O'Neill simpati kepada Ferguson
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Sunderland Martin O'Neill mengungkapkan simpati kepada Sir Alex Ferguson setelah Manchester United kehilangan gelar Liga Premier Inggris di detik-detik terakhir berakhirnya musim ini.
Menurut pelatih berusia 60 tahun itu, kehilangan gelar hanya ditentukan dari jumlah selisih gol sangat sulit untuk diterima. “Saya turut bersimpati kepada Ferguson. Meskipun United dan City mengumpulkan poin sama, namun perbedaan selisih gol membuat United harus memberikan gelar kepada City,” ujar O'Neill seperti Sky Sport, Senin (14/5/2012).
“Ini sangat traumatis, di saat Anda sudah memenangkan pertandingan dan melihat pesaing dalam posisi tertinggal. Saya yakin kejadian itu akan menghinggapi pikiran Ferguson,” tandasnya.
United yang ketika itu berhasil mengalahkan Sunderland 1-0 di Stadium of Light mulai bersiap-siap merayakan kemenangannya sebagai juara Liga Inggris yang ke-20. Pasalnya, pesaing terdekat mereka, Manchester City saat itu tertinggal 2-1 oleh Queens Park Rangers. Namun, City akhirnya mampu membalikkan keadaan dengan mencetak dua gol tambahan untuk memastikan mereka menang 3-2 atas QPR di masa injury time. Kemenangan itu memastikan pasukan biru langit mengangkat mahkota Liga Premier Inggris untuk kali pertama dalam 44 tahun terakhir.
Menurut pelatih berusia 60 tahun itu, kehilangan gelar hanya ditentukan dari jumlah selisih gol sangat sulit untuk diterima. “Saya turut bersimpati kepada Ferguson. Meskipun United dan City mengumpulkan poin sama, namun perbedaan selisih gol membuat United harus memberikan gelar kepada City,” ujar O'Neill seperti Sky Sport, Senin (14/5/2012).
“Ini sangat traumatis, di saat Anda sudah memenangkan pertandingan dan melihat pesaing dalam posisi tertinggal. Saya yakin kejadian itu akan menghinggapi pikiran Ferguson,” tandasnya.
United yang ketika itu berhasil mengalahkan Sunderland 1-0 di Stadium of Light mulai bersiap-siap merayakan kemenangannya sebagai juara Liga Inggris yang ke-20. Pasalnya, pesaing terdekat mereka, Manchester City saat itu tertinggal 2-1 oleh Queens Park Rangers. Namun, City akhirnya mampu membalikkan keadaan dengan mencetak dua gol tambahan untuk memastikan mereka menang 3-2 atas QPR di masa injury time. Kemenangan itu memastikan pasukan biru langit mengangkat mahkota Liga Premier Inggris untuk kali pertama dalam 44 tahun terakhir.
()