Sejarah Montpellier juara Ligue 1
A
A
A
Sindonews.com – Montpellier menciptakan sejarah setelah menjadi kampiun Ligue 1 Prancis. Klub bernama lengkap Montpellier Herault Sport Club (HSC) itu untuk kali pertama menjadi jawara Liga Prancis setelah menundukkan Auxerre 2-1 di Stade Abbe Deschamps dini hari tadi.
Montpellier finis pertama dengan selisih tiga poin atas Paris Saint Germain (82-79) yang di laga lain menundukkan Lorient 2-1. Itu gelar pertama bagi La Paillade setelah 14 musim berkompetisi di Ligue 1. Sukses tersebut juga yang pertama bagi Montpellier merebut gelar major setelah juara Piala Prancis pada 1990. "Saya pikir kami pantas juara,’’kata pelatih Montpellier Rene Girard.
Sukses armada berjuluk La Paillade itu diwarnai aksi rusuh suporter tuan rumah Auxerre yang tidak terima tim idolanya harus terdegradasi ke Ligue 1 musim depan. Aksi rusuh suporter Auxerre itu membuat laga ditunda dua kali. Namun, mental juara para pemain Montpellier tidak terganggu. Mereka tetap bermain solid untuk memukul Auxerre 2-1.
Auxerre sempat menghidupkan peluang setelah Oliver Kapo mencetak gol pada menit ke-20 lewat sundulan dengan memanfaatkan umpan dari tendangan sudut. Namun, Montpellier membuyarkan mimpi Auxerre untuk bertahan di Ligue 1 setelah John Utaka menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke-32. Utaka menyelesaikan umpan silang dari Souleymane Camara.
Dalam posisi berimbang, para fans Auxerre mulai berulah di awal babak kedua. Mereka melempar bola tenis dan tisu toilet ke lapangan. Aksi itu membuat para pemain kedua tim harus balik ke ruang ganti sambil menunggu situasi terkendali.
Ketika pertandingan dilanjutkan, Utaka lagi-lagi menjadi mimpi buruk bagi Auxerre setelah mencetak gol kedua pada menit ke-76. Gol Utaka memastikan Montpellier berpesta juara untuk kali pertama dalam sejarah berdirinya tim pada 1974.
Keberhasilan Montpellier menjuarai Ligue 1 semakin lengkap setelah Olivier Giroud menjadi top scorer bersama striker Paris Saint Germain Nene yang sama-sama melesakkan 21 gol.
Sementara itu, pelatih PSG Carlo Ancelotti tidak bisa menutupi kekecewaan setelah gagal menghadirkan trofi juara. Namun, ia tetap memuji pasukannya yang terus memberikan tekanan terhadap Montpellier hingga akhir musim kompetisi.
"Saya kecewa kami tidak memenangi gelar, tapi tim menjalankan tugas dengan baik musim ini,’’kata Ancelotti. ''Montpellier menjalani musim yang luar biasa, seperti PSG, dan menyenangkan bisa sama-sama tampil di Liga Champions.''
PSG sebagai runner-up harus puas masuk ke Liga Champions musim depan mendampingi Montpellier. Sedangkan Lille yang membuntuti di posisi ketiga tampil di Liga Champions dari babak kualifikasi.
Sementara Lyon harus tampil di Liga Europa setelah hanya berada di peringkat keempat. Sedangkan Caen mengikuti jejak Auxerre yang degradasi setelah dihantam Valenciennes 1-3. Satu tim yang juga harus terdegradasi adalah Dijon FCO.
Montpellier finis pertama dengan selisih tiga poin atas Paris Saint Germain (82-79) yang di laga lain menundukkan Lorient 2-1. Itu gelar pertama bagi La Paillade setelah 14 musim berkompetisi di Ligue 1. Sukses tersebut juga yang pertama bagi Montpellier merebut gelar major setelah juara Piala Prancis pada 1990. "Saya pikir kami pantas juara,’’kata pelatih Montpellier Rene Girard.
Sukses armada berjuluk La Paillade itu diwarnai aksi rusuh suporter tuan rumah Auxerre yang tidak terima tim idolanya harus terdegradasi ke Ligue 1 musim depan. Aksi rusuh suporter Auxerre itu membuat laga ditunda dua kali. Namun, mental juara para pemain Montpellier tidak terganggu. Mereka tetap bermain solid untuk memukul Auxerre 2-1.
Auxerre sempat menghidupkan peluang setelah Oliver Kapo mencetak gol pada menit ke-20 lewat sundulan dengan memanfaatkan umpan dari tendangan sudut. Namun, Montpellier membuyarkan mimpi Auxerre untuk bertahan di Ligue 1 setelah John Utaka menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke-32. Utaka menyelesaikan umpan silang dari Souleymane Camara.
Dalam posisi berimbang, para fans Auxerre mulai berulah di awal babak kedua. Mereka melempar bola tenis dan tisu toilet ke lapangan. Aksi itu membuat para pemain kedua tim harus balik ke ruang ganti sambil menunggu situasi terkendali.
Ketika pertandingan dilanjutkan, Utaka lagi-lagi menjadi mimpi buruk bagi Auxerre setelah mencetak gol kedua pada menit ke-76. Gol Utaka memastikan Montpellier berpesta juara untuk kali pertama dalam sejarah berdirinya tim pada 1974.
Keberhasilan Montpellier menjuarai Ligue 1 semakin lengkap setelah Olivier Giroud menjadi top scorer bersama striker Paris Saint Germain Nene yang sama-sama melesakkan 21 gol.
Sementara itu, pelatih PSG Carlo Ancelotti tidak bisa menutupi kekecewaan setelah gagal menghadirkan trofi juara. Namun, ia tetap memuji pasukannya yang terus memberikan tekanan terhadap Montpellier hingga akhir musim kompetisi.
"Saya kecewa kami tidak memenangi gelar, tapi tim menjalankan tugas dengan baik musim ini,’’kata Ancelotti. ''Montpellier menjalani musim yang luar biasa, seperti PSG, dan menyenangkan bisa sama-sama tampil di Liga Champions.''
PSG sebagai runner-up harus puas masuk ke Liga Champions musim depan mendampingi Montpellier. Sedangkan Lille yang membuntuti di posisi ketiga tampil di Liga Champions dari babak kualifikasi.
Sementara Lyon harus tampil di Liga Europa setelah hanya berada di peringkat keempat. Sedangkan Caen mengikuti jejak Auxerre yang degradasi setelah dihantam Valenciennes 1-3. Satu tim yang juga harus terdegradasi adalah Dijon FCO.
()