Jendry Pitoy tak lagi tidak tersentuh
A
A
A
Sindonews.com - Persib Bandung tercatat sebagai salah satu tim yang kerap melakukan rotasi pemain di posisi kiper. Cecep Supriyatna dan Jendry Pitoy belakangan silih berganti mengisi pos utama di bawah mistar.
Rotasi di sektor penjaga gawang, di sebuah klub memang agak kurang lazim, karena posisi seorang penjaga gawang utama biasanya cukup awet. Jika bukan karena cedera atau sanksi akibat kartu merah dan akumulasi kartu kuning, seorang pelatih biasanya jarang melakukan pergantian kiper.
Pelatih Kiper Persib, Anwar Sanusi menepis anggapan jika perubahan di posisi kiper yang kerap terjadi karena labilnya penampilan barisan penjaga gawang Persib. Menurut mantan kiper Persib di era 1990-an ini, perubahan yang kerap dilakukan di posisi penjaga gawang lebih karena kebutuhan dan situasi serta kondisi dari masing-masing penjaga gawang.
''Saya kira ini karena kondisi saja. Kita selalu memantau perkembangan dari masing-masing penjaga gawang. Siapa yang paling siap, itu yang akan dipasang. Selain itu, ini merupakan bukti kalau semua pemain tak terkecuali pemain yang berposisi sebagai kiper memiliki peluang yang sama untuk bermain,” terang Awai, sapaan Anwar.
Perubahan yang kerap terjadi di sektor penjaga gawang ini, lebih signifikan terjadi di putaran II. Setelah mundurnya Drago Mamic dari kursi pelatih kepala. Status Jendry sebagai kiper utama tidak lagi abadi. Hal itu bisa dilihat dari keputusan Pelatih Robby Darwis yang lebih suka gonta-ganti kiper sejak bergulirnya putaran II Indonesia Super League (ISL).
Di enam laga putaran II yang sudah dijalani Persib, baik Jendry maupun Cecep sudah sama-sama tiga kali mengawal gawang Maung Bandung. Dengan distribusi dari total 9 gol yang bersarang ke gawang Persib, 4 gol diantaranya terjadi saat gawang Maung Bandung dikawal Cecep, dan 5 gol ketika Jendry berada di bawah mistar.
''Di setiap kesempatan kita terus melakukan pantauan kondisi semua kiper. Siapa yang terpilih jadi kiper pertama dalam setiap pertandingan, tergantung kesiapan masing-masing,” tandas Awai.
Rotasi di sektor penjaga gawang, di sebuah klub memang agak kurang lazim, karena posisi seorang penjaga gawang utama biasanya cukup awet. Jika bukan karena cedera atau sanksi akibat kartu merah dan akumulasi kartu kuning, seorang pelatih biasanya jarang melakukan pergantian kiper.
Pelatih Kiper Persib, Anwar Sanusi menepis anggapan jika perubahan di posisi kiper yang kerap terjadi karena labilnya penampilan barisan penjaga gawang Persib. Menurut mantan kiper Persib di era 1990-an ini, perubahan yang kerap dilakukan di posisi penjaga gawang lebih karena kebutuhan dan situasi serta kondisi dari masing-masing penjaga gawang.
''Saya kira ini karena kondisi saja. Kita selalu memantau perkembangan dari masing-masing penjaga gawang. Siapa yang paling siap, itu yang akan dipasang. Selain itu, ini merupakan bukti kalau semua pemain tak terkecuali pemain yang berposisi sebagai kiper memiliki peluang yang sama untuk bermain,” terang Awai, sapaan Anwar.
Perubahan yang kerap terjadi di sektor penjaga gawang ini, lebih signifikan terjadi di putaran II. Setelah mundurnya Drago Mamic dari kursi pelatih kepala. Status Jendry sebagai kiper utama tidak lagi abadi. Hal itu bisa dilihat dari keputusan Pelatih Robby Darwis yang lebih suka gonta-ganti kiper sejak bergulirnya putaran II Indonesia Super League (ISL).
Di enam laga putaran II yang sudah dijalani Persib, baik Jendry maupun Cecep sudah sama-sama tiga kali mengawal gawang Maung Bandung. Dengan distribusi dari total 9 gol yang bersarang ke gawang Persib, 4 gol diantaranya terjadi saat gawang Maung Bandung dikawal Cecep, dan 5 gol ketika Jendry berada di bawah mistar.
''Di setiap kesempatan kita terus melakukan pantauan kondisi semua kiper. Siapa yang terpilih jadi kiper pertama dalam setiap pertandingan, tergantung kesiapan masing-masing,” tandas Awai.
()