Krisis finansial tim IPL berlanjut
A
A
A
Sindonews.com - Usaha klub-klub Indonesian Premier League (IPL) keluar dari krisis finansial masih belum terwujud. Walau sudah melakukan berbagai cara agar kembali mendapatkan kucuran dana dari pihak konsorsium, usaha tersebut seperti belum juga mendapat titik terang.
Persema Malang memang jadi klub yang paling bersuara lantang berbicara soal mandeknya kucuran dana dari pihak konsorsium. Usaha tersebut dilakukan klub berjuluk Laskar Ken Arok, karena sudah dua bulan lebih belum menerima kucuran dana yang telah menjadi komitmen pihak konsorsium.
Pihak Mitra Bola Indonesia (MBI) yang dianggap paling bertanggung jawab atas masa depan Persema dan beberapa klub IPL lainnya. Tidak tanggung-tanggung, sudah dua bulan lebih Persema tidak lagi mendapat kucuran dana sebesar Rp 70 juta sampai Rp. 80 juta per bulan dari pihak MBI.
“Semua belum juga dibayarkan. Tadi saja baru kembali datang salah satu pemain kembali menanyakan masalah pembayaran gaji kepada kami. Yang pasti belum ada kabar mengembirakan sampai saat ini,” ungkap manajer Persema, Asmuri, saat dihubungi Selasa (1/5).
Berbagai dampak besar dari keterlambatan tersebut, tentu tidak lagi bisa ditutupi klub yang bermarkas di stadion Gajayana, Malang, tersebut. Asmuri pun menuturkan, jika sampai saat ini para punggawa Persema sudah seringkali tidak menjalani latihan rutin. Pihak menajemen menjadi tidak bisa mempunyai kekuatan, untuk mengatur roda organisasi tim secara keseluruhan.
Manajemen Persema pun kawatir, jika klubnya tidak akan bermain maksimal dilanjutan kompetisi IPL. Persema yang saat ini mandek diperingkat enam klasemen sementara, hanya mampu meraih 20 poin. Hasil tersebut diukir, setelah melewati 12 pertandingan dengan catatan enam kemenangan, dua imbang, dan empat kali menelan kekalahan.
''Untuk langkah selanjutnya, sebenarnya masih ada pihak CEO yang lebih berwenang mencari solusi dari masalah yang telah terjadi. Tapi saya juga tidak bisa berdiam diri, karena tim ini adalah tanggung jawab saya juga sebagai manajen tim. Saya tidak bisa lihat tim ini terus bermasalah, sampai-sampai tidak mengikuti latihan,” terang Asmuri.
“Kami tidak tahu harus bagaimana saat bertandang ke Persibo (Bojonegoro), Minggu (6/1). Yang pasti kami akan dituntut pertangung jawabannya, jika tim ini berprestasi jelek nantinya. Tapi jika hal itu benar-benar terjadi, jangan salahkan kami juga,” sambungnya.
Sementara itu, untuk menyelesaikan masalah keuangan yang menimpa klub-klub IPL, PSSI meminta para CEO masing-masing klub bisa mencari dana sendiri lewat pihak sponsor. Federasi sepak bola tertinggi Indonesia tersebut meminta klub-klub IPL, tidak selalu mengharapkan sepenuhnya keuangan klub kepada pihak konsorsium.
''Tidak semua sepertinya dana untuk membiayai klub dari pihak konsorsium. Seharusnya masing-masing CEO dari klub-klub IPL bisa mencari dana sendiri dengan memaksimalkan berbagai sponsor. Kalau semuanya dari konsorsium, tentu saja penanam modal akan berpikir. Jadi saya kira, semua pihak harus saling mengevaluasi,” papar Ketua Umum (Ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin.
Walau meminta para CEO klub mencari pasokan dana-dana selain dari konsorsium, PSSI berjanji akan coba cari solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Djohar menegaskan, jika PSSI akan mendorong pihak konsorsium untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dengan klub-klub IPL.
''Kami akan mendekati pihak konsorsium. Kami akan mendorong mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dengan pihak klub. Kami ingin semuanya bisa kembali berjalan lancar,” tandas Djohar.
Persema Malang memang jadi klub yang paling bersuara lantang berbicara soal mandeknya kucuran dana dari pihak konsorsium. Usaha tersebut dilakukan klub berjuluk Laskar Ken Arok, karena sudah dua bulan lebih belum menerima kucuran dana yang telah menjadi komitmen pihak konsorsium.
Pihak Mitra Bola Indonesia (MBI) yang dianggap paling bertanggung jawab atas masa depan Persema dan beberapa klub IPL lainnya. Tidak tanggung-tanggung, sudah dua bulan lebih Persema tidak lagi mendapat kucuran dana sebesar Rp 70 juta sampai Rp. 80 juta per bulan dari pihak MBI.
“Semua belum juga dibayarkan. Tadi saja baru kembali datang salah satu pemain kembali menanyakan masalah pembayaran gaji kepada kami. Yang pasti belum ada kabar mengembirakan sampai saat ini,” ungkap manajer Persema, Asmuri, saat dihubungi Selasa (1/5).
Berbagai dampak besar dari keterlambatan tersebut, tentu tidak lagi bisa ditutupi klub yang bermarkas di stadion Gajayana, Malang, tersebut. Asmuri pun menuturkan, jika sampai saat ini para punggawa Persema sudah seringkali tidak menjalani latihan rutin. Pihak menajemen menjadi tidak bisa mempunyai kekuatan, untuk mengatur roda organisasi tim secara keseluruhan.
Manajemen Persema pun kawatir, jika klubnya tidak akan bermain maksimal dilanjutan kompetisi IPL. Persema yang saat ini mandek diperingkat enam klasemen sementara, hanya mampu meraih 20 poin. Hasil tersebut diukir, setelah melewati 12 pertandingan dengan catatan enam kemenangan, dua imbang, dan empat kali menelan kekalahan.
''Untuk langkah selanjutnya, sebenarnya masih ada pihak CEO yang lebih berwenang mencari solusi dari masalah yang telah terjadi. Tapi saya juga tidak bisa berdiam diri, karena tim ini adalah tanggung jawab saya juga sebagai manajen tim. Saya tidak bisa lihat tim ini terus bermasalah, sampai-sampai tidak mengikuti latihan,” terang Asmuri.
“Kami tidak tahu harus bagaimana saat bertandang ke Persibo (Bojonegoro), Minggu (6/1). Yang pasti kami akan dituntut pertangung jawabannya, jika tim ini berprestasi jelek nantinya. Tapi jika hal itu benar-benar terjadi, jangan salahkan kami juga,” sambungnya.
Sementara itu, untuk menyelesaikan masalah keuangan yang menimpa klub-klub IPL, PSSI meminta para CEO masing-masing klub bisa mencari dana sendiri lewat pihak sponsor. Federasi sepak bola tertinggi Indonesia tersebut meminta klub-klub IPL, tidak selalu mengharapkan sepenuhnya keuangan klub kepada pihak konsorsium.
''Tidak semua sepertinya dana untuk membiayai klub dari pihak konsorsium. Seharusnya masing-masing CEO dari klub-klub IPL bisa mencari dana sendiri dengan memaksimalkan berbagai sponsor. Kalau semuanya dari konsorsium, tentu saja penanam modal akan berpikir. Jadi saya kira, semua pihak harus saling mengevaluasi,” papar Ketua Umum (Ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin.
Walau meminta para CEO klub mencari pasokan dana-dana selain dari konsorsium, PSSI berjanji akan coba cari solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Djohar menegaskan, jika PSSI akan mendorong pihak konsorsium untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dengan klub-klub IPL.
''Kami akan mendekati pihak konsorsium. Kami akan mendorong mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dengan pihak klub. Kami ingin semuanya bisa kembali berjalan lancar,” tandas Djohar.
()