Pragmatisme The Three Lions
A
A
A
Sindonews.com – Ada banyak cara memenangkan Piala Eropa. Denmark (1992) dan Yunani (2004) menunjukkannya ketika memenangkan edisi sebelumnya. Kini, Inggris mencoba menggunakan inspirasi mereka demi berjaya di Polandia-Ukraina 2012.
Mengherankan tentu bagi tim sebesar Inggris menggunakan kisah kesuksesan dua negara kecil untuk memenangkan turnamen kali ini. Namun, itulah kenyataannya.
Inggris tidak diunggulkan menyusul kualitas skuad yang tidak kompetitif. Badai cedera yang bertubi-tubi menghantam, membuat pasukan Roy Hodgson kehilangan beberapa pemain andalan. Absennya striker andalan Wayne Rooney di dua pertandingan awal Grup D juga mempersulit perjuangan The Three Lions––julukan Inggris. Hodgson sadar keadaan ini. Beberapa waktu lalu, dia menyatakan bahwa target utamanya terletak di Piala Dunia 2014.
Mantan nakhoda West Bromwich itu sadar minimnya waktu persiapan, karena baru ditunjuk beberapa pekan sebelum Piala Eropa digelar, dapat merusak kesempatan timnya merebut gelar perdana sejak Piala Dunia 1966.
”Mesti diakui kami datang ke Piala Eropa dalam kondisi kurang baik. Jelas kami bukan favorit juara.Tapi, saya cukup gembira dengan perkembangan permainan tim. Dibantu keberuntungan, siapa tahu kami bisa mengejutkan,” ungkap Hodgson, dilansir The Times. Walau tidak diunggulkan, Inggris memang bakal tetap berusaha melangkah sejauh mungkin di turnamen nanti.
Hodgson sudah menemukan skema terbaik untuk diterapkan pasukannya selama bertanding, yakni fokus pada pertahanan sembari mencari kesempatan melalui serangan balik. The Three Lions memiliki batu landasan agar skema tersebut berjalan baik. John Terry dan Ashley Cole baru saja mempersembahkan Chelsea Trofi Liga Champions mengandalkan pola serupa.
Sementara Scott Parker fasih menjaga koordinasi tim sembari menjalankan tugasnya sebagai pelindung lini pertahanan. Setelah meredam serbuan musuh, Inggris boleh bertumpu pada umpan jitu Steven Gerrard demi menemukan pemain lincah seperti Theo Walcott, Alex Oxlade- Chamberlain, Ashley Young, atau Danny Welbeck.
Kecepatan nama-nama ini saat melancarkan counter attack diharapkan membuahkan gol. Inggris telah membuktikan efektivitas gaya pragmatis ini pada uji coba kontra Belgia, Sabtu (2/6). Di situ Gerrard dkk tampak sulit dikalahkan. Di sisi lain, Inggris memiliki pemain yang bisa mengubah hasil pertandingan. Tapi, apakah kapasitas itu cukup untuk membawa mereka menduduki takhta Benua Biru, hanya waktu yang dapat menjawabnya. (wbs)
Mengherankan tentu bagi tim sebesar Inggris menggunakan kisah kesuksesan dua negara kecil untuk memenangkan turnamen kali ini. Namun, itulah kenyataannya.
Inggris tidak diunggulkan menyusul kualitas skuad yang tidak kompetitif. Badai cedera yang bertubi-tubi menghantam, membuat pasukan Roy Hodgson kehilangan beberapa pemain andalan. Absennya striker andalan Wayne Rooney di dua pertandingan awal Grup D juga mempersulit perjuangan The Three Lions––julukan Inggris. Hodgson sadar keadaan ini. Beberapa waktu lalu, dia menyatakan bahwa target utamanya terletak di Piala Dunia 2014.
Mantan nakhoda West Bromwich itu sadar minimnya waktu persiapan, karena baru ditunjuk beberapa pekan sebelum Piala Eropa digelar, dapat merusak kesempatan timnya merebut gelar perdana sejak Piala Dunia 1966.
”Mesti diakui kami datang ke Piala Eropa dalam kondisi kurang baik. Jelas kami bukan favorit juara.Tapi, saya cukup gembira dengan perkembangan permainan tim. Dibantu keberuntungan, siapa tahu kami bisa mengejutkan,” ungkap Hodgson, dilansir The Times. Walau tidak diunggulkan, Inggris memang bakal tetap berusaha melangkah sejauh mungkin di turnamen nanti.
Hodgson sudah menemukan skema terbaik untuk diterapkan pasukannya selama bertanding, yakni fokus pada pertahanan sembari mencari kesempatan melalui serangan balik. The Three Lions memiliki batu landasan agar skema tersebut berjalan baik. John Terry dan Ashley Cole baru saja mempersembahkan Chelsea Trofi Liga Champions mengandalkan pola serupa.
Sementara Scott Parker fasih menjaga koordinasi tim sembari menjalankan tugasnya sebagai pelindung lini pertahanan. Setelah meredam serbuan musuh, Inggris boleh bertumpu pada umpan jitu Steven Gerrard demi menemukan pemain lincah seperti Theo Walcott, Alex Oxlade- Chamberlain, Ashley Young, atau Danny Welbeck.
Kecepatan nama-nama ini saat melancarkan counter attack diharapkan membuahkan gol. Inggris telah membuktikan efektivitas gaya pragmatis ini pada uji coba kontra Belgia, Sabtu (2/6). Di situ Gerrard dkk tampak sulit dikalahkan. Di sisi lain, Inggris memiliki pemain yang bisa mengubah hasil pertandingan. Tapi, apakah kapasitas itu cukup untuk membawa mereka menduduki takhta Benua Biru, hanya waktu yang dapat menjawabnya. (wbs)
()