta kepada pemain dan ofisial untuk tetap fokus berlatih menyambut laga tim selanjutnya. Rully juga mengatakan bahwa krisis gaji telat dikarenakan ada kendala terhadap Bank Saudara, yang selama ini menyalurkan gaji pemain dan ofisial tim.
()