Sriwijaya evaluasi kelemahan sebelum tur Papua
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Sriwijaya FC Kas Hartadi mengungkapkan jika timnya masih perlu melakukan banyak evaluasi sebelum berangkat menuju tur Papua jilid II, menghadapi dua tim asal Pulau Cenderawasih, Persidafon (14/5) dan Persiram (17/5) mendatang.
Banyaknya peluang yang masih terbuang percuma dan tak mampu dimaksimalkan dengan baik oleh para penggawa Laskar Wong Kito pada dua kandang pertandingan terakhir, mengindikasikan jika performa tim sudah mulai mengalami penurunan terutama dilini depan.
Arsitek asal Solo itu menyebutkan, faktor utama yang menyebabkan performa anak asuhnya mulai menurun tidak lain lantaran mereka terkesan selalu terburu-buru dalam melakukan penyelesaian akhir.
Padahal, jika saja mereka bisa bermain lebih sabar dan tetap menjaga konsentrasi serta tidak terlalu menggebu-gebu saat mengambil keputusan, maka dia yakin para penyerang yang dimilikinya mampu melakukan lebih dari itu.
Dari pengamatannya sepanjang laga terakhir (PSAP), Siswanto sebenarnya berhasil mendapatkan setidaknya lima peluang emas di muka gawang yang tidak mampu dimanfaatkan dengan baik. Padahal jika, pemain bernomor punggung 7 itu bisa lebih tenang, dia bisa tinggal menceploskan saja.
''Tetapi mungkin dia inginnya menjebol gawang dengan tendangan yang keras, tetapi justru tidak tetap sasaran. Padahal memasukkan gol itu tidak perlu keras, tetapi lamban saja sudah cukup yang penting bisa melewati garis gawang,”katanya.
Sebenarnya jika pemain bisa bermain lebih tenang dan tidak terburu-buru dalam mencetak gol, dia yakin SFC mempu mencetak lebih dari tiga gol. Karena sepanjang pertandingan berhasil mendominasi dan memperoleh banyak peluang.
Begitupula saat melawan PSMS Medan dilaga sebelumnya, dirinya menilai jika permainan SFC menjadi tidak terfokus dan pecah akibat terpancingnya emosi oleh ulah pemain lawan yang terus melakukan provokasi untuk mengganggu konsentrasi tim.
Berbagai permasalahan yang terjadi tersebut menurut ayah dari Eric Cantona ini, harus segera diselesaikan dan diperbaiki sebelum mereka menghadapi Persidafon dan Persiram nanti. Termasuk di antaranya meningkatkan kembali konsentrasi pemain pada menit-menit akhir.
Agar tidak terjadi lagi kesalahan seperti yang dilakukan oleh lini belakang seperti pada laga melawan PSAP Sigli. Sehingga menyebabkan Ferry Rotinsulu terpaksa harus melakukan kesalahan fatal saat mencoba menghentikan langkah Secou Camara dan berujung pada hadiah penalti bagi tim lawan.
Ketika itu, bek anyar SFC Michael Jamie Coyne menilai jika posisi penyerang tunggal Laskar Aneuk Nanggroe itu sudah berada dalam posisi offside sehingga dirinya tidak bereaksi ketika pemain bernomor punggung 11 itu berlari mengejar bola.
Tetapi ternyata asisten wasit yang berdiri disisi lapangan tidak mengangkat bendera dan menganggap jika posisi pemain timnas Mali itu onside, melihat Jamie yang sudah kalah langkah sudah mengancam gawangnya, membuat mantan kiper timnas Indonesia itu terpaksa menghentikan langkah Camara.
''Ya, saya lihat tadinya Jamie merasa jika Camara sudah masuh jebakan offside, tapi ternyata terlambat. Akibatnya Ferry (Rotinsulu) terpaksa melakukan kesalahan dengan menghalau bola yang sudah berada di kaki pemain lawan. Ini memang kesalahan kecil, tetapi akibatnya sangat fatal,”sesalnya.
Banyaknya peluang yang masih terbuang percuma dan tak mampu dimaksimalkan dengan baik oleh para penggawa Laskar Wong Kito pada dua kandang pertandingan terakhir, mengindikasikan jika performa tim sudah mulai mengalami penurunan terutama dilini depan.
Arsitek asal Solo itu menyebutkan, faktor utama yang menyebabkan performa anak asuhnya mulai menurun tidak lain lantaran mereka terkesan selalu terburu-buru dalam melakukan penyelesaian akhir.
Padahal, jika saja mereka bisa bermain lebih sabar dan tetap menjaga konsentrasi serta tidak terlalu menggebu-gebu saat mengambil keputusan, maka dia yakin para penyerang yang dimilikinya mampu melakukan lebih dari itu.
Dari pengamatannya sepanjang laga terakhir (PSAP), Siswanto sebenarnya berhasil mendapatkan setidaknya lima peluang emas di muka gawang yang tidak mampu dimanfaatkan dengan baik. Padahal jika, pemain bernomor punggung 7 itu bisa lebih tenang, dia bisa tinggal menceploskan saja.
''Tetapi mungkin dia inginnya menjebol gawang dengan tendangan yang keras, tetapi justru tidak tetap sasaran. Padahal memasukkan gol itu tidak perlu keras, tetapi lamban saja sudah cukup yang penting bisa melewati garis gawang,”katanya.
Sebenarnya jika pemain bisa bermain lebih tenang dan tidak terburu-buru dalam mencetak gol, dia yakin SFC mempu mencetak lebih dari tiga gol. Karena sepanjang pertandingan berhasil mendominasi dan memperoleh banyak peluang.
Begitupula saat melawan PSMS Medan dilaga sebelumnya, dirinya menilai jika permainan SFC menjadi tidak terfokus dan pecah akibat terpancingnya emosi oleh ulah pemain lawan yang terus melakukan provokasi untuk mengganggu konsentrasi tim.
Berbagai permasalahan yang terjadi tersebut menurut ayah dari Eric Cantona ini, harus segera diselesaikan dan diperbaiki sebelum mereka menghadapi Persidafon dan Persiram nanti. Termasuk di antaranya meningkatkan kembali konsentrasi pemain pada menit-menit akhir.
Agar tidak terjadi lagi kesalahan seperti yang dilakukan oleh lini belakang seperti pada laga melawan PSAP Sigli. Sehingga menyebabkan Ferry Rotinsulu terpaksa harus melakukan kesalahan fatal saat mencoba menghentikan langkah Secou Camara dan berujung pada hadiah penalti bagi tim lawan.
Ketika itu, bek anyar SFC Michael Jamie Coyne menilai jika posisi penyerang tunggal Laskar Aneuk Nanggroe itu sudah berada dalam posisi offside sehingga dirinya tidak bereaksi ketika pemain bernomor punggung 11 itu berlari mengejar bola.
Tetapi ternyata asisten wasit yang berdiri disisi lapangan tidak mengangkat bendera dan menganggap jika posisi pemain timnas Mali itu onside, melihat Jamie yang sudah kalah langkah sudah mengancam gawangnya, membuat mantan kiper timnas Indonesia itu terpaksa menghentikan langkah Camara.
''Ya, saya lihat tadinya Jamie merasa jika Camara sudah masuh jebakan offside, tapi ternyata terlambat. Akibatnya Ferry (Rotinsulu) terpaksa melakukan kesalahan dengan menghalau bola yang sudah berada di kaki pemain lawan. Ini memang kesalahan kecil, tetapi akibatnya sangat fatal,”sesalnya.
()