Momen emosional Dejan lawan mantan klub
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Arema FC Dejan Antonic mendapat kesempatan sangat istimewa dalam karir kepelatihannya di Arema. Setelah mencatat hasil fantastis dengan meloloskan timnya ke fase knock out alias 16 besar AFC Cup, Dejan seakan mendapat 'bonus' tambahan.
Di babak knock out nanti pelatih asal Serbia ini mendapatkan kesempatan menghadapi mantan timnya Kitchee FC. Tim asal Hongkong yang dilatih pada 2005-2008 sekaligus mencuatkan namanya karena pernah mempersembahkan dua trofi, yakni Hongkong League Cup (2005 dan 2006) serta Hongkong Senior Shield Cup 2006.
Dejan juga pelatih pertama yang meloloskan Kitchee FC ke babak kualifikasi AFC Cup. Kitchee FC sendiri harus berhadapan dengan Arema karena menjadi pemimpin klasemen Grup F AFC Cup 2012. Praktis, ini menjadi momen yang sangat emosional bagi pelatih berusia 43 tahun tersebut.
Kemenangan besar 6-2 atas Navibank Saigon di laga terakhir Grup H sebenarnya sudah memunculkan euforia tersendiri baginya. Ditambah lagi lolos ke fase knock out yang disebutnya sebagai pencapaian bersejarah bagi tim berlogo kepala singan.
"Ya, ini bonus besar bagi saya maupun tim Arema. Kami menjadi tim yang berkembang dan sekarang merasakan hasil kerja keras kami. Saya akan bertemu bekas tim yang dulu saya latih dan itu tentu akan menjadi saat yang sangat istimewa," sebut pelatih kelahiran Beograd, Yugoslavia, 1969.
Dejan tak memungkiri pencapaian ini menjadi salah satu peristiwa luar biasa dalam karir kepelatihannya. Luar biasa karena ia harus memulai dari nol untuk membangun tim Singo Edan yang sempat morat-marit dihantam konflik internal yang cukup melelahkan.
Pelatih yang selama karirnya sebagai pemain pernah memperkuat Persema Malang dan Persita Tangerang ini mengakui dirinya tak menduga Roman Chmelo bisa lolos melihat kecilnya kesempatan yang ada. Ia baru melihat ada kans ketika Arema bangkit di Myanmar dan menghancurkan Ayeyawady United dengan skor telak 0-3.
"Sejak awal saya sangat realistis karena tim ini sangat minim pengalaman di event internasional. Saya tak memberikan banyak tekanan dan memaklumi kekalahan di beberapa pertandingan awal. Ternyata pemain bisa membalikkan situasi dan lolos ke 16 besar. Inilah yang luar biasa," cetusnya.
Arema memang layak 'berpesta' bak juara setelah lolos dari fase grup. Melihat perjalanan awal di Grup H, sama sekali tak ada yang menyangka tim yang bermarkas di Stadion Gajayana ini bakal mampu mengatasi tekanan dari klub-klub lain yang lebih berpengalaman. Satu angka dari empat laga awal membuat Arema dicibir dan dianggap
penggembira di level Asia. Seri di kandang 1-1 kala menjamu Ayeyawady United, dilanjut dengan tiga kekalahan beruntun saat menghadapi Navibank Saigon (3-1), Kelantan FA (3-0) dan kembali hancur saat menjamu Kelantan FA di Stadion Gajayana dengan skor mencolok, 1-3.
Arema baru bangkit setalah memenangi laga kontra Ayeyawady United di Yangon, Myanmar. Kemenangan 0-3 langsung memantik keyakinan pemain Arema yang diteruskan kemenangan dramatis di Indonesian Premier League (IPL) atas Persija Jakarta 3-2. Progres yang fenomenal dan pantas jika Dejan Antonic mendapatkan kredit tersendiri walau ia tetap merendah sembari menyebut itu mutlak hasil kerja pemainnya.
Walau belum berharap banyak di fase knock out karena lawan jelas jauh lebih berat, Dejan mengakui timnya kini sudah jauh lebih kompetitif dibanding sebulan lalu. "Yang terpenting kami tidak cepat puas dengan hasil sekarang. Masih banyak tugas berat di depan, baik AFC Cup maupun liga domestik," tandasnya.
Perjalanan Arema di Grup H:
Vs Ayeyawady United (kandang) 1-1
Vs Navibank Saigon (tandang) 3-1
Vs Kelantan FA (tandang) 3-0
Vs Kelantan FA (kandang) 1-3
Vs Ayeyawady United (tandang) 0-3
Vs Navibank Saigon (kandang) 6-2
Di babak knock out nanti pelatih asal Serbia ini mendapatkan kesempatan menghadapi mantan timnya Kitchee FC. Tim asal Hongkong yang dilatih pada 2005-2008 sekaligus mencuatkan namanya karena pernah mempersembahkan dua trofi, yakni Hongkong League Cup (2005 dan 2006) serta Hongkong Senior Shield Cup 2006.
Dejan juga pelatih pertama yang meloloskan Kitchee FC ke babak kualifikasi AFC Cup. Kitchee FC sendiri harus berhadapan dengan Arema karena menjadi pemimpin klasemen Grup F AFC Cup 2012. Praktis, ini menjadi momen yang sangat emosional bagi pelatih berusia 43 tahun tersebut.
Kemenangan besar 6-2 atas Navibank Saigon di laga terakhir Grup H sebenarnya sudah memunculkan euforia tersendiri baginya. Ditambah lagi lolos ke fase knock out yang disebutnya sebagai pencapaian bersejarah bagi tim berlogo kepala singan.
"Ya, ini bonus besar bagi saya maupun tim Arema. Kami menjadi tim yang berkembang dan sekarang merasakan hasil kerja keras kami. Saya akan bertemu bekas tim yang dulu saya latih dan itu tentu akan menjadi saat yang sangat istimewa," sebut pelatih kelahiran Beograd, Yugoslavia, 1969.
Dejan tak memungkiri pencapaian ini menjadi salah satu peristiwa luar biasa dalam karir kepelatihannya. Luar biasa karena ia harus memulai dari nol untuk membangun tim Singo Edan yang sempat morat-marit dihantam konflik internal yang cukup melelahkan.
Pelatih yang selama karirnya sebagai pemain pernah memperkuat Persema Malang dan Persita Tangerang ini mengakui dirinya tak menduga Roman Chmelo bisa lolos melihat kecilnya kesempatan yang ada. Ia baru melihat ada kans ketika Arema bangkit di Myanmar dan menghancurkan Ayeyawady United dengan skor telak 0-3.
"Sejak awal saya sangat realistis karena tim ini sangat minim pengalaman di event internasional. Saya tak memberikan banyak tekanan dan memaklumi kekalahan di beberapa pertandingan awal. Ternyata pemain bisa membalikkan situasi dan lolos ke 16 besar. Inilah yang luar biasa," cetusnya.
Arema memang layak 'berpesta' bak juara setelah lolos dari fase grup. Melihat perjalanan awal di Grup H, sama sekali tak ada yang menyangka tim yang bermarkas di Stadion Gajayana ini bakal mampu mengatasi tekanan dari klub-klub lain yang lebih berpengalaman. Satu angka dari empat laga awal membuat Arema dicibir dan dianggap
penggembira di level Asia. Seri di kandang 1-1 kala menjamu Ayeyawady United, dilanjut dengan tiga kekalahan beruntun saat menghadapi Navibank Saigon (3-1), Kelantan FA (3-0) dan kembali hancur saat menjamu Kelantan FA di Stadion Gajayana dengan skor mencolok, 1-3.
Arema baru bangkit setalah memenangi laga kontra Ayeyawady United di Yangon, Myanmar. Kemenangan 0-3 langsung memantik keyakinan pemain Arema yang diteruskan kemenangan dramatis di Indonesian Premier League (IPL) atas Persija Jakarta 3-2. Progres yang fenomenal dan pantas jika Dejan Antonic mendapatkan kredit tersendiri walau ia tetap merendah sembari menyebut itu mutlak hasil kerja pemainnya.
Walau belum berharap banyak di fase knock out karena lawan jelas jauh lebih berat, Dejan mengakui timnya kini sudah jauh lebih kompetitif dibanding sebulan lalu. "Yang terpenting kami tidak cepat puas dengan hasil sekarang. Masih banyak tugas berat di depan, baik AFC Cup maupun liga domestik," tandasnya.
Perjalanan Arema di Grup H:
Vs Ayeyawady United (kandang) 1-1
Vs Navibank Saigon (tandang) 3-1
Vs Kelantan FA (tandang) 3-0
Vs Kelantan FA (kandang) 1-3
Vs Ayeyawady United (tandang) 0-3
Vs Navibank Saigon (kandang) 6-2
()