Firman Utina cedera, SFC matangkan Jufrianto
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Sriwijya FC Kas Hartadi terus berusaha untuk memaksimalkan Ahmad Jufrianto sebagai seorang gelandang bertahan. Apalagi setelah playmaker andalannya, Firman Utina, mengalami cedera hamstring dan terpaksa harus absen pada pertandingan melawan Persidafon Dafonsoro.
Ya, tanpa Firman Utina, arsitek asal Solo itu lebih memilih mendorong posisi Ponaryo Astaman yang sejatinya merupakan seorang gelandang bertahan, ketimbang memasukkan Siswanto atau Riski Novriansyah dan menarik Hilton untuk menempati sektor sayap, sehingga Riski dan Kayamba bisa berkolaborasi dilini depan.
Menurut dia, selain memiliki karakter bertahan, Ponaryo juga memiliki insting penyerang yang tinggi seperti layaknya Firman. Sehingga di saat tim dalam kondisi tertekan, Popon-panggilan akrab Ponaryo-bisa langsung ikut menahan serangan. Begitupun ketika tim sedang melakukan serangan balik, maka Popon bisa langsung berganti peran.
Dan opsi memasukkan nama Jufrianto dalam skema, memiliki fungsi ganda. Karena selain memberikan kesempatan lebih banyak untuk beradaptasi diposisi barunya sebagai gelandang bertahan, Jufrianto bisa mendapatkan banyak kesempatan untuk mengasah kemampuannya.
Karena kalau harus menunggu hingga ada salah satu pemain yang setipe dengan posisinya sekarang ini seperti Lim Joon Sik dan Ponaryo. Maka perkembangan mantan punggawa Pelita Jaya itu diposisinya sekarang ini akan lamban. Padahal saat ini SFC memerlukan amunisi yang siap tempur.
''Jadi saya sengaja memasukkan nama dia (Jufrianto) ke dalam line-up untuk menggantikan posisi Ponaryo yang saya tarik lebih ke depan menggantikan Firman yang absen lantaran cedera. Jadi saya berharap pertahanan kita lebih kuat saat ditekan maupun ketika harus menyerang balik,”bebernya.
Diakui Kas, selama beberapa pertandingan kemarin pemain kelahiran , Tangerang, Banten, 7 Februari 1987 itu masih belum maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai gelandang bertahan. Termasuk saat menghdapi PSAP Sigli pda laga kandang terakhir. Ketika itu, pemain yang pernah memperkuat timnas Indonesia diajang SEAG tahun 2007 lalu itu menjadi starter setelah Lim Joon Sik terkena akumulasi kartu kuning.
Tetapi dia yakin, jika terus diberikan kepercayaan dan sering dimainkan, maka kulitas pemain yang mengawali kariernya di Persita Tanggerang itu akan semakin terasah. Tinggal lagi kesempatan saja yang harus diperbanyak. ''Dengan semakin banyak dimainkan, Jufrianto semakin matang ketika diposisikan sebagai gelandang. Kami lihat, progres Jufrianto berkembang cukup pesat,” lanjutnya.
Sementara itu, Ahmad Jufriyanto mengaku akan berusaha keras untuk bermain maksimal dan siap menjalankan instruksi yang diberikannya pelatih kepadanya, termasuk ketika harus membiasakan diri menjadi seorang gelandang bertahan.
''Saya selalu siap dan akan berusaha memberikan yang terbaik. Sepertinya tidak terlalu menjadi masalah meski saya menjadi gelandang bertahan. Sebab, saya juga sudah sering bermain di posisi itu (gelandang),”pungkasnya.
Ya, tanpa Firman Utina, arsitek asal Solo itu lebih memilih mendorong posisi Ponaryo Astaman yang sejatinya merupakan seorang gelandang bertahan, ketimbang memasukkan Siswanto atau Riski Novriansyah dan menarik Hilton untuk menempati sektor sayap, sehingga Riski dan Kayamba bisa berkolaborasi dilini depan.
Menurut dia, selain memiliki karakter bertahan, Ponaryo juga memiliki insting penyerang yang tinggi seperti layaknya Firman. Sehingga di saat tim dalam kondisi tertekan, Popon-panggilan akrab Ponaryo-bisa langsung ikut menahan serangan. Begitupun ketika tim sedang melakukan serangan balik, maka Popon bisa langsung berganti peran.
Dan opsi memasukkan nama Jufrianto dalam skema, memiliki fungsi ganda. Karena selain memberikan kesempatan lebih banyak untuk beradaptasi diposisi barunya sebagai gelandang bertahan, Jufrianto bisa mendapatkan banyak kesempatan untuk mengasah kemampuannya.
Karena kalau harus menunggu hingga ada salah satu pemain yang setipe dengan posisinya sekarang ini seperti Lim Joon Sik dan Ponaryo. Maka perkembangan mantan punggawa Pelita Jaya itu diposisinya sekarang ini akan lamban. Padahal saat ini SFC memerlukan amunisi yang siap tempur.
''Jadi saya sengaja memasukkan nama dia (Jufrianto) ke dalam line-up untuk menggantikan posisi Ponaryo yang saya tarik lebih ke depan menggantikan Firman yang absen lantaran cedera. Jadi saya berharap pertahanan kita lebih kuat saat ditekan maupun ketika harus menyerang balik,”bebernya.
Diakui Kas, selama beberapa pertandingan kemarin pemain kelahiran , Tangerang, Banten, 7 Februari 1987 itu masih belum maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai gelandang bertahan. Termasuk saat menghdapi PSAP Sigli pda laga kandang terakhir. Ketika itu, pemain yang pernah memperkuat timnas Indonesia diajang SEAG tahun 2007 lalu itu menjadi starter setelah Lim Joon Sik terkena akumulasi kartu kuning.
Tetapi dia yakin, jika terus diberikan kepercayaan dan sering dimainkan, maka kulitas pemain yang mengawali kariernya di Persita Tanggerang itu akan semakin terasah. Tinggal lagi kesempatan saja yang harus diperbanyak. ''Dengan semakin banyak dimainkan, Jufrianto semakin matang ketika diposisikan sebagai gelandang. Kami lihat, progres Jufrianto berkembang cukup pesat,” lanjutnya.
Sementara itu, Ahmad Jufriyanto mengaku akan berusaha keras untuk bermain maksimal dan siap menjalankan instruksi yang diberikannya pelatih kepadanya, termasuk ketika harus membiasakan diri menjadi seorang gelandang bertahan.
''Saya selalu siap dan akan berusaha memberikan yang terbaik. Sepertinya tidak terlalu menjadi masalah meski saya menjadi gelandang bertahan. Sebab, saya juga sudah sering bermain di posisi itu (gelandang),”pungkasnya.
()