Inggris masih meragukan

Senin, 04 Juni 2012 - 08:43 WIB
Inggris masih meragukan
Inggris masih meragukan
A A A
Sindonews.com – “Kalau saja lawan yang dihadapi adalah Spanyol, Inggris pasti habis,” ujar mantan kapten Manchester United (MU) Roy Keane di layar ITV seusai The Three Lions menekuk Belgia di Wembley, dini hari kemarin.

Di mata Keane, yang kini menjadi analis pertandingan di ITV itu, pemain Inggris terlalu mudah kehilangan bola, rawan di lini pertahanan, dan tidak memiliki energi berlimpah untuk menggedor lawan. Menghadapi Belgia, negara yang menempati peringkat 44 FIFA, The Three Lions––julukan Inggris––kalah untuk penguasaan bola. Ezen Hazard dkk terlalu mudah mendikte jalannya pertandingan.

Statistik menunjukkan Belgia 53% menguasai bola, sedangkan Inggris 47%. Belgia juga lebih banyak mencoba membobol gawang Joe Hart (16 kali) sementara Inggris cuma tujuh kali mengarahkan tembakan ke jala lawan. Untungnya, seperti Norwegia yang dihadapi Inggris beberapa hari sebelumnya, Belgia buruk di penyelesaian akhir. “Norwegia dan Belgia bukan tim hebat. Memang mereka sepertinya menguasai jalannya pertandingan, tapi tidak pernah sekali pun memperlihatkan bahwa mereka benar-benar mengancam gawang Inggris,” ujar Keane.

Mantan pemain Inggris Chris Waddle memiliki penilaian senada. Kepada BBC,Waddle mengatakan lawan dengan sangat mudah merebut bola dari kaki para pemain Inggris. “Inggris lumayan bagus ketika bertahan, tapi begitu bola bergerak ke depan, para pemain tidak mampu menampilkan banyak pilihan,” ujar Waddle. “Mereka miskin kreativitas, dan ini akan menjadi masalah besar di putaran final nanti,” tandas Waddle. Penilaian Keane dan Waddle di atas mewakili kubu yang memperkirakan Inggris tidak akan mampu unjuk gigi di Piala Eropa tahun ini.

Tweet yang masuk ke situs BBC sebagian besar menilai Inggris tidak akan bisa berkutik melawan tim-tim kelas berat semacam Spanyol, Belanda, atau Jerman. “Inggris tidak berubah. Sama seperti yang dulu. Biasabiasa saja dan membosankan. Kalau masih saja tampil seperti ini, Inggris akan tersingkir di babak penyisihan grup,” demikian salah satu tweet pemirsa BBC. Memang tidak semuanya mengeluarkan komentar miring terhadap penampilan Inggris kedua di bawah bos baru Roy Hodgson.

Phil McNulty, pengamat sepak bola di BBC, misalnya, mengatakan bahwa pertahanan Inggris semakin solid dan para pemain semakin disiplin. Dengan kata lain, dia menilai Inggris akan sulit ditundukkan lawan. “Pekerjaan rumah bagi Hodgson adalah merapikan lapangan tengah dan lini belakang. Hodgson harus menyiapkan strategi untuk menghadapi lawan dengan kualitas penyerang lebih superior dibandingkan para penyerang Belgia,” tutur McNulty. Hal lain yang mengkhawatirkan Inggris adalah cedera serius yang mungkin dialami Gary Cahill. Pada babak pertama, dia dilanggar sayap Belgia Dries Mertens sehingga bertabrakan dengan kiper Joe Hart.

Cahill memerlukan scan. Ini tentu bukan kabar yang menggembirakan bagi Hodgson yang sebelumnya telah kehilangan Gareth Berry dan Frank Lampard. Dan, Joleon Lescott harus diperban setelah mengalami luka di atas matanya. Di luar masalah cedera, Hodgson bisa tersenyum lebar atas penampilan prima bomber MU Danny Welbeck. Di usia yang masih belia, dia mampu tampil meyakinkan dan menciptakan gol indah ke gawang Belgia. Umpan Ashley Young sebenarnya tidak terlalu istimewa.

Namun,Welbeck memanfaatkannya dengan sempurna dengan mengecoh kiper Belgia.Welbeck melambungkan bola, bukan menembaknya ke kanan. Dengan kualitas seperti ini, mungkin sudah saatnya menaikkan kelas Welbeck satu tingkat di atas Andy Carroll. Persiapan Inggris menuju Polandia dan Ukraina kini telah rampung. Di tangan Hodgson, Inggris belum kebobolan dan mencatat dua kemenangan. Di atas kertas, mungkin terlihat sempurna. Namun, hampir semua analis di Inggris sepakat The Three Lions ini jauh dari menjanjikan, apalagi spektakuler.

Namun, setidaknya permainan mereka dinilai semakin efektif serta dua kemenangan atas Norwegia dan Belgia jelas membesarkan hati seluruh punggawa yang akan bertolak ke Polandia, Rabu (6/6). Kolektivitas menjadi tumpuan harapan ketika Inggris sedang paceklik pemain-pemain bintang ala David Beckham dkk yang dikenal sebagai era The Golden Generation.

Namun, siapa tahu Inggris di Piala Eropa 2012 bisa meniru Chelsea yang sukses menyingkirkan tim favorit Barcelona dan akhirnya menjuarai Liga Champions tahun ini. (wbs)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0367 seconds (0.1#10.140)