Sriwijaya antisipasi lapangan jelek di Papua
A
A
A
Sindonews.com - Dalam tur Papua jilid II menghadapi Persidafon Dafonsoro (14/5) dan Persiram Raja Ampat (17/5), Sriwijaya FC (SFC) bersiap menghadapi kondisi lapangan yang tidak bersahabat.
Pelatih Sriwijaya FC Kas Hartadi mengatakan, menjalani tur Papua selalu menjadi tantangan berat bagi tim peserta Indonesian Super League (ISL). Selain kondisi cuaca yang tidak bersahabat, tim tamu juga akan menghadapi kondisi lapangan yang kualitasnya di bawah rata-rata.
''Terbiasa latihan dan bermain di lapangan yang bagus membuat anak-anak kesulitan mengembangkan permainan jika main di lapangan yang jelek. Ini menjadi fokus perhatian saya jelang laga away ke Papua nanti,” ujar Kas.
Kekhawatiran Kas pantas dikedepankan. Pasalnya selama menjalani laga di Papua, Ponaryo Astaman dkk selalu menuai hasil buruk. Seperti saat menghadapi Persiwa Wamena (24/1) Ponaryo dikalahkan 0-1 dan kalah 1-2 dari Persipura Jayapura (28/1). Meski tandang ke Stadion Barnabas Youwe (markas Persidafon) dan Stadion Wombik KM 16 (markas Persiram) merupakan pengalaman pertama SFC, namun kondisi lapangan yang di bawah rata-rata diprediksi Kas akan menyulitkan Ponaryo dkk.
''Mungkin tuan rumah enjoy bermain di lapangan seperti itu karena sudah terbiasa. Sementara kita akan sangat kesulitan mengembangkan pola yang biasa kita gunakan yaitu bermain umpan-umpan cepat dengan kondisi lapangan seperti itu. Akhirnya permainan tidak berkembang dan lawan pun dengan mudah mengantisipasi strategi kita,” tutur pelatih asal Solo, Jawa Tengah itu.
Kas menerangkan, strategi modern yang diusung tim seperti SFC lebih mengandalkan permainan cepat dengan hanya melakukan satu dua sentuhan antar pemain. Hal itu jelas tidak akan berjalan di lapangan yang permukaannya bergelombang dan tidak rata maupun berlumpur.
Karena itu, untuk mengantisipasi kondisi lapangan yang kualitasnya dibawah lapangan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ), Kas akan membawa pemainnya menjalani sesi latihan di Stadion Madya Bumi Sriwijaya.
''Tujuan dipindahkannya latihan agar pemain bisa beradaptasi dengan kondisi lapangan yang kualitas rumputnya tidak sebaik di SGSJ. Pada latihan nanti saya akan menyiapkan betul pola apa yang akan dimainkan tentunya dengan mengantisipasi kondisi lapangan dimana kita akan bermain nanti,” pungkas Kas.
Striker SFC Hilton Moriera mengatakan, sebagai profesional para pemain mendukung program latihan yang diberikan pelatih. Pemain asal Brasil ini mengakui, dia dan rekan setimnya kerap kesulitan ketika harus bermain dilapangan yang tidak rata. Selain sulit mengontrol bola, lapangan seperti itu rentan mengakibatkan cedera pada pemain.
''Latihan di lapangan tidak rata bisa kasih gambaran kepada pemain bagaimana bermain nanti. Semoga saja hasil latihan ini bisa buat permainan tim ini efektif dan mencapai hasil maksimal,” ucap pemain pencetak gol terbanyak kedua SFC ini.
Stadion Barnabas Youwe, Sentani, merupakan stadion sepak bola yang terletak di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Stadion ini merupakan kandang dari Persidafon Dafonsoro yang dapat menampung sekitar 15.000 penonton. Stadion ini sendiri masuk kategori D+. Berbagai fasilitas di stadion berkapasitas 15.000 penonton itu hanya mendapat rating C. Termasuk rumput, drainase dan tribun.
Sementara Stadion Wombik KM 16 yang merupakan markas Persiram merupakan stadion sepak bola yang terletak di Sorong, ibu kota Provinsi Papua Barat. Stadion berkapasitas sekitar 7.000 penonton itu juga memiliki rating D+. Namun, rumput yang dimiliki stadion ini dinilai C+.
Pelatih Sriwijaya FC Kas Hartadi mengatakan, menjalani tur Papua selalu menjadi tantangan berat bagi tim peserta Indonesian Super League (ISL). Selain kondisi cuaca yang tidak bersahabat, tim tamu juga akan menghadapi kondisi lapangan yang kualitasnya di bawah rata-rata.
''Terbiasa latihan dan bermain di lapangan yang bagus membuat anak-anak kesulitan mengembangkan permainan jika main di lapangan yang jelek. Ini menjadi fokus perhatian saya jelang laga away ke Papua nanti,” ujar Kas.
Kekhawatiran Kas pantas dikedepankan. Pasalnya selama menjalani laga di Papua, Ponaryo Astaman dkk selalu menuai hasil buruk. Seperti saat menghadapi Persiwa Wamena (24/1) Ponaryo dikalahkan 0-1 dan kalah 1-2 dari Persipura Jayapura (28/1). Meski tandang ke Stadion Barnabas Youwe (markas Persidafon) dan Stadion Wombik KM 16 (markas Persiram) merupakan pengalaman pertama SFC, namun kondisi lapangan yang di bawah rata-rata diprediksi Kas akan menyulitkan Ponaryo dkk.
''Mungkin tuan rumah enjoy bermain di lapangan seperti itu karena sudah terbiasa. Sementara kita akan sangat kesulitan mengembangkan pola yang biasa kita gunakan yaitu bermain umpan-umpan cepat dengan kondisi lapangan seperti itu. Akhirnya permainan tidak berkembang dan lawan pun dengan mudah mengantisipasi strategi kita,” tutur pelatih asal Solo, Jawa Tengah itu.
Kas menerangkan, strategi modern yang diusung tim seperti SFC lebih mengandalkan permainan cepat dengan hanya melakukan satu dua sentuhan antar pemain. Hal itu jelas tidak akan berjalan di lapangan yang permukaannya bergelombang dan tidak rata maupun berlumpur.
Karena itu, untuk mengantisipasi kondisi lapangan yang kualitasnya dibawah lapangan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (SGSJ), Kas akan membawa pemainnya menjalani sesi latihan di Stadion Madya Bumi Sriwijaya.
''Tujuan dipindahkannya latihan agar pemain bisa beradaptasi dengan kondisi lapangan yang kualitas rumputnya tidak sebaik di SGSJ. Pada latihan nanti saya akan menyiapkan betul pola apa yang akan dimainkan tentunya dengan mengantisipasi kondisi lapangan dimana kita akan bermain nanti,” pungkas Kas.
Striker SFC Hilton Moriera mengatakan, sebagai profesional para pemain mendukung program latihan yang diberikan pelatih. Pemain asal Brasil ini mengakui, dia dan rekan setimnya kerap kesulitan ketika harus bermain dilapangan yang tidak rata. Selain sulit mengontrol bola, lapangan seperti itu rentan mengakibatkan cedera pada pemain.
''Latihan di lapangan tidak rata bisa kasih gambaran kepada pemain bagaimana bermain nanti. Semoga saja hasil latihan ini bisa buat permainan tim ini efektif dan mencapai hasil maksimal,” ucap pemain pencetak gol terbanyak kedua SFC ini.
Stadion Barnabas Youwe, Sentani, merupakan stadion sepak bola yang terletak di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Stadion ini merupakan kandang dari Persidafon Dafonsoro yang dapat menampung sekitar 15.000 penonton. Stadion ini sendiri masuk kategori D+. Berbagai fasilitas di stadion berkapasitas 15.000 penonton itu hanya mendapat rating C. Termasuk rumput, drainase dan tribun.
Sementara Stadion Wombik KM 16 yang merupakan markas Persiram merupakan stadion sepak bola yang terletak di Sorong, ibu kota Provinsi Papua Barat. Stadion berkapasitas sekitar 7.000 penonton itu juga memiliki rating D+. Namun, rumput yang dimiliki stadion ini dinilai C+.
()