Pelatih Persema kerepotan bendung pemain mogok
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Persema Malang Slave Radovski mengaku bangga dengan semangat yang dibawa pasukannya. Terutama di tengah krisis finansial yang menyebabkan hak pemain belum terbayar selama beberapa bulan.
Pemain Persema terhitung tiga bulan tidak menerima gaji dan bonus. Di tengah kegelisahan pemain, ternyata Laskar Ken Arok masih relatif bisa menjaga keseimbangan penampilan. Selama putaran kedua, Persema baru sekali kalah.
Persema menang di laga melawan Persebaya Surabaya dan Persijap Jepara, dua kali imbang lawan Persibo Bojonegoro di Indonesian Premier League (IPL) dan Piala Indonesia, dan hanya kalah di kandang kala menjamu Semen Padang.
Statistik itu menurut Slave Radovski sudah cukup bagus mengingat pemain bertanding dalam ketidakpastian hak mereka. ''Saat bertanding, seakan pemain tidak mempunyai masalah dan fokus ke lapangan. Padahal sebenarnya ada masalah yang sulit,” ujarnya.
Slave tak segan memuji timnya yang di pekan selanjutnya kembali menghadapi tim tangguh, Persiba Bantul. Menurutnya pemain tetap dalam koridor profesional walau hingga sekarang belum ada kepastian kapan gaji dan bonus dilunasi.
Tetapi, Slave sekaligus berharap kondisi yang menimpa laskar Ken Arok tidak berlarut-larut. Sebab bisa memengaruhi perjalanan tim ke depan, apalagi Persema kini mempunyai sejumlah pemain muda yang prospeknya diramalkan cukup menjanjikan.
Slave khawatir ketidakpastian kondisi finansial akan membuat pemain tidak betah di klub. “Persema sebenarnya mempunyai banyak pemain muda potensial. Sayang, kalau nanti mereka memutuskan pergi ke klub lain karena situasi yang kurang bagus,” tambahnya.
Pelatih asal Makedonia ini sekaligus mengakui mulai kesulitan memotivasi pemain jika situasi tak berangsur membaik. Ia sejauh ini hanya menekankan agar pemain tetap profesional di lapangan, sembari mencegah aksi mogok bertanding yang terus berembus.
Dalam beberapa sesi latihan pemain juga terlihat tidak sungguh-sungguh dan mengungkapkan kegelisahan mereka secara ‘vulgar’. Slave ternyata tidak keberatan dengan sikap pemain itu karena bisa merasakan apa yang dialami tim saat ini.
“Saya sekarang berharap pemain tetap mau berjuang hingga akhir musim. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana jika pemain benar-benar sampai tidak mau bertanding. Sejauh ini saya masih percaya dengan dedikasi pemain,” tandasnya.
Pemain Persema terhitung tiga bulan tidak menerima gaji dan bonus. Di tengah kegelisahan pemain, ternyata Laskar Ken Arok masih relatif bisa menjaga keseimbangan penampilan. Selama putaran kedua, Persema baru sekali kalah.
Persema menang di laga melawan Persebaya Surabaya dan Persijap Jepara, dua kali imbang lawan Persibo Bojonegoro di Indonesian Premier League (IPL) dan Piala Indonesia, dan hanya kalah di kandang kala menjamu Semen Padang.
Statistik itu menurut Slave Radovski sudah cukup bagus mengingat pemain bertanding dalam ketidakpastian hak mereka. ''Saat bertanding, seakan pemain tidak mempunyai masalah dan fokus ke lapangan. Padahal sebenarnya ada masalah yang sulit,” ujarnya.
Slave tak segan memuji timnya yang di pekan selanjutnya kembali menghadapi tim tangguh, Persiba Bantul. Menurutnya pemain tetap dalam koridor profesional walau hingga sekarang belum ada kepastian kapan gaji dan bonus dilunasi.
Tetapi, Slave sekaligus berharap kondisi yang menimpa laskar Ken Arok tidak berlarut-larut. Sebab bisa memengaruhi perjalanan tim ke depan, apalagi Persema kini mempunyai sejumlah pemain muda yang prospeknya diramalkan cukup menjanjikan.
Slave khawatir ketidakpastian kondisi finansial akan membuat pemain tidak betah di klub. “Persema sebenarnya mempunyai banyak pemain muda potensial. Sayang, kalau nanti mereka memutuskan pergi ke klub lain karena situasi yang kurang bagus,” tambahnya.
Pelatih asal Makedonia ini sekaligus mengakui mulai kesulitan memotivasi pemain jika situasi tak berangsur membaik. Ia sejauh ini hanya menekankan agar pemain tetap profesional di lapangan, sembari mencegah aksi mogok bertanding yang terus berembus.
Dalam beberapa sesi latihan pemain juga terlihat tidak sungguh-sungguh dan mengungkapkan kegelisahan mereka secara ‘vulgar’. Slave ternyata tidak keberatan dengan sikap pemain itu karena bisa merasakan apa yang dialami tim saat ini.
“Saya sekarang berharap pemain tetap mau berjuang hingga akhir musim. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana jika pemain benar-benar sampai tidak mau bertanding. Sejauh ini saya masih percaya dengan dedikasi pemain,” tandasnya.
()