Evaluasi total bulu tangkis Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Kegagalan tim Thomas dan Uber di Wuhan China benar-benar meninggalkan luka mendalam di hati masyarakat. Mereka meminta dilakukan evaluasi total untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Tono Suratman mengharapkan kegagalan tim Indonesia pada ajang Piala Thomas dan Uber 2012 menjadi cambuk untuk bersiap lebih baik lagi menghadapi Olimpiade London pada 27 Juli–12 Agustus mendatang. ”Kegagalan ini merupakan suatu keprihatinan bagi kami karena kita tahu bulu tangkis merupakan olahraga unggulan,” ujar Tono.
Tono mengakui KONI juga ikut bertanggung jawab atas kegagalan ini. Karena itu, dalam waktu dekat, pihaknya akan memanggil Ketua Umum PB PBSI serta para pelatih untuk meninjau proses seleksi atlet ke event internasional, termasuk Piala Thomas dan Uber. Sebelumnya, tim Thomas dan Uber Indonesia dipermalukan tim Jepang pada perempat final di Wuhan Sport Complex Gymnasium, China, Rabu (23/5).
Tim Thomas Indonesia dikalahkan tim Jepang dengan skor 2-3. Demikian pula tim Uber Indonesia juga harus mengakui keunggulan Jepang dengan skor yang sama 2-3.Kekalahan ini sangat menyakitkan karena baru pertama kali sepanjang sejarah sejak tahun 1958, tim Thomas Indonesia tak mampu melaju ke semifinal piala bergengsi ini. Apalagi, Indonesia harus bertekuk lutut dari Jepang yang selama kejuaraan tersebut digelar sejak 1948 belum pernah meraih gelar juara.
Sementara itu, Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso menyampaikan penyesalannya atas tragedi kekalahan tim Thomas dan Uber Indonesia. ”Saya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena harus menanti lebih lama lagi Piala Thomas dan Uber. Saya tegaskan untuk mengevaluasi bersama-sama,” ujar Djoko di Wuhan.
Dia menjelaskan bahwa sebenarnya persiapan para pemain tim Thomas-Uber Indonesia sudah maksimal, tetapi lawan yang dihadapi ternyata lebih tangguh. Taufik Hidayat melontarkan pernyataan menarik mengenai kegagalan timnya dalam event ini.
”Kalau boleh berkata jujur, saya ingin mengatakan tim (Piala Thomas) memang tidak kompak dan kenyataan memang begitu. Saya juga sangat prihatin dan ingin mempertanyakan komitmen teman-teman untuk berjuang membela tim nasional,”katanya.
Taufik juga mengaku sebenarnya sudah lelah dan ingin segera pensiun agar ada regenerasi. ”Saya merasa dalam posisi serbasalah. Kalau saya menolak ikut, nanti saya dianggap sombong dan tidak nasionalis, tapi sebaliknya pemain muda belum ada yang muncul untuk menggantikan posisi pemain senior, akhirnya saya lagi yang dipanggil,”jelasnya.
Kekalahan tim Thomas dan Uber juga mengundang keprihatinan para mantan atlet bulu tangkis Indonesia. ”Sangat miris Indonesia gagal mencapai semifinal. Sebab, kita selalu lolos ke semifinal selama 54 tahun.Yang lebih memprihatinkan, kita bukan kalah dari China atau Korea Selatan. Kita malah kalah dari Jepang,”kata Kasubid Pelatnas PBSI Christian Hadinata kepada harian SINDO.
Kondisi sama dilontarkan mantan pebulu tangkis nasional Joko Suprianto.Dia juga mengaku sedih.Joko mengaku sudah melihat gejala kemunduran itu sejak empat tahun lalu. Salah satu indikasi adalah minimnya prestasi bulu tangkis Indonesia.Yang jelas, Joko mengharapkan hasil ini perlu dievaluasi secara menyeluruh, termasuk regenerasi atlet.
Dia menyatakan PBSI harus lebih fokus pada pembinaan para atlet muda dan tidak bisa lagi bergantung kepada para pemain senior, seperti Taufik serta Markis Kido dan Hendra Setiawan yang nonpelatnas.
Susi Susanti sepakat kegagalan tim Uber diakibatkan mandeknya regenerasi atlet putri. ”Bibit untuk pemain putri Indonesia memang lebih sedikit daripada putra. Tapi, kita harus tetap berusaha melakukan pembinaan dimulai dari klub-klub dan sekolah agar para peminat bulu tangkis lebih banyak lagi,” kata Susi.
Susi meminta PBSI harus bekerja lebih keras lagi mengembalikan kejayaan bulu tangkis. Salah satunya dengan pembinaan yang berkesinambungan serta program perencanaan yang jelas. Sementara itu, Tim Piala Thomas dan Uber Indonesia langsung bertolak ke Tanah Air kemarin menyusul kekalahannya di babak perempat final dari Jepang.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Tono Suratman mengharapkan kegagalan tim Indonesia pada ajang Piala Thomas dan Uber 2012 menjadi cambuk untuk bersiap lebih baik lagi menghadapi Olimpiade London pada 27 Juli–12 Agustus mendatang. ”Kegagalan ini merupakan suatu keprihatinan bagi kami karena kita tahu bulu tangkis merupakan olahraga unggulan,” ujar Tono.
Tono mengakui KONI juga ikut bertanggung jawab atas kegagalan ini. Karena itu, dalam waktu dekat, pihaknya akan memanggil Ketua Umum PB PBSI serta para pelatih untuk meninjau proses seleksi atlet ke event internasional, termasuk Piala Thomas dan Uber. Sebelumnya, tim Thomas dan Uber Indonesia dipermalukan tim Jepang pada perempat final di Wuhan Sport Complex Gymnasium, China, Rabu (23/5).
Tim Thomas Indonesia dikalahkan tim Jepang dengan skor 2-3. Demikian pula tim Uber Indonesia juga harus mengakui keunggulan Jepang dengan skor yang sama 2-3.Kekalahan ini sangat menyakitkan karena baru pertama kali sepanjang sejarah sejak tahun 1958, tim Thomas Indonesia tak mampu melaju ke semifinal piala bergengsi ini. Apalagi, Indonesia harus bertekuk lutut dari Jepang yang selama kejuaraan tersebut digelar sejak 1948 belum pernah meraih gelar juara.
Sementara itu, Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso menyampaikan penyesalannya atas tragedi kekalahan tim Thomas dan Uber Indonesia. ”Saya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena harus menanti lebih lama lagi Piala Thomas dan Uber. Saya tegaskan untuk mengevaluasi bersama-sama,” ujar Djoko di Wuhan.
Dia menjelaskan bahwa sebenarnya persiapan para pemain tim Thomas-Uber Indonesia sudah maksimal, tetapi lawan yang dihadapi ternyata lebih tangguh. Taufik Hidayat melontarkan pernyataan menarik mengenai kegagalan timnya dalam event ini.
”Kalau boleh berkata jujur, saya ingin mengatakan tim (Piala Thomas) memang tidak kompak dan kenyataan memang begitu. Saya juga sangat prihatin dan ingin mempertanyakan komitmen teman-teman untuk berjuang membela tim nasional,”katanya.
Taufik juga mengaku sebenarnya sudah lelah dan ingin segera pensiun agar ada regenerasi. ”Saya merasa dalam posisi serbasalah. Kalau saya menolak ikut, nanti saya dianggap sombong dan tidak nasionalis, tapi sebaliknya pemain muda belum ada yang muncul untuk menggantikan posisi pemain senior, akhirnya saya lagi yang dipanggil,”jelasnya.
Kekalahan tim Thomas dan Uber juga mengundang keprihatinan para mantan atlet bulu tangkis Indonesia. ”Sangat miris Indonesia gagal mencapai semifinal. Sebab, kita selalu lolos ke semifinal selama 54 tahun.Yang lebih memprihatinkan, kita bukan kalah dari China atau Korea Selatan. Kita malah kalah dari Jepang,”kata Kasubid Pelatnas PBSI Christian Hadinata kepada harian SINDO.
Kondisi sama dilontarkan mantan pebulu tangkis nasional Joko Suprianto.Dia juga mengaku sedih.Joko mengaku sudah melihat gejala kemunduran itu sejak empat tahun lalu. Salah satu indikasi adalah minimnya prestasi bulu tangkis Indonesia.Yang jelas, Joko mengharapkan hasil ini perlu dievaluasi secara menyeluruh, termasuk regenerasi atlet.
Dia menyatakan PBSI harus lebih fokus pada pembinaan para atlet muda dan tidak bisa lagi bergantung kepada para pemain senior, seperti Taufik serta Markis Kido dan Hendra Setiawan yang nonpelatnas.
Susi Susanti sepakat kegagalan tim Uber diakibatkan mandeknya regenerasi atlet putri. ”Bibit untuk pemain putri Indonesia memang lebih sedikit daripada putra. Tapi, kita harus tetap berusaha melakukan pembinaan dimulai dari klub-klub dan sekolah agar para peminat bulu tangkis lebih banyak lagi,” kata Susi.
Susi meminta PBSI harus bekerja lebih keras lagi mengembalikan kejayaan bulu tangkis. Salah satunya dengan pembinaan yang berkesinambungan serta program perencanaan yang jelas. Sementara itu, Tim Piala Thomas dan Uber Indonesia langsung bertolak ke Tanah Air kemarin menyusul kekalahannya di babak perempat final dari Jepang.
()