Morten Olsen tantang Menteri Kebudayaan

Rabu, 30 Mei 2012 - 12:11 WIB
Morten Olsen tantang...
Morten Olsen tantang Menteri Kebudayaan
A A A
Sindonews.com - Morten Olsen adalah tipe pelatih konservatif. Sosok berusia 62 tahun itu pun tidak mengerti mengapa Twitter dan Facebook begitu populer. Maka, yang bisa Olsen lakukan adalah menolak.

Menyaksikan begitu banyak pesepak bola terkena masalah, dia melarang Nicklas Bendtner dkk menggunakan segala bentuk media sosial selama Denmark berpartisipasi di Euro 2012. Yang melanggar harus siap dijatuhi sanksi atau mungkin tidak dipanggil lagi ke tim nasional (timnas). Keputusannya tersebut tidak pelak menciptakan gejolak. Beberapa pemain menilai terlalu ketat.

Sementara publik Denmark menganggap Olsen ketinggalan zaman.Namun,reaksi paling keras datang dari Menteri Kebudayaan Denmark Uffe Elbaek.Dia mempertanyakan apakah sikap Olsen ini masuk kategori sebagai pelanggaran kebebasan berekspresi atau tidak.

Olsen jelas tidak menerima serangan Elbaek. Pemilik 102 caps bersama Danish Dynamite—julukan Denmark— tersebut balik menantang pejabat pemerintah itu.
”Elbaek pikir dia punya wewenang untuk turut campur urusan timnas. Dia sama sekali tidak berkepentingan. Sebab, Elbaek tidak mengerti bagaimana menciptakan sebuah tim,”sebut Olsen, dikutip Sports Illustrated.

Perseteruan ini tidak hanya menunjukkan betapa kerasnya Olsen,melainkan pula determinasinya. Dia berpegang teguh pada keputusannya, terlepas apakah kebijakannya tersebut diterima orang banyak atau tidak.

”Tentu ada 1-2 orang yang tidak menerima. Tapi,ada 23 pemain dalam skuad. Dibutuhkan peraturan agar semuanya berjalan teratur.Sebagai pelatih, saya tidak mungkin atau perlu menyenangkan setiap orang,”ungkap Olsen.

Dengan karakternya ini, Olsen sangat jarang terlihat tertawa atau tersenyum. Dia selalu tampak serius di belakang kacamatanya.Namun, itu bukan berarti Olsen tidak dihormati. Tangan dingin suksesor Bo Johansson tersebut sangat diakui. Jika tidak, Olsen tidak bakal dipercaya menangani timnas sampai 12 tahun.

”Dia menerapkan berbagai peraturan dan prinsip. Kami menjalankannya karena Olsen sosok yang disegani. Dia juga arsitek pintar,”ujar Bendtner.

Menekankan pada fokus, disiplin, dan taktik, Olsen mengusung filosofi pragmatis ketimbang sepak bola menghibur. Pendekatan itu membantunya membawa Danish Dynamite mengikuti empat turnamen besar.

Performa mereka di sana tidak terlalu cemerlang sehingga membuat Olsen kembali dikritik. Banyak yang menilai dia harus mengulang masa kejayaan Denmark ketika Laudrup bersaudara menjadi otak kreativitas timnas. Olsen dapat mengandalkan Christian Eriksen,pemain muda yang gayanya mirip seperti kakak adik Michael dan Brian itu.

”Mereka tidak realistis.Persiapan menghadapi duel kontra San Marino dan Jerman tentu berbeda. Inilah sepak bola internasional. Di pentas ini yang penting stabil. Sebab, satu kekalahan saja berarti tersingkir dari turnamen,”pungkas Olsen.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6695 seconds (0.1#10.140)