Mahesa Jenar ingin balik ke Jatidiri
A
A
A
Sindonews.com - Stadion Jatidiri, Semarang kehilangan tuahnya. Stadion berkapasitas 20 ribu tempat duduk itu memanjakan tamu PSIS musim ini. Bukti terkini adalah sukses Persik Kediri menahan PSIS di Jatidiri dengan skor 1-1 di leg pertama babak III Piala Indonesia.
Skuad Mahesa Jenar dalam dua pekan terakhir memang tidak menggunakan Stadion Jatidiri untuk tempat berlatih. Donny Siregar dkk memilih berlatih di Lapangan Desa Pakintelan, Gunungpati. Alasannya, lebih dekat dengan asrama pemain.
”Akan lebih baik jika PSIS lebih sering menggunakan Stadion Jatidiri sebagai tempat latihan. Stadion ini kan home base dan tempat bertanding PSIS saat laga kandang. Dengan sering menggunakannya, maka pemain juga akan semakin menguasai karakter rumput dan lapangannya,” kata Gusnul Yakin kepada wartawan di Semarang, Kamis (10/5).
Hasil imbang saat menjamu Persik membuat langkah PSIS di kancah Piala Indonesia semakin berat. Mahesa Jenar unggul terlebih dahulu melalui gol yang dilesakkan Steven Anderson saat pertandingan memasuki menit 69. Namun, lima menit sebelum bubaran Persik mampu menyamakan kedudukan setelah aksi Oliver Makor merobek gawang Komang Putra.
Dengan hasil itu, PSIS dituntut harus mampu memenangkan pertandingan di leg kedua yang bakal berlangsung di Kediri, 23 Mei mendatang. Sebuah pekerjaan yang sulit dilakukan PSIS jika mengacu rekam jejak selama mengikuti kompetisi. PSIS belum pernah sekalipun menang di kandang lawan. Hanya pernah satu kali seri dan sisanya harus berakhir dengan kekalahan.
Tidak hanya menghambat laju di turnamen antardivisi ini, hasil kemarin bias dikatakan menjadi hasil terburuk sepanjang perjalanan PSIS musim ini. Fakta menyebutkan, seluruh pertandingan kandang PSIS baik di ajang Divisi Utama maupun Piala Indonesia selalu mampu dimenangkan.
Persik menjadi tim pertama yang mampu mencuri poin di Stadion Jatidiri. Sekaligus menjadi tim kedua setelah PSS Sleman yang bisa mencetak gol saat menantang PSIS di Semarang. Meski sudah memiliki pelatih baru, namun PSIS belum bisa menggunakan jasa Gusnul Yakin secara langsung.
Terhambatnya proses administrasi di tingkat pusat membuat Gusnul tidak diperbolehkan berada di bangku cadangan PSIS. Pelatih kiper Agus Yatmono kembali tampil ke depan. Meski demikian, kendali strategi tetap berada di bawah Gusnul Yakin. Beberapa kali Agus Yatmono terlihat sedang berbicara menggunakan alat komunikasi semacam handy talky (HT).
Sedangkan Gusnul Yakin berada di tribun di belakang bangku cadangan tim asuhannya. ”Kami sudah maksimal. Para pemain tampil penuh semangat untuk mengejar kemenangan. Kami akan bekerja lagi di leg kedua nanti,” kata Daniel Toto, Manajer Tim PSIS usai pertandingan.
Sepanjang babak pertama, pertandingan berjalan monoton. Tidak ada penetrasi yang mampu mengancam gawang lawan. Persik yang menerapkan strategi bertahan mampu meredam serangan PSIS. Insiden kecil terjadi saat bomber PSIS Vitor Borges diganti Engkus Kuswaha pada menit 38.
Pemain asal Brazil tersebut tidak terima dengan keputusan pelatih. Dia keluar lapangan sambil marah dan langsung menuju ruang ganti. ”Kami sudah memberikan kesempatan kepada Vitor. Tapi dia gagal memberikan kontribusi yang maksimal kepada tim ini,” lanjut Daniel Toto.
Skuad Mahesa Jenar dalam dua pekan terakhir memang tidak menggunakan Stadion Jatidiri untuk tempat berlatih. Donny Siregar dkk memilih berlatih di Lapangan Desa Pakintelan, Gunungpati. Alasannya, lebih dekat dengan asrama pemain.
”Akan lebih baik jika PSIS lebih sering menggunakan Stadion Jatidiri sebagai tempat latihan. Stadion ini kan home base dan tempat bertanding PSIS saat laga kandang. Dengan sering menggunakannya, maka pemain juga akan semakin menguasai karakter rumput dan lapangannya,” kata Gusnul Yakin kepada wartawan di Semarang, Kamis (10/5).
Hasil imbang saat menjamu Persik membuat langkah PSIS di kancah Piala Indonesia semakin berat. Mahesa Jenar unggul terlebih dahulu melalui gol yang dilesakkan Steven Anderson saat pertandingan memasuki menit 69. Namun, lima menit sebelum bubaran Persik mampu menyamakan kedudukan setelah aksi Oliver Makor merobek gawang Komang Putra.
Dengan hasil itu, PSIS dituntut harus mampu memenangkan pertandingan di leg kedua yang bakal berlangsung di Kediri, 23 Mei mendatang. Sebuah pekerjaan yang sulit dilakukan PSIS jika mengacu rekam jejak selama mengikuti kompetisi. PSIS belum pernah sekalipun menang di kandang lawan. Hanya pernah satu kali seri dan sisanya harus berakhir dengan kekalahan.
Tidak hanya menghambat laju di turnamen antardivisi ini, hasil kemarin bias dikatakan menjadi hasil terburuk sepanjang perjalanan PSIS musim ini. Fakta menyebutkan, seluruh pertandingan kandang PSIS baik di ajang Divisi Utama maupun Piala Indonesia selalu mampu dimenangkan.
Persik menjadi tim pertama yang mampu mencuri poin di Stadion Jatidiri. Sekaligus menjadi tim kedua setelah PSS Sleman yang bisa mencetak gol saat menantang PSIS di Semarang. Meski sudah memiliki pelatih baru, namun PSIS belum bisa menggunakan jasa Gusnul Yakin secara langsung.
Terhambatnya proses administrasi di tingkat pusat membuat Gusnul tidak diperbolehkan berada di bangku cadangan PSIS. Pelatih kiper Agus Yatmono kembali tampil ke depan. Meski demikian, kendali strategi tetap berada di bawah Gusnul Yakin. Beberapa kali Agus Yatmono terlihat sedang berbicara menggunakan alat komunikasi semacam handy talky (HT).
Sedangkan Gusnul Yakin berada di tribun di belakang bangku cadangan tim asuhannya. ”Kami sudah maksimal. Para pemain tampil penuh semangat untuk mengejar kemenangan. Kami akan bekerja lagi di leg kedua nanti,” kata Daniel Toto, Manajer Tim PSIS usai pertandingan.
Sepanjang babak pertama, pertandingan berjalan monoton. Tidak ada penetrasi yang mampu mengancam gawang lawan. Persik yang menerapkan strategi bertahan mampu meredam serangan PSIS. Insiden kecil terjadi saat bomber PSIS Vitor Borges diganti Engkus Kuswaha pada menit 38.
Pemain asal Brazil tersebut tidak terima dengan keputusan pelatih. Dia keluar lapangan sambil marah dan langsung menuju ruang ganti. ”Kami sudah memberikan kesempatan kepada Vitor. Tapi dia gagal memberikan kontribusi yang maksimal kepada tim ini,” lanjut Daniel Toto.
()