Masa depan Di Matteo di tangan Abramovich
A
A
A
Sindonews.com - Roberto di Matteo terus mempertegas statusnya sebagai pilihan terbaik untuk mengisi posisi pelatih permanen Chelsea. Di lain pihak, Arsitek Liverpool Kenny Dalglish gelisah menghadapi masa depannya.
Dukungan terhadap Di Matteo dilontarkan pemain menyusul keberhasilan The Blues––julukan Chelsea––menjuarai Piala FA 2011/2012. John Terry dkk mengalahkan Liverpool 2-1 pada final di Wembley, Sabtu (5/5), demi menggenggam trofi ketujuh sepanjang sejarah.
Alasannya bukan sekadar prestasi ini. Sejak menggantikan Andre Villas-Boas (AVB), Di Matteo mampu menyulap peruntungan Chelsea di lapangan. Performa di Liga Primer membaik meski Chelsea belum masuk 4 besar.Piala FA mampu direbut.
Sementara di Eropa Chelsea berpeluang menjadi raja Eropa untuk pertama kali sepanjang sejarah. ”Kami tampil fenomenal di 16-17 laga terakhir bersamanya.Saya yakin grafik ini membuat reputasinya makin kuat,”kata Terry, dikutip Guardian.
”Dia pantas mendapatkan segalanya. Di Matteo sudah membalikkan keadaan di sini,”ujar gelandang Frank Lampard.
Pers Inggris turut mengamini dorongan pemain agar Roman Abramovich mengamankan komitmen Di Matteo, yang berstatus caretaker hingga akhir musim. Media setempat menilai akan salah besar jika Abramovich membiarkan Di Matteo pergi hanya karena mendahulukan pelatih yang lebih memiliki nama besar.
Hanya waktu yang bisa menjawab seperti apa tindakan Abramovich nanti.Tidak ada jaminan Di Matteo akan mengantongi pekerjaan permanen pada akhir musim.Tangan besi Abramovich merupakan alasannya.
Patut diingat Abramovich tidak membujuk Guus Hiddink untuk tetap bertahan,meski memberinya kesuksesan Piala FA 2008/2009.Avram Grant yang meloloskan The Blues ke final Liga Champions 2007/2008 juga bernasib serupa.
Hanya ada satu cara bagi Di Matteo meyakinkan Abramovich, yakni mewujudkan impian miliuner berkebangsaan Rusia tersebut. Itu dapat dilakukannya dengan mengalahkan Bayern Muenchen di final Liga Champions, Sabtu (19/5), demi membawa Chelsea menduduki takhta tertinggi Eropa.
”AVB juga perlu diberi kredit karena dialah yang mengawali perjalanan Chelsea di Piala FA.Kami mencapai prestasi ini bersama-sama, termasuk pemain.Mereka sudah membungkam para pihak yang mengkritik menyusul inkonsistensi,” kata Di Matteo.
”Menyangkut pekerjaan, posisi saya tidak berubah sejak dipercaya. Saya tenang dan menyerahkan semuanya ke pemilik.Apa pun kebijakannya saya akan menghormati,”ujar sosok asal Italia itu.
Dengan Di Matteo dalam posisi nyaman, Dalglish merasakan kursi yang didudukinya makin memanas.Kegagalan menjuarai Piala FA membuatnya tidak bisa bersembunyi lagi dari keterpurukan The Reds––julukan Liverpool–– sepanjang musim.Hingga pekan ke-36, Liverpool tertahan di peringkat 8 Liga Primer.
Mereka tertinggal 34 angka di belakang pemimpin tabel Manchester City.Hanya ada satu alasan mengapa Liverpool boleh sedikit tersenyum, yakni keberhasilan merebut Piala Liga, yang berstatus kompetisi kelas tiga di Inggris.
Namun, kesuksesan itu dipetik melalui adu penalti atas klub Championship Cardiff City. Secara umum, Dalglish menunjukkan kesulitannya beradaptasi menghadapi evolusi sepak bola modern menyusul kinerja impresifnya pada periode pertama sebagai nakhoda Liverpool.
Pada kurun 1985–1991,dia mampu mempersembahkan mahkota Liga Inggris (1985/86, 1987/88,1989/90) dan Piala FA (1985/1986, 1988/1989).Namun,setelah kembali pada Januari 2011, dia cuma merebut Piala Liga. Kekurangan Dalglish itu tampak pada final. Disaksikan langsung pemilik John W Henry, Dalglish melakukan blunderdengan memprioritaskan pertahanan.
Dia merapatkan lini tengah dan menginstruksikan Luis Suarez berjuang sendirian di depan. Taktik itu memudahkan Chelsea mengambil inisiatif pertandingan. Manuver Dalglish lewat memasukkan Andy Carroll pun terlambat. Seperti Di Matteo, Dalglish hanya bisa menunggu keputusan Henry. Kemungkinan besar dia bakal tetap mendapat kesempatan membuktikan diri.
Jika tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan,sosok berjuluk King Kenny itu mesti bersiap kehilangan takhtanya. ”Banyak pemain baru di Liverpool.Mereka kurang berpengalaman ketimbang Chelsea. Kegugupan tersebut membuat kami tidak bermain maksimal,”ujar Dalglish.
Dukungan terhadap Di Matteo dilontarkan pemain menyusul keberhasilan The Blues––julukan Chelsea––menjuarai Piala FA 2011/2012. John Terry dkk mengalahkan Liverpool 2-1 pada final di Wembley, Sabtu (5/5), demi menggenggam trofi ketujuh sepanjang sejarah.
Alasannya bukan sekadar prestasi ini. Sejak menggantikan Andre Villas-Boas (AVB), Di Matteo mampu menyulap peruntungan Chelsea di lapangan. Performa di Liga Primer membaik meski Chelsea belum masuk 4 besar.Piala FA mampu direbut.
Sementara di Eropa Chelsea berpeluang menjadi raja Eropa untuk pertama kali sepanjang sejarah. ”Kami tampil fenomenal di 16-17 laga terakhir bersamanya.Saya yakin grafik ini membuat reputasinya makin kuat,”kata Terry, dikutip Guardian.
”Dia pantas mendapatkan segalanya. Di Matteo sudah membalikkan keadaan di sini,”ujar gelandang Frank Lampard.
Pers Inggris turut mengamini dorongan pemain agar Roman Abramovich mengamankan komitmen Di Matteo, yang berstatus caretaker hingga akhir musim. Media setempat menilai akan salah besar jika Abramovich membiarkan Di Matteo pergi hanya karena mendahulukan pelatih yang lebih memiliki nama besar.
Hanya waktu yang bisa menjawab seperti apa tindakan Abramovich nanti.Tidak ada jaminan Di Matteo akan mengantongi pekerjaan permanen pada akhir musim.Tangan besi Abramovich merupakan alasannya.
Patut diingat Abramovich tidak membujuk Guus Hiddink untuk tetap bertahan,meski memberinya kesuksesan Piala FA 2008/2009.Avram Grant yang meloloskan The Blues ke final Liga Champions 2007/2008 juga bernasib serupa.
Hanya ada satu cara bagi Di Matteo meyakinkan Abramovich, yakni mewujudkan impian miliuner berkebangsaan Rusia tersebut. Itu dapat dilakukannya dengan mengalahkan Bayern Muenchen di final Liga Champions, Sabtu (19/5), demi membawa Chelsea menduduki takhta tertinggi Eropa.
”AVB juga perlu diberi kredit karena dialah yang mengawali perjalanan Chelsea di Piala FA.Kami mencapai prestasi ini bersama-sama, termasuk pemain.Mereka sudah membungkam para pihak yang mengkritik menyusul inkonsistensi,” kata Di Matteo.
”Menyangkut pekerjaan, posisi saya tidak berubah sejak dipercaya. Saya tenang dan menyerahkan semuanya ke pemilik.Apa pun kebijakannya saya akan menghormati,”ujar sosok asal Italia itu.
Dengan Di Matteo dalam posisi nyaman, Dalglish merasakan kursi yang didudukinya makin memanas.Kegagalan menjuarai Piala FA membuatnya tidak bisa bersembunyi lagi dari keterpurukan The Reds––julukan Liverpool–– sepanjang musim.Hingga pekan ke-36, Liverpool tertahan di peringkat 8 Liga Primer.
Mereka tertinggal 34 angka di belakang pemimpin tabel Manchester City.Hanya ada satu alasan mengapa Liverpool boleh sedikit tersenyum, yakni keberhasilan merebut Piala Liga, yang berstatus kompetisi kelas tiga di Inggris.
Namun, kesuksesan itu dipetik melalui adu penalti atas klub Championship Cardiff City. Secara umum, Dalglish menunjukkan kesulitannya beradaptasi menghadapi evolusi sepak bola modern menyusul kinerja impresifnya pada periode pertama sebagai nakhoda Liverpool.
Pada kurun 1985–1991,dia mampu mempersembahkan mahkota Liga Inggris (1985/86, 1987/88,1989/90) dan Piala FA (1985/1986, 1988/1989).Namun,setelah kembali pada Januari 2011, dia cuma merebut Piala Liga. Kekurangan Dalglish itu tampak pada final. Disaksikan langsung pemilik John W Henry, Dalglish melakukan blunderdengan memprioritaskan pertahanan.
Dia merapatkan lini tengah dan menginstruksikan Luis Suarez berjuang sendirian di depan. Taktik itu memudahkan Chelsea mengambil inisiatif pertandingan. Manuver Dalglish lewat memasukkan Andy Carroll pun terlambat. Seperti Di Matteo, Dalglish hanya bisa menunggu keputusan Henry. Kemungkinan besar dia bakal tetap mendapat kesempatan membuktikan diri.
Jika tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan,sosok berjuluk King Kenny itu mesti bersiap kehilangan takhtanya. ”Banyak pemain baru di Liverpool.Mereka kurang berpengalaman ketimbang Chelsea. Kegugupan tersebut membuat kami tidak bermain maksimal,”ujar Dalglish.
()