Laskar Wong Kito benahi konsentrasi di menit akhir
A
A
A
Sindonews.com - Sriwijaya FC mempertahankan keangkeran Stadion Gelora Sriwijya Jakabaring dengan mengubur impian Persiwa Wamena 3-2. Namun, di balik kesuksesan itu, masih banyak pekerjan rumah yang harus dibenahi oleh pelatih Kas Hartadi jelang menjamu Persipura (27/5) nanti.
Ya, dua gol yang bersarang digawang Ferry Rotinsulu di menit ke-60 oleh Shibakoya Yuichi dan Erick Weeks Lewis (79') menjadi warning bagi Laskar Wong Kito bahwa konsentrasi para pemain khususnya di lini belakang sangat buruk dimenit-menit akhir, sehingga harus kecolongan dan bahkan nyaris membuat laga berakhir imbang.
Padahal, sejak menit awal pertandingan dimulai, Firman Utina dkk sukses menguasi dan mendikte jalannya pertandingan serta terus memberikan tekanan kepada barisan pertahanan tim berjuluk Badai Pegunungan itu hingga berhasil mencetak tiga gol. Tetapi setelah mendominasi jalannya pertandingan, para pemain menjadi terlena dan mulai melupakan pertahanan.
Kelengahan itu pun mampu dibaca dan dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain Persiwa yang bermain lebih lepas setelah tertinggal tiga gol. Hasilnya, dua gol pun berhasil diciptakan.
''Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami sebelum menghadapi Persipura nanti. Ingin meraih kemenangan tidak cukup dengan menerapkan perminan menyerang. Tetapi juga harus tetap fokus pada pertahanan dan menjaga konsentrasi hingga pertandingan berakhir,ā€¯ungkap Pelatih SFC Kas.Hartadi.
Pada awal putaran kedua, Laskar Wong Kito merupakan salah satu tim yang memiliki pertahanan paling baik. Bahkan Thierry Gathuessi dkk yang menjadi benteng terakhir tim sebelum berhadapan dengan kiper Ferry Rotinsulu, mampu menunjukkan performa terbaiknya dalam menjaga lini belakang.
Terbukti tidak satu peluang pun yang berhasil diciptakan oleh para penyerang lawan menjadi sebuah gol hingga pertandingan keempat. Padahal tim-tim yang dihadapi seperti Deltras Sidoarjo, Persisam Samarinda, Mitra Kukar dan PSMS Medan dikenal memiliki pada striker yang tangguh.
Namun, dominasi itu mulai luntur ketika tim papan bawah, PSAP Sigli berhasil melesakkan satu gol ke gawang SFC melalui titik putih. Sejak itu, Ferry Rotinsulu menjadi terbiasa memungut bola dari gawangnya. Seperti saat dibobol dua gol oleh pemain Persidafon, Yohanes Ferinando Pahabol, satu gol dari pemain Persiram, Jean Boumsong serta terakhir oleh pemain Persiwa Shibakoya Yuichi dan Erick Weeks Lewis.
Dari data tersebut dapat dilihat jika lini belakang SFC di beberapa laga terakhir selalu kedodoran setiap kali berhadapan dengan tim-tim asal Papua dan ini harus menjadi perhatian serius dari Kas Hartadi dan juga seluruh pemain. Karena seperti diketahui, dari empat tim asal Papua yang bertarung di Indonesian Super League (ISL) musim ini, Mutiara Hitam-julukan Persipura- merupakan tim yang terbaik baik itu dari segi performa maupun komposisi pemain.
Ya, dua gol yang bersarang digawang Ferry Rotinsulu di menit ke-60 oleh Shibakoya Yuichi dan Erick Weeks Lewis (79') menjadi warning bagi Laskar Wong Kito bahwa konsentrasi para pemain khususnya di lini belakang sangat buruk dimenit-menit akhir, sehingga harus kecolongan dan bahkan nyaris membuat laga berakhir imbang.
Padahal, sejak menit awal pertandingan dimulai, Firman Utina dkk sukses menguasi dan mendikte jalannya pertandingan serta terus memberikan tekanan kepada barisan pertahanan tim berjuluk Badai Pegunungan itu hingga berhasil mencetak tiga gol. Tetapi setelah mendominasi jalannya pertandingan, para pemain menjadi terlena dan mulai melupakan pertahanan.
Kelengahan itu pun mampu dibaca dan dimanfaatkan dengan baik oleh para pemain Persiwa yang bermain lebih lepas setelah tertinggal tiga gol. Hasilnya, dua gol pun berhasil diciptakan.
''Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami sebelum menghadapi Persipura nanti. Ingin meraih kemenangan tidak cukup dengan menerapkan perminan menyerang. Tetapi juga harus tetap fokus pada pertahanan dan menjaga konsentrasi hingga pertandingan berakhir,ā€¯ungkap Pelatih SFC Kas.Hartadi.
Pada awal putaran kedua, Laskar Wong Kito merupakan salah satu tim yang memiliki pertahanan paling baik. Bahkan Thierry Gathuessi dkk yang menjadi benteng terakhir tim sebelum berhadapan dengan kiper Ferry Rotinsulu, mampu menunjukkan performa terbaiknya dalam menjaga lini belakang.
Terbukti tidak satu peluang pun yang berhasil diciptakan oleh para penyerang lawan menjadi sebuah gol hingga pertandingan keempat. Padahal tim-tim yang dihadapi seperti Deltras Sidoarjo, Persisam Samarinda, Mitra Kukar dan PSMS Medan dikenal memiliki pada striker yang tangguh.
Namun, dominasi itu mulai luntur ketika tim papan bawah, PSAP Sigli berhasil melesakkan satu gol ke gawang SFC melalui titik putih. Sejak itu, Ferry Rotinsulu menjadi terbiasa memungut bola dari gawangnya. Seperti saat dibobol dua gol oleh pemain Persidafon, Yohanes Ferinando Pahabol, satu gol dari pemain Persiram, Jean Boumsong serta terakhir oleh pemain Persiwa Shibakoya Yuichi dan Erick Weeks Lewis.
Dari data tersebut dapat dilihat jika lini belakang SFC di beberapa laga terakhir selalu kedodoran setiap kali berhadapan dengan tim-tim asal Papua dan ini harus menjadi perhatian serius dari Kas Hartadi dan juga seluruh pemain. Karena seperti diketahui, dari empat tim asal Papua yang bertarung di Indonesian Super League (ISL) musim ini, Mutiara Hitam-julukan Persipura- merupakan tim yang terbaik baik itu dari segi performa maupun komposisi pemain.
()