Host ISG 2013, Riau minta dana Rp 550 miliar
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia mendapat kehormatan menjadi host (tuan rumah) Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 di Riau. Sebagai persiapan, Riau mengajukan dana sebesar Rp 550 miliar.
Namun, pemerintah memandang dana yang diajukan itu terlalu besar. Menurut Deputi Menpora Bidang Pembinaan dan Prestasi, Djoko Pekik, pihaknya memandang dana itu terlalu besar. Karena itu, pihaknya akan mengajukan nilai dana yang rasional saja besarannya Rp 250-300 miliar.
"Mereka (Riau) mengajukan dana penyelenggaraan sebesar Rp 550 miliar. Setelah kami rasionalkan, kami mencoba mengajukan anggaran Rp 250-300 miliar saja,"ujar Deputi Menpora Bidang Pembinaan dan Prestasi, Djoko Pekik, di kantornya, Jakarta, Kamis (9/5/2012).
Djoko juga menambahkan bahwa gelaran ISG tidak seperti event SEA Games yang memerlukan dana yang besar. Ada beberapa syarat yang berbeda, contohnya setiap nomor yang dapat dipertandingan itu syaratnya diikuti minimal 8 negara,
"ISG itu tidak seperti SEA Games. Jumlah (dana) yang diajukan terlalu besar karena setiap nomor yang dapat dipertandingan itu syaratnya diikuti minimal 8 negara," sambungnya.
Rencananya dana yang dianggarkan tersebut nantinya akan digunakan untuk biaya penyelenggaraan saja, pasalnya Riau saat ini telah memiliki banyak venue untuk PON XVIII di bulan September mendatang. Karena itu, dana yang dianggarkan tidak digunakan untuk pembaruan Venue yang sudah ada.
ISG untuk pertama kali diadakan pada 2005 di Arab Saudi yang diikuti 57 anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pada ajang kedua, awalnya dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2009 di Iran. Kemudian kembali dijadwalkan untuk April 2010. Namun, dibatalkan setelah terjadi perselisihan antara Iran dan Dunia Arab atas penggunaan istilah Teluk Persia pada logo ajang Islamic Solidarity Games yang kedua.
Namun, pemerintah memandang dana yang diajukan itu terlalu besar. Menurut Deputi Menpora Bidang Pembinaan dan Prestasi, Djoko Pekik, pihaknya memandang dana itu terlalu besar. Karena itu, pihaknya akan mengajukan nilai dana yang rasional saja besarannya Rp 250-300 miliar.
"Mereka (Riau) mengajukan dana penyelenggaraan sebesar Rp 550 miliar. Setelah kami rasionalkan, kami mencoba mengajukan anggaran Rp 250-300 miliar saja,"ujar Deputi Menpora Bidang Pembinaan dan Prestasi, Djoko Pekik, di kantornya, Jakarta, Kamis (9/5/2012).
Djoko juga menambahkan bahwa gelaran ISG tidak seperti event SEA Games yang memerlukan dana yang besar. Ada beberapa syarat yang berbeda, contohnya setiap nomor yang dapat dipertandingan itu syaratnya diikuti minimal 8 negara,
"ISG itu tidak seperti SEA Games. Jumlah (dana) yang diajukan terlalu besar karena setiap nomor yang dapat dipertandingan itu syaratnya diikuti minimal 8 negara," sambungnya.
Rencananya dana yang dianggarkan tersebut nantinya akan digunakan untuk biaya penyelenggaraan saja, pasalnya Riau saat ini telah memiliki banyak venue untuk PON XVIII di bulan September mendatang. Karena itu, dana yang dianggarkan tidak digunakan untuk pembaruan Venue yang sudah ada.
ISG untuk pertama kali diadakan pada 2005 di Arab Saudi yang diikuti 57 anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pada ajang kedua, awalnya dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2009 di Iran. Kemudian kembali dijadwalkan untuk April 2010. Namun, dibatalkan setelah terjadi perselisihan antara Iran dan Dunia Arab atas penggunaan istilah Teluk Persia pada logo ajang Islamic Solidarity Games yang kedua.
()