Emas di jantung kota Gdansk Polandia
A
A
A
Sindonews.com – Siapapun yang menyaksikan pertandingan penyisihan Grup C Piala Eropa 2012 secara langsung dipastikan akan terperangah. Pasalnya, mata para pengunjung akan dibuat silau oleh Stadion PGE Arena yang berada di jantung Kota Gdansk ini.
Bangunan berkapasitas 44.000 tempat duduk ini punya ciri khas yang tidak dimiliki stadion lainnya. PGE Arena akan terlihat seperti sebongkah emas yang terang berpendar. Kemilaunya membuat stadion yang sebelumnya bernama Baltic Arena itu dianggap sangat eksotis dan elegan. Tidak seperti Stadion Nasional yang dihiasi sejumlah pilar bak mahkota, wajah PGE Arena memang cukup sederhana.
Bangunan ini mirip gelang berbentuk elips. Hanya, stadion yang resmi dibuka pada 14 Agustus 2011 itu punya kelebihan dari segi eksterior, yakni hamparan “emas” di bagian atap. Atap PGE Arena dilapisi sekitar 18.000 papan yang terbuat dari polycarbonate berbentuk persegi enam. Bila dijejerkan, papan itu bisa menutup area seluas 4,5 hektare. Untuk penerangan, telah berdiri tiang setinggi 8 meter dengan puluhan lampu menggunakan teknologi LED.
PGE Arena akan tampak layaknya gelang emas raksasa bila dilihat dari udara. Itulah sebabnya, warga Gdansk sangat bangga terhadap stadion ini. Sebab, hanya PGE Stadion yang memiliki fitur seperti itu dari seluruh stadion yang ada di Polandia. Soal kenyamanan juga tidak perlu dipertanyakan. PGE Arena melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas. Ruang untuk membersihkan diri dan puluhan toilet yang selalu terlihat bersih.
Konon, tersedia juga tempat makan dan area bersantai. Menariknya lagi, PGE Arena juga cukup ramah lingkungan. Buktinya, telah dipasang sistem Rapid SL di semua toilet dan tempat sejenis. Sistem tersebut bisa menghemat penggunaan air. Itu bisa menjaga pasokan air tanah.
Atas dasar itu pula UEFA memilihnya sebagai salah satu arena pertandingan Piala Eropa 2012. Stadion yang menghabiskan biaya 175 juta euro dalam pembangunannya itu nantinya akan menjadi tempat berjibaku Spanyol, Italia, dan Kroasia.
Begitu juga dengan babak perempat final yang mempertemukan juara Grup B dan runner-up Grup A. Jika diamati secara seksama, PGE Arena hampir mirip Allianz Arena yang menjadi markas Bayern Muenchen.
Itu bisa dimengerti. Sebab, perancangnya sama, yakni perusahaan asal Jerman Rhode-Kellermann- Wawrowsky yang pernah membangun Veltins-Arena di Gelsenkirchen dan AWD-Arena di Hannover. Sayang, PGE Arena tidak punya latar belakang yang menarik. Maklum,
PGE Stadion baru berusia empat tahun lantaran mulai dibangun pada 2008. Sebelum menjadi host Piala Eropa 2012, PGE Stadium lebih sering digunakan untuk pertandingan lokal dan hanya sekali menggelar laga internasional, yakni Polandia versus Jerman saat upacara pembukaan.
Sejauh ini PGE Arena menjadi markas klub lokal Lechia Gdansk. Meski demikian, itu tidak menutup fakta PGE Arena merupakan stadion terbesar di Ekstraklasa atau terbesar ketiga secara nasional setelah Stadion National dan Stadion Silesia. (wbs)
Bangunan berkapasitas 44.000 tempat duduk ini punya ciri khas yang tidak dimiliki stadion lainnya. PGE Arena akan terlihat seperti sebongkah emas yang terang berpendar. Kemilaunya membuat stadion yang sebelumnya bernama Baltic Arena itu dianggap sangat eksotis dan elegan. Tidak seperti Stadion Nasional yang dihiasi sejumlah pilar bak mahkota, wajah PGE Arena memang cukup sederhana.
Bangunan ini mirip gelang berbentuk elips. Hanya, stadion yang resmi dibuka pada 14 Agustus 2011 itu punya kelebihan dari segi eksterior, yakni hamparan “emas” di bagian atap. Atap PGE Arena dilapisi sekitar 18.000 papan yang terbuat dari polycarbonate berbentuk persegi enam. Bila dijejerkan, papan itu bisa menutup area seluas 4,5 hektare. Untuk penerangan, telah berdiri tiang setinggi 8 meter dengan puluhan lampu menggunakan teknologi LED.
PGE Arena akan tampak layaknya gelang emas raksasa bila dilihat dari udara. Itulah sebabnya, warga Gdansk sangat bangga terhadap stadion ini. Sebab, hanya PGE Stadion yang memiliki fitur seperti itu dari seluruh stadion yang ada di Polandia. Soal kenyamanan juga tidak perlu dipertanyakan. PGE Arena melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas. Ruang untuk membersihkan diri dan puluhan toilet yang selalu terlihat bersih.
Konon, tersedia juga tempat makan dan area bersantai. Menariknya lagi, PGE Arena juga cukup ramah lingkungan. Buktinya, telah dipasang sistem Rapid SL di semua toilet dan tempat sejenis. Sistem tersebut bisa menghemat penggunaan air. Itu bisa menjaga pasokan air tanah.
Atas dasar itu pula UEFA memilihnya sebagai salah satu arena pertandingan Piala Eropa 2012. Stadion yang menghabiskan biaya 175 juta euro dalam pembangunannya itu nantinya akan menjadi tempat berjibaku Spanyol, Italia, dan Kroasia.
Begitu juga dengan babak perempat final yang mempertemukan juara Grup B dan runner-up Grup A. Jika diamati secara seksama, PGE Arena hampir mirip Allianz Arena yang menjadi markas Bayern Muenchen.
Itu bisa dimengerti. Sebab, perancangnya sama, yakni perusahaan asal Jerman Rhode-Kellermann- Wawrowsky yang pernah membangun Veltins-Arena di Gelsenkirchen dan AWD-Arena di Hannover. Sayang, PGE Arena tidak punya latar belakang yang menarik. Maklum,
PGE Stadion baru berusia empat tahun lantaran mulai dibangun pada 2008. Sebelum menjadi host Piala Eropa 2012, PGE Stadium lebih sering digunakan untuk pertandingan lokal dan hanya sekali menggelar laga internasional, yakni Polandia versus Jerman saat upacara pembukaan.
Sejauh ini PGE Arena menjadi markas klub lokal Lechia Gdansk. Meski demikian, itu tidak menutup fakta PGE Arena merupakan stadion terbesar di Ekstraklasa atau terbesar ketiga secara nasional setelah Stadion National dan Stadion Silesia. (wbs)
()