Bola nasib di kaki Sparky

Selasa, 08 Mei 2012 - 09:04 WIB
Bola nasib di kaki Sparky
Bola nasib di kaki Sparky
A A A
Sindonews.com - Membutuhkan tambahan angka untuk menghindari degradasi, berstatus mantan pemain Manchester United (MU), dan secara keji dipecat Manchester City (Man City).

Latar belakang ini mengiringi persiapan pelatih Queens Park Rangers (QPR) Mark Hughes pada laga pamungkas Liga Primer melawan Man City, Minggu (13/5). Situasi inilah yang diharapkan Arsitek Sir Alex Ferguson dapat membantu MU mengalahkan Man City pada persaingan gelar juara Liga Primer.

Berbekal kemenangan 2-0 atas Swansea City di Old Trafford,Minggu (6/5),The Red Devils— julukan MU—sukses terus menempel Man City yang mengalahkan Newcastle United lewat skor serupa pada laga sebelumnya.

Kedua klub sama-sama mengoleksi 86 poin. Namun, MU kalah produktivitas gol (+55 berbanding +63) ketimbang tetangganya itu. Berat mengejar selisih ini di partai terakhir. Kalaupun Man City membekuk QPR cuma 1-0, MU wajib menghajar tuan rumah Sunderland 9-0 demi merebut posisi pertama. Tugas tersebut sangat sulit, baik di atas kertas maupun secara sejarah.

Patut diketahui kemenangan terbesar MU di markas Sunderland adalah 5-1, yang dicatat pada November 1981. Dengan begitu, harapan MU seluruhnya tertuju kepada Hughes dan pasukannya. QPR tidak perlu mengalahkan Man City di Etihad.

Mereka ”cukup”memaksa hasil imbang, yang berarti membuka peluang bagi MU untuk balik memimpin dua angka di klasemen akhir. Kebetulan, tambahan satu poin itu juga dibutuhkan QPR agar menetap di Liga Primer musim depan.

Selepas kesuksesan membekuk Stoke City 1-0,The Hoops—julukan QPR—kini berada di peringkat 16 lewat raihan 37 angka.Mereka masih bisa disalip Bolton Wanderers yang menempati peringkat 18 dan tertinggal tiga poin. ”QPR sedang berjuang menyelamatkan diri.Masa depan mereka tergantung pada satu pertandingan itu.Saya percaya QPR akan bertarung habis-habisan,”ujar Ferguson,dikutip Daily Mail.

”Saya hanya bisa berandai Hughes masih bermain. Dia striker berkualitas. Namun, Hughes tahu apa yang dipertaruhkan pada duel nanti. Saya yakin dia masih mengingat bagaimana perlakuan Man City saat memecatnya.”

Dendam pribadi menjadi alasan kedua The Red Devils untuk menyerahkan nasib kepada Hughes. Disewa menangani The Citizens— julukan Man City—oleh Thaksin Sinawatra,Juni 2008,dia masih tetap dipercaya Sheikh Mansour bin Zayed al- Nahyan yang membeli klub beberapa bulan berselang.

Namun, itu hanya bertahan sebentar. Tanpa sepengetahuan Sparky, sapaan Hughes, Sheikh Mansour menginstruksikan bawahannya mendekati Roberto Mancini yang tengah menganggur. Hughes akhirnya diberhentikan dan digantikan Mancini pada Desember 2009. Sejak itu hubungan Hughes dengan Man City dan Mancini menjadi panas. Hughes menyebut Man City dan Mancini tidak etis.

Mancini balik menyerang dan menilai Hughes semestinya sadar diri. Sebab,Sheikh Mansour tidak akan memecatnya jika dia memberi Man City prestasi. ”Seperti takdir saya datang ke kandang Man City dan berusaha menggagalkan mereka.Pasti fantastis dapat memetik hasil di sana,”kata Hughes.

Semangat Hughes dan QPR memang tidak perlu diragukan.Sayang, mereka tidak didukung performa tandang baik.Terakhir kali QPR mampu mencuri angka di kandang musuh dicatat pada 1 Februari melawan Aston Villa (2-2). Sejak itu,The Hoops selalu tumbang dalam enam pertandingan dan kemasukan 17 gol.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7377 seconds (0.1#10.140)