Syamsul jadi kunci kebangkitan Juku Eja
A
A
A
Sindonews.com - Finish di posisi keenam di akhir putaran pertama Indonesia Premier League (IPL) musim ini, membuat PSM Makassar menambah amunisi baru. Makin ketatnya persaingan dan kebutuhan akan pemain berkualitas, semakin menguatkan alasan perekrutan penggawa anyar di putaran kedua liga.
Keputusan terbilang tepat, dilakukan oleh manajemen tim Juku Eja yang merekrut Syamsul Chaeruddin di awal putaran kedua liga. Pemain yang pernah berbaju PSM selama sembilan tahun ini, terbukti mampu memberi kontribusi besar.
Berkat peran gelandang energik itu, PSM langsung tancap gas memperbaiki posisi di klasmen liga. Laga comebacknya bersama PSM terbilang manis. Meski bermain di kandang lawan, Syamsul dkk berhasil menggasak Persijap Jepara.
Setelah itu, raihan positif terus ditorehkan oleh Pasukan Ramang. Bahkan anak asuh tim Juku Eja sempat memimpin klasmen meski tak berlangsung lama. Namun, siapa pun lantas setuju jika performa menanjak PSM ini berkat sentuhan Syamsul.
Orang yang paling menyetujui anggapan ini tentu saja sang arsitek Pasukan Ramang, Petar Segrt. "Tak salah lagi, Syamsul membawa perubahan besar di sini. Dia benar-benar menjadi solusi bagi kami," kata Petar.
Kerap mengusung pola bermain 4-4-2, Petar memang membutuhkan gelandang yang tak sekedar mampu menjadi motor serangan tim. Kemampuan membagi bola sekaligus membaca arah serangan lawan, mutlak dibutuhkan. Pada sosok Syamsul lah Petar menemukan tipe gelandang seperti ini.
Jiwa kepemimpinan dan sanggup mengayomi pemain muda, menjadi nilai plus Syamsul. Tak hanya itu saja. Gaya bermainnya yang meledak-ledak, seakan menjadi representasi sosok seorang Ramang, pemain legendaris tim PSM yang menjadi pujaan pecinta sepak bola Makassar.
Petar pun sepakat jika Syamsul disebut sebagai salah satu pemain kunci PSM. Perannya di lini tengah benar-benar dinilai vital. "Semangat tanding Syamsul menular ke pemain-pemain muda PSM. Itu karena dia memiliki jiwa kepemimpinan. Saya pikir itu menjadi salah satu kunci kami," sambung Petar.
Label bintang kemudian layak disematkan di dada Syamsul. Selain alasan skill bermain dan jiwa kepemimpinan, loyalitas kepada klub juga menjadikannya layak disebut bintang. Proses bergabungnya kembali ke PSM adalah bukti kecintaannya kepada PSM.
Berbaju Sriwijaya FC dan dikabarkan bergaji tinggi, Syamsul rela hijrah ke PSM yang tengah berjuang mengejar prestasi di liga. Saat kubu Sriwijaya enggan melepasnya, ia pun lantas mengundurkan diri demi mempermulus jalan comebacknya ke tim yang membesarkannya.
Bak layaknya seorang bintang, bergabungnya Syamsul lagi ke PSM kemudian disambut suka cita. Seluruh pecinta sepak bola Makassar bahkan menyebutnya dengan 'kembalinya si anak hilang'.
Nah dipuji setinggi langit dan disebut bintang, Syamsul malah merendah. Ia menyebut dirinya belum layak disebut bintang. Performa menanjak Pasukan Ramang di putaran kedua, bukan karena kehadiran dirinya.
"Ini semua berkat kerja keras seluruh seluruh orang yang ada di PSM. Saya hanya sebagian kecil di dalamnya," tutur pemain yang dijuluki Pavel Nedved-nya Indonesia ini kepada HATTRICK.
Ditanya soal target besarnya di PSM, pemain yang juga pernah berkostum Persija Jakarta ini berhasrat untuk membawa tim juara. "Pasti akan begitu membanggakan bisa membawa PSM juara. Asal mau bekerja keras pasti kami bisa melakukannya," pungkasnya.
Cukup realistis jika Syamsul mengatakan juara. Meski tak mudah, namun PSM punya peluang tersebut. Syaratnya, bekal posisi ketiga di klasmen sementara liga, harus terus dikatrol hingga menjadi juara.
Lima laga yang tersisa harus benar-benar dimanfaatkan sebaiknya dengan memetik angka. Jika terpeleset sekali pun, maka menjadi juara hanya tinggal mimpi saja. Tanpa meremehkan peran punggawa lainnya, Syamsul tentu merupakan pemain yang bisa membawa PSM kembali berjaya.
Keputusan terbilang tepat, dilakukan oleh manajemen tim Juku Eja yang merekrut Syamsul Chaeruddin di awal putaran kedua liga. Pemain yang pernah berbaju PSM selama sembilan tahun ini, terbukti mampu memberi kontribusi besar.
Berkat peran gelandang energik itu, PSM langsung tancap gas memperbaiki posisi di klasmen liga. Laga comebacknya bersama PSM terbilang manis. Meski bermain di kandang lawan, Syamsul dkk berhasil menggasak Persijap Jepara.
Setelah itu, raihan positif terus ditorehkan oleh Pasukan Ramang. Bahkan anak asuh tim Juku Eja sempat memimpin klasmen meski tak berlangsung lama. Namun, siapa pun lantas setuju jika performa menanjak PSM ini berkat sentuhan Syamsul.
Orang yang paling menyetujui anggapan ini tentu saja sang arsitek Pasukan Ramang, Petar Segrt. "Tak salah lagi, Syamsul membawa perubahan besar di sini. Dia benar-benar menjadi solusi bagi kami," kata Petar.
Kerap mengusung pola bermain 4-4-2, Petar memang membutuhkan gelandang yang tak sekedar mampu menjadi motor serangan tim. Kemampuan membagi bola sekaligus membaca arah serangan lawan, mutlak dibutuhkan. Pada sosok Syamsul lah Petar menemukan tipe gelandang seperti ini.
Jiwa kepemimpinan dan sanggup mengayomi pemain muda, menjadi nilai plus Syamsul. Tak hanya itu saja. Gaya bermainnya yang meledak-ledak, seakan menjadi representasi sosok seorang Ramang, pemain legendaris tim PSM yang menjadi pujaan pecinta sepak bola Makassar.
Petar pun sepakat jika Syamsul disebut sebagai salah satu pemain kunci PSM. Perannya di lini tengah benar-benar dinilai vital. "Semangat tanding Syamsul menular ke pemain-pemain muda PSM. Itu karena dia memiliki jiwa kepemimpinan. Saya pikir itu menjadi salah satu kunci kami," sambung Petar.
Label bintang kemudian layak disematkan di dada Syamsul. Selain alasan skill bermain dan jiwa kepemimpinan, loyalitas kepada klub juga menjadikannya layak disebut bintang. Proses bergabungnya kembali ke PSM adalah bukti kecintaannya kepada PSM.
Berbaju Sriwijaya FC dan dikabarkan bergaji tinggi, Syamsul rela hijrah ke PSM yang tengah berjuang mengejar prestasi di liga. Saat kubu Sriwijaya enggan melepasnya, ia pun lantas mengundurkan diri demi mempermulus jalan comebacknya ke tim yang membesarkannya.
Bak layaknya seorang bintang, bergabungnya Syamsul lagi ke PSM kemudian disambut suka cita. Seluruh pecinta sepak bola Makassar bahkan menyebutnya dengan 'kembalinya si anak hilang'.
Nah dipuji setinggi langit dan disebut bintang, Syamsul malah merendah. Ia menyebut dirinya belum layak disebut bintang. Performa menanjak Pasukan Ramang di putaran kedua, bukan karena kehadiran dirinya.
"Ini semua berkat kerja keras seluruh seluruh orang yang ada di PSM. Saya hanya sebagian kecil di dalamnya," tutur pemain yang dijuluki Pavel Nedved-nya Indonesia ini kepada HATTRICK.
Ditanya soal target besarnya di PSM, pemain yang juga pernah berkostum Persija Jakarta ini berhasrat untuk membawa tim juara. "Pasti akan begitu membanggakan bisa membawa PSM juara. Asal mau bekerja keras pasti kami bisa melakukannya," pungkasnya.
Cukup realistis jika Syamsul mengatakan juara. Meski tak mudah, namun PSM punya peluang tersebut. Syaratnya, bekal posisi ketiga di klasmen sementara liga, harus terus dikatrol hingga menjadi juara.
Lima laga yang tersisa harus benar-benar dimanfaatkan sebaiknya dengan memetik angka. Jika terpeleset sekali pun, maka menjadi juara hanya tinggal mimpi saja. Tanpa meremehkan peran punggawa lainnya, Syamsul tentu merupakan pemain yang bisa membawa PSM kembali berjaya.
()